"Kalian sudah datang," kata Tyson saat melihat Alena dan yang lainnya berjalan menghampirinya.
"Tyson, apa keluarga Alan ada hubungannya dengan pembantaian itu?" tanta Alena dengan segera.
"Apa kamu mengetahui sesuatu? Itu yang baru saja ingin aku bahas dengan kalian" jawab Tyson.
"Ikut aku," pintanya pada mereka dan segera menuju kearah pintu rahasia yang sebelumnya telah dia datangi bersama Dion.
Tyson membawa mereka kearah papan yang masih tertutup oleh kain putih, kini saat mereka semua telah berada didepan papan itu Tyson mulai menyingkap papan yang berisikan gambar foto yang penuh dengan coretan.
"Lihat, secara garis besar nenek moyang keluarga Darian adalah otak dibalik pembantaian itu yang diketuai oleh David dan terbukti dengan adanya Javir yang menjadi bentuk kutukan dari Alena," jelasnya dengan menunjuk deretan foto yang dihubungkan oleh garis.
"Mereka yang terlibat dipembantaian itu dulu masih lah satu keluarga, hanya Jarvis dan keluarganya yang bukan bagian dari keluarga, mereka hanya mengikuti perintah sebab itu bagian dari balas budi yang harus mereka bayar," sambung Tyson.
Alena tidak mengerti dengan ucaoan Tyson mengenai keluarga kekasihnya itu. "Maksudmu?" tanya Alena.
"Manusia itu menolong adik Jarvis yang saat itu sakit keras itu sebabnya Jarvis dan keluarganya mau melakukan perintah mereka," jawab Eron.
"Kamu juga tau itu, Eron?" tanya Alena tak percaya.
Eron hanya diam saat melihat reaksi Alena dia tidak berani menjawab walau hanya sekedar anggukan kepala.
"Jadi, apa yang selama ini aku ketahui tentang Jarvis? Apa aku hanya mengetahui bahwa dia mencintaku? Bahkan kalian juga merahasiakan hal apapun itu dariku. Apa lagi yang belum aku ketahui tentang dia, apa masih banyak rahasia tentang Jarvis yang kalian sembunyikan?" pekiknya dengan amarah yang dia tahan.
"Tenang dulu, Alena. Maaf kita merahasiakan itu karena Jarvis yang memintanya," ucap Tyson.
"Tenangkan dirimu, saat ini kita bahas masalah yang ada didepan kita, perlahan semua akan terbongar begitu juga hal yang ingin kamu ketahui tentang Jarvis," sahut Eron.
Alena berusahan menenangkan dirinya meski tengah menahan kesal pada kedua vampir didepannya itu.
"Kita lanjut ke topik," ucapnya dengan mulai menunjuk satu persatu foto itu.
"David adalah anak pertama dari empat bersaudara, dan salah satu adiknya adalah perempuan yang tewas ditangan Alena saat hamil," ucap Tyson yang membuat Alena terkejut bukan main.
"Jadi, dia … Wanita itu-"
"Iya, dia adik bungsu David, tapi dia sama sekali tidak mengetahui tindakan ketiga kakaknya," sahut Tyson memotong ucapan Alena. Tyson kembali menunjuk papan itu dan kembali menjelaskan.
"Dan garis keturunan dari salah satu adiknya adalah keluarga Matteo, Arsalan Matteo dia adalah keturunan ketuju dari Clovis yang merupakam anak ketiga dari orangtua David. Sedangkan keturunan dari Oskar belum kita ketahui, jika kita berhasil mengetahui garis keturunan Oskar, maka kemungkinan besar kita juga akan tahu siapa penyihir yang melindungi mereka selama ini, karena Oskar lah yang paling dekat dengan penyihir itu,"
"Tunggu! Lalu apa hubungannya dengan ku, kenapa aku juga harus tau itu?" tanya Janu yang sejak tadi diam memperhatikan penjelasan Tyson.
Tyson tersenyum dengan manis, kemudian berjalan mendekati Janu dan menepuk pundaknya.
"Bibi Lina memberimu ramuan gingseng emas itu bukan tanpa Alasan, dia sengaja menghadirkanmu dikehidupan Alena untuk mencegahnya balas dendam bukan?" tanya Tyson.
"Bagaimana kamu tau?" balas Janu.
"Jelas aku mengetahuinya karena niat itu sangat terlihat jelas, namun setelah kamu mengetahui seberapa kejam mereka dan setelah keluargamu diperbudak oleh keluarga Matteo, apa kamu masih mau mencegah Alena untuk balas dendam," tutur Tyson.
"Pikirkan baik-baik, kita membutuhkanmu Janu," sambung Tyson.
"Jangan libatkan Janu Tyson, dia hanya seorang manusia" sahut Alena tak terima.
"Dia bukan manusia biasa setelah meminum ramuan gingseng emas. Dia bisa mendeteksi keberadaan vampir disekitanya dan juga aroma darahnya tidak akan tercium oleh vampir biasa," jelasnya.
"Baik, aku akan ikut dengan rencana kalian, sebagai balasan atas apa yang telah Matteo lalukan pada ayahku." Janu menyahut dengan sorot mata yang terlihat memiliki dendam didalamnya.
"Bagus," ucap Tyson.
"Lalu, bagaimana denganku, Bos." Dion menyahut kala dirinya merasa terabaikan.
"Kamu memamg sudah tidak ada pilihan selain bergabung dengan rencana kita, Dion." jawabmya kesal.
"Baiklah, memang sepertinya sudah garis takdirku harus mengikuti vampir menyebalkan seperti kalian," celetuknya.
"Apa kamu mau mati, Dion Nalendra" balasnya dengan memperlihatkan taring dan mata birunya.
"A-ahhaha, tidak tidak maaf kan aku, Nona Alena." Dion tertawa kaku sebab takut dengan perubahan Alena yang menyeramkan.
"Haishh, mereka ini selalu saja seperti ini," gumam Eron.
"Oh ya Bos, kami tadi sempat melihat Alan ditempat parkir, tetapi waktu saya akan memergokinya tiba tiba dia menghilang begitu saja" ungkap Dion.
"Benar, dan aku rasa dia menggunakan sihir untuk menghilang, karena jelas jelas tadi kita semua melihatnya," sambung Alena.
"Alan? Untuk apa dia kemari?" tanya Tyson.
"Entahlah, tapi ini cukup mencurigakan" jawab Eron.
"Sepertinya Matteo masih tidak rela jika anda membantu perusahaan Elgar, Bos" imbuh Dion.
"Jika memang itu alasannya aku tidak masalah jika mereka menganggu karena itu hal yang mudah untuk dibereskan. Tapi yang aku takutkan jika mereka sebenarnya telah mengetahui identitas kita," jelas Tysin yang sedikit cemas.
Setelah mendengar ucapan Tyson kini mereka semua memiliki kekhawatiran yang sama, terlihat jelas dari raut wajah mereka yang saling melempar pandangan dengan rasa cemas dalam diri masing masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments