Bab 16 Kesedihan Senja

Semakin dekat Mas Yusuf menghampiri kita berdua.

Aku melirik ke arah Mas Satria, dia pun melirik ke arah ku dan berbisik,

"Yusuf sama siapa itu ya?"

"Ehm.. gak kenal aku Mas," sahut ku lirih.

Mas Yusuf dan seorang wanita yang bersamanya langsung duduk bergabung dengan kita.

"Ohw... Kalian jalan kesini juga? Dari jam berapa?" ucap Mas Yusuf.

"Aku dan Mb Senja sekitar jam 7 sampai sini, kamu sama siapa ini?" balas Mas Satria.

"Ohw.. aku baru sampai. Kenalin ini Tiara, tunanganku alias calon Istri, hehehehehehe," jawab Mas Satria.

Sambil mengajak berjabat tangan wanita itu memperkenalkan diri.

Aku dan Mas Satria ikut mengenalkan diri masing-masing.

"Tiara Rissa Putri, panggil saja Tiara," ungkapnya.

🍂Senja

Tangan yang halus, wanita yang cantik, modis, dan menarik. Beda dengan ku yang apa adanya, tidak suka perawatan. Hatiku terpaku dan kecewa, baru aku bertemu dengan cinta pertama ku lagi setelah sekian tahun, satu kantor bareng pula, tapi dia sudah mempunyai calon istri. Mungkin memang belum jodohku, sekarang aku sudah tidak ada harapan lagi dengan Mas Yusuf. Rasanya ingin menetes kan air mata, tapi aku harus menahannya, karena takut mereka tahu dan aku bingung jika mereka tanya kenapa aku menangis, aku harus jawab apa? Aku hanya tersenyum untuk menutupi kesedihanku yang datang di saat aku liburan.

******

🍂Mas Satria dan Mas Yusuf

"Wuich.… Diam-diam kamu sudah tunangan? Kok gak cerita? Ya… aku di langkahin nih sama kamu," ungkap Mas Satria.

"Hehehehehehe. Iya.... Kita kenal setahun dan bulan kemarin tunangan, acaranya sederhana saja, cuman lingkup keluarga, do'ain ya.. lancar rencanaku dan Tiara menuju pelaminan tahun depan," jelas Mas Yusuf.

Aku, Mas Satria, Mb Tiara sama-sama mengucapkan

"Aamiin Ya Robbalalmiin"

"Lumayan singkat ya hubungan kalian, langsung serius….. wuih hebat. Ngomong-ngomong kamu kesini mau ngapain? Kemarin aku tanya katanya mau ada urusan, kalau tahu sama-sama ke pantai kan tadinya bareng aja berangkat nya." ungkap Mas Satria.

"Iya... Aku lagi hunting tempat sama Tiara, buat prewedding di pantai sini kayaknya cocok, gak usah jauh-jauh tapi biar terkesan romantis, hehehehe" jelas Mas Yusuf.

******

🍂 Senja

Percakapan mereka membuat ku berfikir, andai Tiara itu aku, pasti aku senang dan bahagia, sebentar lagi menikah dengan cinta pertamaku, tapi semua itu sirna. Impian ku dari semenjak SMA, berarti aku harus buka hatiku untuk yang lain, aku harus mencoba, dan harus bisa!

Aku melihat Mas Yusuf dan Tiara sangat cocok sekali, serasi.

Dalam hati ku berdo'a,

"Semoga mereka bahagia selalu dan lancar menuju pernikahannya."

Aku terima dengan ikhlas takdir ku.

Aku sudah tidak sanggup lagi menahan air mataku.

Aku pamit untuk ke toilet.

"Mas Satria, Mas Yusuf, Mb Tiara … aku ke toilet sebentar ya."

Jawab mereka kompak ..

"Iya mb."

Sedikit aku berlari kecil menuju toilet, aku sempatkan menoleh ke belakang, dan melihat mereka bertiga berbincang sambil tertawa kecil.

Sampai ke toilet aku masuk dan termenung di salah satu bilik, untung toiletnya sepi.

Aku puaskan untuk meluapkan emosiku, sedihku, dan rasa kecewaku.

"Ya.. Allah … Kenapa jodohku bukan Mas Yusuf? Laki-laki yang selalu aku nanti dan do'akan?,"

Air mata ku semakin tumpah keluar, menetes turun ke pipi kanan dan kiri ku.

