CHAPTER 7

Sejak berita penemuan mayat itu menyebar, banyak warga yang mulai menerka-nerka kejadian aneh itu, pasalnya pembunuhan dengan tidak ditemukannya bekas darah di sekitar lokasi memang sangat aneh mengingat salah satu korban mempunyai luka yang diakibatkan oleh benda tajam.

Sudah satu bulan lebih berita itu muncul namun masih menjadi berita teratas untuk dibicarakan, dan kini mulai muncul kecurigaan masyarakat tentang makhluk penghisap darah.

“Sial sial sial sial” Tyson terus menggeram frustrasi sejak memasuki rumah Alena.

“Karema ulahmu kini semua orang mulai curiga dengan adanya makhluk penghisap darah” ucap Tyson marah.

“Maaf, aku tidak menduka bahwa akan seperti ini.” Jawab Alena.

“Selain itu makhluk penghisap darah tidak hanya dari kaum kita saja, kan?” sambungnya.

“Lalu apa lagi selain vampire?” tanya Tyson.

“Nyamuk” jawab Alena.

“Coba jelaskan, sebesar apa nyamuk itu sampai bisa menghisap habis darah manusia. Memangnya kamu pernah mendengar berita manusia mati kehabisan darah karena digigit nyamuk?” Tanya Tyson dengan kesal.

“Tidak” jawab Alena dengan santai.

Tyson menghela nafasnya dan menyandarkan punggungnya di sofa ruang tamu rumah Alena. Otaknya masih terus berfikir bagaimama caranya agar masyatakat berhenti membahas tentang penemuan mayat tersebut.

Saat tengah dilanda kebingungan tiba tiba dia mendengar ponsel Alena berbunyi. Sang pemilik ponsel yang memang berada di sampingnya segera mengambil dan membukanya.

“Tyson, teman-temanku mengajakku ke lokasi tempat kejadian sekarang, boleh aku pergi” izinnya setelah melihat isi pesan diponselnya.

“Untuk apa kalian kesana?” tanya Tyson.

“Entahlah, aku juga tidak tahu” jawab Alena.

“Pergilah agar temanmu tidak curiga. Tapi ingat jangan bertindak bodoh lagi," pesannya.

Alena mengangguk lalu dia pergi ke kamarnya untuk mengambil jaket, suasana sedang terik meski hari sudah sore Alena harus tetap menjaga dirinya dari sinar matahari, karena meski telah memakai kalung pertahanan Alena terhadap matahari terbilang paling lemah diantara vampir lain.

...***...

 

Garis polisi masih terpasang di tempat kejadian bahkan bau busuk mayat masih tercium samar samar, di sana ada beberapa polisi yang masih bertugas menjaga tempat itu.

Saat Alena, Janu, Haidar dan Mala berusaha untuk lebih dekat dengan tempat kejadian ada seorang polisi yang menghadang mereka.

“Maaf, kalian tidak boleh kesana” ujarnya.

“Kenapa pak? kita cuma mau lihat lebih jelas saja” sahut Haidar.

“Ini bukan taman bermain yang bisa kalian jadikan tempat untuk senang-senang, di sana terdapat bukti yang masih harus kami dapatkan, jika kalian seenaknya masuk apa kalian mau tanggung jawab kalau ada bukti yang terlewatkan” jelas polisi itu.

“Sudah kita lihat dari sini aja, lagian kita juga tidak membantu yang ada malah merepotkan” sahut Mala.

Akhirnya mereka hanya melihat dari luar garis polisi, dan tentunya tidak hanya ada mereka yang melihat masih ada beberapa warga yang datang karena penasaran.

Saat suasana sedang tenang dan mereka fokus melihat apa yang para polisi itu lakukan, Alena dikejutkan dengan adanya aroma vampir lain disekitarnya, aroma vampir yang belum pernah dia cium sebelumnya.

Alena berusaha mencari dimana keberadaan vampir itu dengan melihat kesegala arah. Namun sayang sebelum Alena menemukan keberadaannya aroma vampir itu memghilang tidak lagi masuk ke indra penciumannya.

Siapa dia? Vampir baru atau dia datang dari daerah lain?. Batinnya.

Saat tengah bergelud dengan pikirammya sendiri Alena dikejutkan dengan suara pria yang tak asing lagi baginya.

“Permisi,” sapa pria itu pada salah satu polisi disana.

Alena segera menoleh dan mendapati Dion tengah berbincang dengan polisi yang berjaga di dekat garis.

“Ada yang bisa kami bantu” tanya polisi itu.

“Saya Dion Nalendra dari Alenxia grub,” ucapnya dengan menunjukkan kartu identitasnya.

“Atasan saya memerintahkan saya untuk melihat lokasi kejadian karena salah satu mayat tersebut ternyata adalah anak buah karyawan di perusahaan kami, dan sebelum pembunuhan dia bertemu dengan karyawan kami dan membawa file penting milik perusahaan, jadi saya datang untuk mencari file itu,” jelasnya.

