Semakin dekat Mas Yusuf menghampiri kita berdua.
Aku melirik ke arah Mas Satria, dia pun melirik ke arah ku dan berbisik,
"Yusuf sama siapa itu ya?"
"Ehm.. gak kenal aku Mas," sahut ku lirih.
Mas Yusuf dan seorang wanita yang bersamanya langsung duduk bergabung dengan kita.
"Ohw... Kalian jalan kesini juga? Dari jam berapa?" ucap Mas Yusuf.
"Aku dan Mb Senja sekitar jam 7 sampai sini, kamu sama siapa ini?" balas Mas Satria.
"Ohw.. aku baru sampai. Kenalin ini Tiara, tunanganku alias calon Istri, hehehehehehe," jawab Mas Satria.
Sambil mengajak berjabat tangan wanita itu memperkenalkan diri.
Aku dan Mas Satria ikut mengenalkan diri masing-masing.
"Tiara Rissa Putri, panggil saja Tiara," ungkapnya.
🍂Senja
Tangan yang halus, wanita yang cantik, modis, dan menarik. Beda dengan ku yang apa adanya, tidak suka perawatan. Hatiku terpaku dan kecewa, baru aku bertemu dengan cinta pertama ku lagi setelah sekian tahun, satu kantor bareng pula, tapi dia sudah mempunyai calon istri. Mungkin memang belum jodohku, sekarang aku sudah tidak ada harapan lagi dengan Mas Yusuf. Rasanya ingin menetes kan air mata, tapi aku harus menahannya, karena takut mereka tahu dan aku bingung jika mereka tanya kenapa aku menangis, aku harus jawab apa? Aku hanya tersenyum untuk menutupi kesedihanku yang datang di saat aku liburan.
******
🍂Mas Satria dan Mas Yusuf
"Wuich.… Diam-diam kamu sudah tunangan? Kok gak cerita? Ya… aku di langkahin nih sama kamu," ungkap Mas Satria.
"Hehehehehehe. Iya.... Kita kenal setahun dan bulan kemarin tunangan, acaranya sederhana saja, cuman lingkup keluarga, do'ain ya.. lancar rencanaku dan Tiara menuju pelaminan tahun depan," jelas Mas Yusuf.
Aku, Mas Satria, Mb Tiara sama-sama mengucapkan
"Aamiin Ya Robbalalmiin"
"Lumayan singkat ya hubungan kalian, langsung serius….. wuih hebat. Ngomong-ngomong kamu kesini mau ngapain? Kemarin aku tanya katanya mau ada urusan, kalau tahu sama-sama ke pantai kan tadinya bareng aja berangkat nya." ungkap Mas Satria.
"Iya... Aku lagi hunting tempat sama Tiara, buat prewedding di pantai sini kayaknya cocok, gak usah jauh-jauh tapi biar terkesan romantis, hehehehe" jelas Mas Yusuf.
******
🍂 Senja
Percakapan mereka membuat ku berfikir, andai Tiara itu aku, pasti aku senang dan bahagia, sebentar lagi menikah dengan cinta pertamaku, tapi semua itu sirna. Impian ku dari semenjak SMA, berarti aku harus buka hatiku untuk yang lain, aku harus mencoba, dan harus bisa!
Aku melihat Mas Yusuf dan Tiara sangat cocok sekali, serasi.
Dalam hati ku berdo'a,
"Semoga mereka bahagia selalu dan lancar menuju pernikahannya."
Aku terima dengan ikhlas takdir ku.
Aku sudah tidak sanggup lagi menahan air mataku.
Aku pamit untuk ke toilet.
"Mas Satria, Mas Yusuf, Mb Tiara … aku ke toilet sebentar ya."
Jawab mereka kompak ..
"Iya mb."
Sedikit aku berlari kecil menuju toilet, aku sempatkan menoleh ke belakang, dan melihat mereka bertiga berbincang sambil tertawa kecil.
Sampai ke toilet aku masuk dan termenung di salah satu bilik, untung toiletnya sepi.
Aku puaskan untuk meluapkan emosiku, sedihku, dan rasa kecewaku.
"Ya.. Allah … Kenapa jodohku bukan Mas Yusuf? Laki-laki yang selalu aku nanti dan do'akan?,"
Air mata ku semakin tumpah keluar, menetes turun ke pipi kanan dan kiri ku.
Sudah lama aku tidak merasa kecewa, tapi kali ini sungguh luar biasa, di saat aku senang bertemu cinta pertama ku kemarin, tapi hari ini langsung di buat sedih. Memang Allah Maha membolak balikan hati, Maha segala-Nya.
Tapi aku harus positif thinking dan yakin bahwa Allah sudah mempersiapkan jodoh yang luar biasa untuk setiap hamba-Nya.
Aku teringat kata Ibu,
"Wanita yang baik, akan mendapatkan laki-laki yang baik, jodoh adalah cerminan kita."