Sudah lama aku tidak merasa kecewa, tapi kali ini sungguh luar biasa, di saat aku senang bertemu cinta pertama ku kemarin, tapi hari ini langsung di buat sedih. Memang Allah Maha membolak balikan hati, Maha segala-Nya.

Tapi aku harus positif thinking dan yakin bahwa Allah sudah mempersiapkan jodoh yang luar biasa untuk setiap hamba-Nya.

Aku teringat kata Ibu,

"Wanita yang baik, akan mendapatkan laki-laki yang baik, jodoh adalah cerminan kita."

Sudah puas aku mengelap wajah dan mata ku dengan tisu yang aku bawa di tas, aku keluar dari bilik toilet dan mencuci muka ku di wastafel. Aku keringkan wajah ku yang basah dengan tisu, aku menarik nafas, aku harus sabar, dan kuat. Aku sedikit membenarkan make up agar tidak terlihat jika habis menangis.

Aku rasa cukup, dan penampilanku sudah ok kembali.

Segera aku menuju meja dan bergabung dengan Mas Satria, Mas Yusuf,dan Mb Senja.

Pelan-pelan aku berjalan, menarik nafas, buang perlahan.

Sudah mendekati meja….

Dan teng….. teng…..teng….

Melihat Mas Yusuf duduk mesra dengan Mb Tiara, sambil bersandar kepala Mb Tiara di bahu Mas Yusuf, rasanya sedih ku semakin bertambah. Ini kah yang di namakan cemburu?

Ah.. ya sudahlah aku harus terima, toh mas Yusuf tidak tahu bagaimana perasaanku dengan dia semenjak SMA.

******

Aku bergabung lagi dan duduk di samping Mas Satria, depanku yang duduk Mb Tiara.

"Mb…. Kok matanya merah?" kata Mb Tiara melihat mataku.

"Ohw.. masa sih mb? Kelihatan merah ya? tadi pas jalan ke toilet aku kelilipan pasir yang terbawa angin, refleks aku langsung ucek-ucek, tapi tadi udah cuci muka, jadi udah mending, mungkin tinggal merah nya saja, gak papa kok." Jelas ku yang sebenarnya aku menutupi tangisan ku.

Tak menyangka Mb Tiara memperhatikanku, mungkin karena sama-sama wanita.

Aku melanjutkan meminum air kelapa yang masih tersisa.

"Sat…. Kamu sendiri sama Mb Senja kok bisa jalan bareng… ciek… ciek… ada something ya antara kalian?" Tanya Mas Yusuf

Aku langsung tersedak..

Uhukkk… gerrkkk.. uhukk…. Eheemmm..

"Hehehehe, kebetulan kos an kita dekat dan aku minta temenin Mb Senja ke pantai ini, kebetulan Mb Senja mau," jawab Mas Satria.

Aku pun menambahkan untuk menjawab,

"Iya Mas, kita tetangga kos, hehehehehehe"

"Kalian cocok louch..," ungkap Mb Tiara.

Aku dan Mas Satria saling pandang dan tersenyum.

Aku bingung, karena aku menganggap Mas Satria hanya teman dan aku juga tidak tahu bagaimana perasaan Mas Satria, apalgi kita baru kenal.

Tiba-tiba Mas Satria berkata,

"Kita masih teman kok, tapi untuk ke depan kita gak tahu, kayak kalian aja, prosesnya cepet sekali, hehehehehe."

"What???? Kenapa Mas Satria jawab seperti itu?? Apa maksudnya?? Serius atau bercanda?? Ah….. hari ini membingungkan!!!"

gumamku dalam hati sambil menghabiskan minuman ku.

Mas Yusuf dan Mb Tiara berpamitan untuk jalan berdua, hunting lokasi lagi untuk prewedding mereka.

Sebenarnya rasa hati sudah tidak mood lagi, ingin pulang. Tapi kalau aku minta pulang alasannya apa ke Mas Satria? Dan gak enak juga, melihat dia masih pengen disini.

"Ayou Mb.... Kita jalan lagi.. nyari angin sama nyari untuk di jadikan obyek foto," ajak Mas Satria.

"Ya Mas," jawab ku singkat.

Beberapa meter kita berjalan, aku melihat ada pasangan calon pengantin yang sedang berfoto prewedding.

