Setelah berjalan 10 menit, kita mampir ke tempat mie ayam bakso.
"Kamu mau makan apa Mb? Mie ayam atau bakso? Biar saya yang pesan," ucap Mas Satria.
"Bakso saja mas," sahut ku
Mas Satria memesan makanan dan minuman untuk kita berdua.
Kita duduk di area luar agar leluasa melihat pemandangan pantai.
"Walaupun panas tapi suasana masih enak ya mb," kata Mas Satria.
"Iya Mas, pantai nya juga bersih, sedikit beda dari terakhir saya datang kesini," sahut ku.
Kita berbincang ringan, menceritakan hobi dan kampung halaman masing-masing.
Ternyata Mas Satria asli dari Surabaya.
Makanan dan minuman yang kita pesan sudah di antar ke meja , bau bakso nya yang segar dan sedap.
Aku tambahan sedikit sambal,cuka, dan kecap.
Aku cicipin dan rasanya luar biasa.. mantap, tidak mengecewakan.
Kalau Mas Satria memesan mie ayam, katanya itu makanan favoritnya.
"Tumben pesanan ku beda sama Mas Satria, heheheheh," lirih ku
Selesai makan Mas Satria menceritakan sedikit tentang Mas Yusuf.
"Ternyata Yusuf itu saudaranya Pak Mirza dan Mb Tiara itu anak dari temanya Pak Mirza."
"Louch.. kok Mas Tahu?" tanya ku.
"Tadi pas Mb ke toilet Yusuf dan Mb Tiara cerita begitu," jawab Mas Satria
"Kenapa waktu itu dia jadi ojek online ya mas? Padahal kan dia tinggal langsung kerja dengan Pak Mirza,"
"Itu kesepakatan Pak Mirza dan Yusuf. Sebelum Yusuf kerja di kantor Pak Mirza, beliau mau kalau Yusuf cari pengalaman kerja di lapangan, dari nol. Dan terakhir dia jadi ojek online, sebelumnya pernah di toko elektronik," jelas Mas Satria
"Ehm…. Begitu toh," sahut ku.
******
🍂Senja
Ternyata Mas Yusuf tidak seperti anak orang kaya pada umumnya, yang mengandal kan kekayaan orang tua atau keluarga nya. Tapi dia mau mencari pengalaman dari bawah, mungkin agar bisa lebih menghargai orang lain.
Salut dengan Mas Yusuf, tidak salah jika dia menjadi cinta pertamaku.
Makanan kita sudah habis, rasanya aku ingin pulang, tapi aku pikir-pikir ngapain pulang?? Toh di kos nanti aku sendiri, Sera pasti belum pulang, dan nanti malah hatiku semakin galau.
******
"Mb… kita kemana lagi abis ini? Tanya Mas Satria.
"Terserah Mas saja, tapi kita shalat Dzuhur dulu ya.. cari dekat sini saja." Jawab ku.
"Iya.. kita cari masjid ajah sambil jalan," lanjut Mas Satria.
Aku mengangguk yang artinya setuju.
Kita langsung ke parkiran motor dan keluar dari area pantai.
Beberapa meter setelah kita jalan, ada Masjid Putih, akhirnya kita mampir untuk melaksanakan shalat Dzuhur.
Setelah selesai aku langsung menuju ke parkiran motor.
Aku berjalan dan melihat Mas Satria sedang berbicara dengan seorang gadis penjual buah potong.
Gadis itu sekitar umur 10 tahun, dengan menggunakan gamis bunga-bunga warna biru yang agak lusuh dan jilbab hitam polos, tanpa alas kaki. aku lihat dia semangat sekali menawarkan dagangan nya kepada Mas Satria.
Aku menghampirinya mereka.
"Jualan apa De?" Tanyaku ke anak kecil tadi.
"Buah potong Tante.. beli ya.. murah kok.. satu bungkusnya 5ribu saja, seger-seger. Ada pepaya, semangka, dan melon." Jawab anak tersebut.
"Tante ini teman om… tadi om udah borong kan ya 5 bungkus, sekarang kamu semangat jualan lagi ya.. jangan lupa belajar," ungkap Mas Satria ke anak tersebut dengan lembut.
"Ohw.. iya om… tapi gak ada kembaliannya.. soalnya dari tadi belum ada yang beli." Sahut anak itu
"Gak usah buat Ade ajah, kan kamu butuh.. nanti di tabung ya… sama kalau ada lebihnya lagi buat beli sandal, kasihan kaki mu nanti kepanasan terus," balas Mas Satria.
Anak itu pun sangat senang dan berterima kasih
"Terima kasih banyak om.. semoga kita bisa jumpa lagi .. ohya om sama Tante cocok.. aku do'akan jodoh ya .. Aaminnnn," jelas anak kecil itu sambil meninggalkan kita untuk melanjutkan berjualan.
Mendengar kata-kata itu aku dan Mas Satria saling bertatap dan tersenyum.
"Kenapa dia bisa ngomong seperti itu ya???" Lirih ku dalam hati.
