"Bos." Dion melangkah mendekati Tyson yang sedang sibuk dengan komputer didepannya.
"Bagaimana?" tanya Tyson dengan menghentikan kegiatannya didepan komputer.
"Selesai dengan baik," jawab Dion.
"Bagus, sekarang Elgar tidak perlu lagi berhadapan dengan tikus seperti Matteo," ucapnya bangga.
"Tapi Bos, ada satu informasi yang saya dapat tentang Matteo," sahutnya
"Apa itu?" tanya Tyson penasaran.
"Matteo dan Darian ternyata telah saling mengenal sejak dulu, bahkan silsilah keluarga mereka juga masih memiliki hubungan jauh," ungkap Dion.
Tyson mengernyitkan dahinya. "Silsilah keluarga yang masih berhubungan? Apakah keluarga Matteo juga terlibat dengan pembantaian itu?" gumam Tyson.
Tyson beranjak dari duduknya kemudian berjalan kearah sebuah pintu yang warnanya menyatu dengan dinding. Tangannya terulur membuka pintu itu dengan menekan tombol rahasia yang terletak di sisi kanan vas bunga.
Dion yang melihat Tyson memasuki ruangan itu segera dia mengikuti dari belakang, tak lama kemudian pintu itu kembali tertutup. Ruangan yang tak begitu luas dengan cat tembok berwarna gelap dan pencahayaan yang minim menambah kesan misterius didalamnya, buku dengan jumlah yang tak sedikit juga tertata rapi di ujung ruangan itu.
Tyson berjalan menuju satu satunya meja yang ada di dalam ruangan, disampingnya terdapat papan berukuran sedang yang tertutup oleh kain putih, tangan Tyson terulur untuk menyingkap kain itu dan terlihatlah beberapa foto yang tertempel dengan banyak coretan disana.
Tyson memandangi satu persatu wajah orang yang berada difoto itu dengan serius.
"Sepertinya ini cukup rumit dari yang aku bayangkan, kita masih kekurangan informasi tentang mereka," gumamnya.
Tyson kembali menutupkan kain pada papan dan beralih menatap Dion yang berdiri dibelakangnya.
"Jemput Alena dan juga Janu pulang sekolah nanti, kita harus menggali silsilah keluarga mereka lebih dalam agar mengetahui siapa saja yang terlibat dengan pembantaian itu," perintahnya.
"Tapi … Kenapa Janu juga?" tanya Dion.
"Dia bukan lagi manusia biasa setelah meminum ramuan gingseng emas, aku yakin bibi Lina sengaja memberimya ramuan itu untuk bisa berada didekat Alena. Artinya bibi Lina sengaja mendatangkan Janu dikehidupan Alena saat ini. Jadi, kurasa Janu bisa membantu kita," jelas Tyson
"Baiklah, aku akan menjemput mereka sekarang," kata Dion.
"Kenapa sekarang? Aku bilang jemput mereka nanti pulang sekolah," sahut Tyson.
"Bos, coba periksa jam tangan anda, saya rasa jam tangan Bos mati," pinta Dion dan Tyson segera melihat jam yang ada di tangannya.
"Sekarang sudah jam pulang sekolah," sambung Dion dengan mengangkat tangannya yang terdapat jam tangan disana.
"Saya permisi, Bos," pamitnya tersenyum kearah Tyson dengan menunjukkan dedetan giginya yang terkesan meledek.
"Sial," gerutunya malu saat Dion sudah keluar dari ruangan.
...***...
Dion melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang dijalan raya, matanya terus fokus pada keadaan jalan didepannya yang tidak terlalu ramai. Sampai akhirnya Dion dikejutkan dengan seseorang yang tiba tiba berhenti dan berdiri didepan mobilnya.
"Astaga," ucapnya dengan segera menginjak rem mobil agar tidak menabrak orang didepannya.
Dion masih berusaha menertalkan nafasnya, dan baru menyadari ternyata yang berada didepannya adalah Eron. Dengan kesal Dion turun dari mobil dan menghampiri Eron.
"Saya tau kamu punya kemampuan teleportasi, tapi bisa tidak jangan muncul tiba tiba apalagi ini di jalan raya bahaya bisa terjadi kecelakaan. Lagian ini juga tempat umum jika dilihat orang apa yang akan orang- orang katakan tentang kamu yang tiba tiba muncul," omelnya dengan kesal.