"Apa bapak ada bukti, kalau korban bertemu dengan salah satu karyawan anda?" tanya polisi.

"Ada" jawab Dion.

Segera Dion menyuruh salah satu anak buahnya untuk mengeluarkan sebuah tablet didalam tasnya.

"Disini ada bukti rekaman cctv yang menunjukkan korban sebelumnya bertemu secara diam diam dengan salah satu karyawan kami yang ternyata berkhianat pada perusahaan" jelas dion dengan menunjukkan rekaman itu pada polisi.

“Baik silahkan, beberapa rekan saya akan membantu anda” balas polisi itu.

Dion tersenyum ramah lalu melangkah menuju lebih dekat dengan lokasi.

Alena yang melihat Dion merasa aneh dengan tindakannya, dia tidak bisa bertanya ataupun memulai percakapan dengan Dion karena disana masih ada teman temannya.

Selang beberapa menit Dion kembali dengan ekspresi kemenangannya. Wajahnya nampak bahagia meski ditutupi dengan ekspresi datarnya.

“Apa anda menemukan file yang anda cari?” tanya polisi tersebut.

“Tidak, sepertinya file itu telah beralih tangan” jawabnya.

“Kalau begitu terima kasih atas kerja samanya. Saya permisi,” ucap Dion dengan mengulurkan tangannya.

Lalu dia berbalik menghadap Alena, dan memberi salam dengan sedikit membungkuk.

Aish, kelinci ini benar benar cari mati.  Batin Alena.

Dion hanya tersenyum senang saat mendapati wajah Alena yang terlihat kesal.

Setelah kepergian Dion, Haidar pun mengajak teman temannya untuk pulang.

“Sepertinya kita juga harus pulang, ayo” ajaknya.

“Kalian pergilah, aku masih harus kesuatu tempat”  ucap Alena.

“Sendiri?” tanya Janu, dan Alena mengangguk menjawabnya.

“Ya sudah kamu hati hati ya, Alena” sambung Mala.

“Tentu” jawab Alena.

Melihat teman temannya yang sudah pergi Alena segara mencari tempat sepi untuk melakukan teleportasi.

Dia melakukan teleportasi dan berhenti tepat di depan mobil yang ditumpangi Dion.

Melihat keberadaan Alena yang tiba-tiba ada di depan, sang sopir yang merupakan anak buah Dion segera menginjak rem yang mengakibatkan mereka semua terhuyung kedepan.

“Apa kamu gila, kamu mau membuat kita semua celaka” teriak Dion.

“Maaf tuan, tapi di depan ada nona Alena” jawab sang sopir.

“Astaga vampir ini, untung saja ini tempat sepi” kesal Dion.

Dion turun dari mobil lalu menghampiri Alena yang masih berdiri di depan sana.

“Nona, kenapa kamu berada di sini? Kamu baru saja hampir membuat kita celaka” kata Dion.

“Katakan, apa yang Tyson rencanakan” ucap Alena.

“Maaf Nona, apa yang anda bicarakan?” elak Dion.

“Jangan berbohong Dion, saya bahkan bisa membaca pikiran kamu” terangnya.

Dion nampak terkejut dan gugup, sspertinya dia lupa dia tidak sedang berhadapan dengan manusia.

“Bilang pada Tyson, jika mau menaruh asap halusinasi cari alasan yang lebih masuk akal. Dengan kalian beralasan mencari file yang dibawa korban itu bisa menjadikan Alenxia sebagai tersangka” sambungnya.

“Maaf Nona, akan saya sampaikan pada, Bos Tyson” balas Dion.

"Dan satu lagi, berpura-puralah tidak mengenalku saat ada teman temanku, mengerti" ucap Alena.

"Iya, Nona" jawab Dion.

“Pergilah” perintahnya.

Dion mengangguk lalu memasuki mobil dan pergi untuk kembali ke perusahaan.

...***...

“Lihat, kasus kemarin ditutup karena tersangka melakukan bunuh diri dirumahnya” ucap mala dengan menunjukkan lembaran koran yang dibawanya.

“Padahal kasus ini terbilang aneh, tapi kenapa kepolisian menutup kasus ini dengan mudah” sahut Janu.

"Benar, motif pembunuhan bahkan belum diketahui" sambung Mala.

“Sudah lah, kita tidak perlu memikirkan hal yang bukan ranah kita, tidak perlu repot repot ikut campur dalam pekerjaan orang dewasa” kata haidar.

“Ayo kekantin, aku sudah lapar,” ajak Alena yang berniat mengalihkan pembicaraan.

"Nah, ini dia yang harus kita pikirkan, mengisi perut yang tengah lapar," celetuk Haidar dengan semangat.

Tanpa menaruh curiga akhirnya mereka bertiga sepakat dengan ajakan Alena.

Tyson sangat pandai memanipulasi, sepertinya aku harus berterima kasih untuk yang kesekian kalinya. Batin Alena dengan senyum kemenangannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!