Sudah puas aku mengelap wajah dan mata ku dengan tisu yang aku bawa di tas, aku keluar dari bilik toilet dan mencuci muka ku di wastafel. Aku keringkan wajah ku yang basah dengan tisu, aku menarik nafas, aku harus sabar, dan kuat. Aku sedikit membenarkan make up agar tidak terlihat jika habis menangis.
Aku rasa cukup, dan penampilanku sudah ok kembali.
Segera aku menuju meja dan bergabung dengan Mas Satria, Mas Yusuf,dan Mb Senja.
Pelan-pelan aku berjalan, menarik nafas, buang perlahan.
Sudah mendekati meja….
Dan teng….. teng…..teng….
Melihat Mas Yusuf duduk mesra dengan Mb Tiara, sambil bersandar kepala Mb Tiara di bahu Mas Yusuf, rasanya sedih ku semakin bertambah. Ini kah yang di namakan cemburu?
Ah.. ya sudahlah aku harus terima, toh mas Yusuf tidak tahu bagaimana perasaanku dengan dia semenjak SMA.
******
Aku bergabung lagi dan duduk di samping Mas Satria, depanku yang duduk Mb Tiara.
"Mb…. Kok matanya merah?" kata Mb Tiara melihat mataku.
"Ohw.. masa sih mb? Kelihatan merah ya? tadi pas jalan ke toilet aku kelilipan pasir yang terbawa angin, refleks aku langsung ucek-ucek, tapi tadi udah cuci muka, jadi udah mending, mungkin tinggal merah nya saja, gak papa kok." Jelas ku yang sebenarnya aku menutupi tangisan ku.
Tak menyangka Mb Tiara memperhatikanku, mungkin karena sama-sama wanita.
Aku melanjutkan meminum air kelapa yang masih tersisa.
"Sat…. Kamu sendiri sama Mb Senja kok bisa jalan bareng… ciek… ciek… ada something ya antara kalian?" Tanya Mas Yusuf
Aku langsung tersedak..
Uhukkk… gerrkkk.. uhukk…. Eheemmm..
"Hehehehe, kebetulan kos an kita dekat dan aku minta temenin Mb Senja ke pantai ini, kebetulan Mb Senja mau," jawab Mas Satria.
Aku pun menambahkan untuk menjawab,
"Iya Mas, kita tetangga kos, hehehehehehe"
"Kalian cocok louch..," ungkap Mb Tiara.
Aku dan Mas Satria saling pandang dan tersenyum.
Aku bingung, karena aku menganggap Mas Satria hanya teman dan aku juga tidak tahu bagaimana perasaan Mas Satria, apalgi kita baru kenal.
Tiba-tiba Mas Satria berkata,
"Kita masih teman kok, tapi untuk ke depan kita gak tahu, kayak kalian aja, prosesnya cepet sekali, hehehehehe."
"What???? Kenapa Mas Satria jawab seperti itu?? Apa maksudnya?? Serius atau bercanda?? Ah….. hari ini membingungkan!!!"
gumamku dalam hati sambil menghabiskan minuman ku.
Mas Yusuf dan Mb Tiara berpamitan untuk jalan berdua, hunting lokasi lagi untuk prewedding mereka.
Sebenarnya rasa hati sudah tidak mood lagi, ingin pulang. Tapi kalau aku minta pulang alasannya apa ke Mas Satria? Dan gak enak juga, melihat dia masih pengen disini.
"Ayou Mb.... Kita jalan lagi.. nyari angin sama nyari untuk di jadikan obyek foto," ajak Mas Satria.
"Ya Mas," jawab ku singkat.
Beberapa meter kita berjalan, aku melihat ada pasangan calon pengantin yang sedang berfoto prewedding.
Pak Satria asyik memotret sekitarnya lagi.
Cekrek… cekrek… cekrek...
"Pak.. kenapa gak bapak saja yang fotoin preweddingnya Mas Yusuf dan Mb Tiara?" Tanyaku.
"Ehm… belum PD mb, aku juga belum punya perlengkapan alat cetaknya, ini karena hobiku saja." Jawab Mas Satria.
Matahari sudah mulai tinggi, aku lihat jam tanganku, waktu sudah menunjukkan pukul 11.30.
"Ohw.. Pak sudah siang, panas juga. Ehm.. kita cari tempat untuk makan siang yuk, sambil istirahat." Ungkap ku.
"Mb capek ya .. panas ya… ayou cari tempat makan,"
Sahut Mas Satria.
🍂 Happy reading…
Jangan kupat like, vote, rate5 and comment ya….🤗
Selalu dukung karya ku. Agar semangat selalu👍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Ilham Rasya
hadir
2020-09-20
0
Lintang Lia Taufik
aku datang kak
2020-09-09
0
Yhu Nitha
like disini ya
2020-09-05
0