Kita melanjutkan perjalanan, Mas Satria mengajak ke KoTu.. alias Kota Tua. Dia masih ingin hunting lokasi untuk foto-foto, sekalian biar dia lihat Kota Tua, selama di Jakarta belum sama sekali sempat kesana.
******
🍂 Senja
Dalam perjalanan hatiku berkata, memikirkan kejadian tadi.
Aku sedih melihat anak se kecil itu sudah susah payah untuk mencari nafkah. Penampilan yang kurang layak, bahkan dia gak pakai sandal, padahal jalanan panas sekali. Ya Allah bersyukurnya aku… masih bisa hidup kecukupan dari kecil.
Semoga anak itu selalu di beri kesehatan dan dagangannya laris, cepat habis.
Penilaianku tehadap Mas Satria juga luar biasa. Laki-laki yang peduli dengan seorang anak kecil, tidak risih di dekati oleh dia yang penampilannya lusuh. Malah memberikan kembali uang yang separuh lebih dari harga yang dibayar kan untuk penjual cilik tadi.
******
🍂Kota Tua
Sampai di Kota Tua suasana lumayan masih sepi, karena masih siang.
Beberapa pengunjung asyik bersua foto, menyewa sepeda dan keliling kawasan ini, ada juga yang sedang memberi makan burung merpati yang sedang bergerombol dengan biji-bijian.
Terlihat juga pengamen yang sedang bernyanyi menunjukan bakatnya.
Cekrek… cekrek… cekrek…
Terdengar Mas Satria yang sedang mengambil foto.
"Keren ya… suasananya seperti tempo dulu, seakan aku masuk ke jaman Belanda, hehehehehe" ucap Mas Satria.
"Iya kan namanya juga Kota tua, jadi bangunan nya ,areanya di pertahankan sama seperti dulu, walaupun ada sedikit perubahan karena termakan usia, tapi kesan klasik nya masih ada." Jelas ku.
Kita berjalan dan Mas Satria minta untuk masuk ke dalam musium Fatahilah.
Baru pertama kali juga dia datang kesini.
Tak lupa dia langsung memainkan kameranya.
Dengan sabar aku mengikuti dia, yang kadang juga ada pertanyaan singkat tentang area Kota tua, karena aku sedikit tahu jadi aku jelas kan sebisaku.
Waktu sudah menunjukan pukul 15.00 tidak terasa kita keliling, ternyata sudah sore.
Terdengar bunyi ceprek..
Terasa susah kaki ku melangkah.. ternyata sandal ku putus!!
"Haduch Mas… sandal ku putus talinya satu yang kanan ini…" ungkap ku.
"Louch kok bisa… duch Mb Jalannya gimana? Aku gendong ajah apa? Sahut Mas Satria.
" Enggak usah ... nanti sementara aku ikat dulu sama tali yang satunya, sambil nanti kita jalan barang kali ketemu tukang sol sepatu," jelas ku.
"Ayou mb cari tukang sol sepatunya, gandeng tangan ku saja kalau susah jalannya, kalau gak ketemu juga nanti aku belikan sandal yang baru ajah Mb," bujuk Mas Satria.
"Iya Mas, gak usah beli yang baru, ini masih bisa kok di sol."
Aku tersenyum, malu sekali rasanya.
"Pakai acara lurus segala ini sandal kesayangan… haduch..!!!" Gumam ku.
******
🍂Senja
Hari ini benar-benar ya.. campur aduk, sedih ku masih sedikit ada, sandal pakai acara putus, malu, padahal sandal kesayangan... Mungkin karena dia sudah lelah menemaniku…
Sandal couple sama Sera lagi. Huummm!!!
Dan masa aku gandengan sama mas Satria, no… no.. no…
Pokoknya harus bisa jalan sendiri!!
******
Alhamdulillah ada tukang sol sepatu, segera kita menghampiri dan memperbaiki sandal ku.
"Ini habis kena air laut ya mb,? Tanya tukang sol sepatu itu.
"Iya om… emang ngaruh ya,? Balas ku.
" Iya… bahan sandal begini, harusnya jangan kena air, apalagi air laut, tapi gak papa ini sementara aku benerin bisa, tapi kalau mau awet jangan kena air lagi ya," Jelasnya.
"Siap om!" Sahut ku.
Mas Satria hanya tersenyum mendengar percakapan ku dengan tukang sol sepatu itu.
Sambil menunggu, kita cari tempat duduk.
"Maaf ya mb… gara-gara aku, sandal mb jadi putus," kata Mas Satria.
"Kok mas bilang gitu…. Gak papa mas.. kan udah takdir.. hehehehehe," sahut ku.
" Habis ini kita nonton yuks mb,?" Ajak Mas Satria lagi...
Aku diam untuk berfikir dengan jernih untuk menjawab antara iya dan tidak..
🍂Happy reading….
Gimana ya.. jawaban Senja??
Ikuti terus ya setiap episodenya…
Jangan lupa like, rate 5, add fav and comment ya..🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Ilham Rasya
jejak
2020-09-20
0
Lintang Lia Taufik
semangat
2020-09-09
0
Nay⚘
like
2020-09-06
0