Pak Satria asyik memotret sekitarnya lagi.

Cekrek… cekrek… cekrek...

"Pak.. kenapa gak bapak saja yang fotoin preweddingnya Mas Yusuf dan Mb Tiara?" Tanyaku.

"Ehm… belum PD mb, aku juga belum punya perlengkapan alat cetaknya, ini karena hobiku saja." Jawab Mas Satria.

Matahari sudah mulai tinggi, aku lihat jam tanganku, waktu sudah menunjukkan pukul 11.30.

"Ohw.. Pak sudah siang, panas juga. Ehm.. kita cari tempat untuk makan siang yuk, sambil istirahat." Ungkap ku.

"Mb capek ya .. panas ya… ayou cari tempat makan,"

Sahut Mas Satria.

🍂 Happy reading…

Jangan kupat like, vote, rate5 and comment ya….🤗

Selalu dukung karya ku. Agar semangat selalu👍

Terpopuler

Comments

Ilham Rasya

Ilham Rasya

hadir

2020-09-20

0

Lintang Lia Taufik

Lintang Lia Taufik

aku datang kak

2020-09-09

0

Yhu Nitha

Yhu Nitha

like disini ya

2020-09-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab I Prolog
2 Bab 2 Prank
3 Bab 3 Kenangan Senja
4 Bab 4 Ciuman Pertama Senja
5 Bab 5 Pak Satria
6 Bab 6 Perbincangan di Kafe
7 Bab 7 Kebersamaan Senja Dan Pak Satria
8 Bab 8 Dinner
9 Bab 9 Tentang Mimpi
10 Bab 10 Grup WA 'SK'
11 Bab 11 Do'a Ibu Untuk Senja
12 Bab 12 Terkejutnya Senja
13 Bab 13 Mas Yusuf
14 Bab 14 Jawaban Senja
15 Bab 15 Di Pantai
16 Bab 16 Kesedihan Senja
17 Bab 17 Di Kota Tua
18 Bab 18 Di Mall
19 Bab 19 Visualisasi
20 Bab 20 Kelucuan Senja
21 Bab 21 Soto Lamongan
22 Bab 22 Curhat
23 Bab 23 Makan Siang
24 Bab 24 Kecelakaan
25 Bab 25 Di Depan Kos
26 Bab 26 Mbok Mintel
27 Bab 27 Senja Yang Sakit
28 Bab 28 Klinik
29 Bab 29 Ruang Anggrek Nomer 2
30 Bab 30 Kejutan Di Pagi Hari
31 Bab 31 Boleh Pulang
32 Bab 32 Kamar Kos
33 Bab 33 Teman-teman Yang Baik
34 Bab 34 Berempat
35 Bab 35 Bahagia Itu Sederhana
36 Bab 36 Mbak Tiara
37 Bab 37 Kabar Duka
38 Bab 38 Kabar Pemakaman
39 Bab 39 Rumah Duka
40 Bab 40 Pemakaman
41 Bab 41 Opname Lagi
42 Bab 42 Pagi Yang Kocak
43 Bab 43 Ungkapan Hati
44 Bab 44 Perjalanan Pulang
45 Bab 45 Buket bunga dan Red Velvet Cake
46 Bab 46 Pesan Mbak Tiara Di Dalam Mimpi
47 Bab 47 Ada Apa Dengan Sera?
48 Bab 48 Butuh Piknik
49 Bab 49 Surprise!!!
50 Bab 50 Hadiah Untuk Senja
51 Bab 51 Rencana Liburan
52 Bab 52 Kabar Gembira
53 Bab 53 Senja dan Mas Satria
54 Bab 54 Ide Dari Mas Satria
55 Bab 55 Perubahan Destinasi liburan
56 Bab 56 Membeli Hadiah
57 Bab 57 Ucapan Yang Terlambat dari Ibu Senja
58 Bab 58 Kenapa Aku?
59 Bab 59 Terkejut!!
60 Bab 60 Persiapan
61 Bab 61 Begadang
62 Bab 62 Kesiangan
63 Bab 63 Persiapan OTW
64 Bab 64 Perjalanan ke Solo Part. 1
65 Bab 65 Perjalanan ke Solo Part. 2
66 Bab 66 Perjalanan ke Solo Part .3