Eron hanya menatapnya datar tanpa mengelurkan satu katapun, kemudian dia berjalan memasuki mobil.
"Kenapa aku harus berurusan dengan vampir menyebalkan seperti mereka," gumam Dion, lalu kembali masuk kemobil.
"Apa kamu akan ikut denganku kesekolah?" tanya Dion setelah selesai mengenakan kembali sabuk pengaman.
"Kamu sudah melihat ku berada dimobil, itu artinya aku akan ikut" jawabnya ketus.
Dion mendengus kesal, tanpa banyak bicara dia segera melajukan mobilnya kembali.
Gerbang sekolah ramai dengan murid yang akan meninggalkan sekolah. Eron masih terus memfokuskan pandangannya pada gerbang tersebut guna mencari Alena, sedangkan Dion dia lebih memilih untuk tetap berada didalam mobil.
"Alena," teriak Eron saat melihat Alena keluar dari gerbang bersama dengan Janu.
Alena dan Janu yang melihat kehadiran Eron disebrang jalan memilih untuk menghampirinya.
"Sedang apa kamu disini, Eron?" tanya Alena.
"Menjemput kalian," jawabnya senang.
"Untuk apa?" sahut Janu.
Eron mengendiklan bahunya kemudian sedikit bergeser dari tempatnya, disana terlihat Dion yang baru saja menurunkan kaca mobil.
"Bos Tyson, yang memintaku untuk menjemput kalian. Naiklah!" pintanya.
Tanpa banyak bertanya Alena dan Janu segera masuk kemobil disusul oleh Eron yang duduk disamping Dion.
Mobil yang dikemudikan Dion mulai melaju meninggalkan sekolah, dan kembali ke perusahaan Tyson.
Diperjalanan sama sekali tidak ada percakapan diantara mereka.
Kini mobil yang mereka tumpangi telah terparkir diparkiran kantor, mereka semua turun dari mobil dan bergegas menuju ruangan Tyson. Namun ditengah perjalanan Janu melihat sosok familiar yang mengenakam setelan hitam dan masker yang menutupi wajahnya.
"Tunggu," cegahnya pada Alena dan yang lainnya.
"Kenapa?" tanya Alena.
Janu semakin memicingkan matanya menatap sosok itu yang kini terlihat mengendap-endap di sekitar mobil karyawan.
"Alan," tebaknya.
Alena dan yang lainnya segera mengikuti arah pandang Janu dan melihat hal yang sama.
"Sedang apa dia disini?" tanya Janu.
"Apa kamu yakin itu Alan?" kini Alena kembali bertanya pada Janu.
"Aku yakin dia Alan, lihat sepatu yang dipakainya itu sepatu yang biasa Alan gunakan kesekolah, dan perhatikan matanya aku yakin dia Alan," jawab Janu.
Alena yang memperhatikan itu merasa setuju dengan ucapan Janu dan hendak menghampirinya namun ditahan oleh Dion.
"Jangan, Nona. Biar aku saja," ucapnya kemudian berjalan menghampiri Alan yang jaraknya tak jauh dengan mereka.
Dion mengendap saat jaraknya mulai dekat dengan Alan yang saat ini bersembunyi di balik mobil karyawan. Dion bergerak cepat agar dapat memergoki Alan namun yang dilihat didepannya saat ini tidak ada siapapun.
"Kosong? Dimana dia?" gumamnya dengan berusaha melihat kesegala arah bahkan mengitari mobil yang menjadi titik terakhir keberadaan Alan.
Alena, Janu dan Eron yang melihat Dion kebingungan pun segera menghampirinya.
"Ada apa, Dion?" tanya Alena.
"Hilang, Alan menghilang, saya tidak mendapati siapapun disini," jawabnya.
"Tidak mungkin, jelas jelas tadi aku melihat Alan disini bahkan kalian melihatnya juga," sahut janu.
Alena yang menyadari sesuatu kini menatap Eron yang juga merasakan hal yang sama.
"Sihir," celetuk Eron.
"Kita harus menemui Tyson segera, sepertinya aku tau apa yang akan dia bicarakan," ucap Alena.
Tanpa menunggu lama lagi, kini mereka segera menuju ke ruangan Tyson.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Silvi Aulia
aku mampir lagi Thor semangat .
jangan lupa buat mampir di karya ku ya Thor 🤗
2023-07-29
1