67 Bab 67 Perjalanan ke Solo Part. 4
68 Bab 68 Sampai Di Solo
69 Bab 69 Pagi di Hotel
70 Bab 70 Perjalanan Ke Rumah Sera
71 Bab 71 Pujian Mas Satria untuk Senja
72 Bab 72 Acara Pertunangan Sera Part 1
73 Bab 73 Acara Pertunangan Sera Part 2
74 Bab 74 Jalan-jalan ke Pantai
75 Bab 75 Cerita Mas Satria
76 Bab 76 Alun-alun Solo
77 Bab 77 Kenangan
78 Bab 78 Wejangan Ajeng
79 Bab 79 Pagi Yang Hangat
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab I Prolog
2
Bab 2 Prank
3
Bab 3 Kenangan Senja
4
Bab 4 Ciuman Pertama Senja
5
Bab 5 Pak Satria
6
Bab 6 Perbincangan di Kafe
7
Bab 7 Kebersamaan Senja Dan Pak Satria
8
Bab 8 Dinner
9
Bab 9 Tentang Mimpi
10
Bab 10 Grup WA 'SK'
11
Bab 11 Do'a Ibu Untuk Senja
12
Bab 12 Terkejutnya Senja
13
Bab 13 Mas Yusuf
14
Bab 14 Jawaban Senja
15
Bab 15 Di Pantai
16
Bab 16 Kesedihan Senja
17
Bab 17 Di Kota Tua
18
Bab 18 Di Mall
19
Bab 19 Visualisasi
20
Bab 20 Kelucuan Senja
21
Bab 21 Soto Lamongan
22
Bab 22 Curhat
23
Bab 23 Makan Siang
24
Bab 24 Kecelakaan
25
Bab 25 Di Depan Kos
26
Bab 26 Mbok Mintel
27
Bab 27 Senja Yang Sakit
28
Bab 28 Klinik
29
Bab 29 Ruang Anggrek Nomer 2
30
Bab 30 Kejutan Di Pagi Hari
31
Bab 31 Boleh Pulang
32
Bab 32 Kamar Kos
33
Bab 33 Teman-teman Yang Baik
34
Bab 34 Berempat
35
Bab 35 Bahagia Itu Sederhana
36
Bab 36 Mbak Tiara
37
Bab 37 Kabar Duka
38
Bab 38 Kabar Pemakaman
39
Bab 39 Rumah Duka
40
Bab 40 Pemakaman
41
Bab 41 Opname Lagi
42
Bab 42 Pagi Yang Kocak
43
Bab 43 Ungkapan Hati
44
Bab 44 Perjalanan Pulang
45
Bab 45 Buket bunga dan Red Velvet Cake
46
Bab 46 Pesan Mbak Tiara Di Dalam Mimpi
47
Bab 47 Ada Apa Dengan Sera?
48
Bab 48 Butuh Piknik
49
Bab 49 Surprise!!!
50
Bab 50 Hadiah Untuk Senja
51
Bab 51 Rencana Liburan
52
Bab 52 Kabar Gembira
53
Bab 53 Senja dan Mas Satria
54
Bab 54 Ide Dari Mas Satria
55
Bab 55 Perubahan Destinasi liburan
56
Bab 56 Membeli Hadiah
57
Bab 57 Ucapan Yang Terlambat dari Ibu Senja
58
Bab 58 Kenapa Aku?
59
Bab 59 Terkejut!!
60
Bab 60 Persiapan
61
Bab 61 Begadang
62
Bab 62 Kesiangan
63
Bab 63 Persiapan OTW
64
Bab 64 Perjalanan ke Solo Part. 1
65
Bab 65 Perjalanan ke Solo Part. 2
66
Bab 66 Perjalanan ke Solo Part .3
67
Bab 67 Perjalanan ke Solo Part. 4
68
Bab 68 Sampai Di Solo
69
Bab 69 Pagi di Hotel
70
Bab 70 Perjalanan Ke Rumah Sera
71
Bab 71 Pujian Mas Satria untuk Senja
72
Bab 72 Acara Pertunangan Sera Part 1
73
Bab 73 Acara Pertunangan Sera Part 2
74
Bab 74 Jalan-jalan ke Pantai
75
Bab 75 Cerita Mas Satria
76
Bab 76 Alun-alun Solo
77
Bab 77 Kenangan
78
Bab 78 Wejangan Ajeng
79
Bab 79 Pagi Yang Hangat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!