Setelah sholat isya, aku menemui mas fian di kamarnya.
Tok.. Tok..
" Assalamualaikum mas." salamku dari balik pintu
" Waalaikumsalam," jawab mas fian dan membuka pintu
" mas adek boleh masuk?" tanya ku
" boleh, silahkan." jawab mas fian sambil melangkah menuju sofanya
Aku duduk di samping mas fian, sedangkan mas fian masih sibuk dengan ponselnya.
" adek, ada apa, Kok diam? " tanya mas fian
" itu mas, adek mau.." jawabku terbata-bata
" mau apa adek, ayo bilang aja." pinta mas fian
" gini lo mas, mas sebenarnya kapan mau nikah? Ucapku yang dibalas tatapan tajam oleh mas fian
" adek, sakit? " tanya mas fian sambil mendaratkan tangannya di keningku
" mas, apa-apaan sih, adek ngak sakit. Adek nanya mas kapan mau nikah? " jawabku lagi
" ya sampai jodoh mas datang adek." jawabnya dengan santai
" kalau mas ngak berusaha ngak bakalan datang sendiri mas." terus ku yang mulai kesal
" maksud adek?" tanya mas fian
" mas itukan laki-laki mas harus berani donk mengakui perasaan mas sama wanita yang mas sukai dan mas juga harus berani meminangnya kepada orang tuanya." jawabku
Mas fian terdiam, seolah sedang mencerna apa yang ku katakan. ," dasar masku, urusan kantor aja langsung bisa diselesaikan tanpa pikir panjang, nah ini urusan hati seolah jadi orang paling bodoh." batinku
" mas kok bengong sih? " tanyaku yang di balas senyuman oleh mas fian
" adek, mas mau tidur dulu. Udah ya bicaranya mas ngantuk nie." ucap mas fian sambil mendorongku keluar
" tapi mas, adek belum selesai bicara." ucapku
" besok aja, daah. " ucap mas fian dan langsung menutup pintu kamarnya
" dasar, mas aneh. Padahal ini juga untuk dia kok. " gerutuku dan meninggalkan kamar mas fian
Mas fian, terus memikirkan apa yang kami bicarakan tadi, dia seolah membenarkan apa yang telah aku katakan.
" apa yang di katakan sally benar, aku harus berani mengakui perasaan ku dan meminangnya." monolog mas fian
" terima kasih adek, kamu memang adek mas yang paling cerdas. Baiklah secepatnya mas akan meminta abi untuk meminangnya buat mas adek." monolognya lagi dengan wajah yang tampak gembira.
Seminggu sudah berlalu, tapi mas fian belum juga bertindak apa-apa. " mas fian sebenarnya dengar ngak sih apa yang ku bicara minggu lalu, atau dia hanya menganggapnya angin lalu ya, padahal aku sudah capek merangkai kata untuk meyakinkannya." gerutuku yang kesal dengan mas fian.
Aku, abi, umi juga mas fian sedang duduk di ruang tamu. Setelah melaksanakan sholat isya berjamaah kami bersantai sambil menonton televisi.
" abi, umi ada yang mau fian bicarakan." ucap mas fian membuka perbincangan
" ada apa, katakan saja. kalau abi bisa bantu inshaallah akan abi bantu nak." jawab abi
" bi, fian mau mintak tolong sama abi dan umi. Fian mau menyempurnakan agama fian abi, fian ingin segera menunaikan sunnah rasulullah." jelas mas fian yang membuat semua mata tertuju padanya
" apa kamu mau menikah nak? " tanya umi
" iya umi, maka dari itu. Fian mau meminta abi dan umi untuk meminangnya." jawab mas fian
" baiklah nak, abi dan umi akan melakukannya, tapi siapa wanita yang akan kamu jadikan menantu kami?" lanjut abi dengan penuh penasaran
" mas fian mau nikah, ya allah apa wanita yang di maksud mas fian adalah alisa" batinku
" dia wanita yang baik umi, fian mengaguminya sejak lama. waktu itu dia di mintak oleh ayahnya, pemimpin umum perusahaan cabang tempat fian bekerja umi. Dia datang mengantarkan berkas penting kepada fian. Sikap sopan dan ahlaknya yang baik umi yang membuat fian yakin kalau dia adalah wanita yang baik." jawab mas fian yang di sambut senyuman oleh abi dan umi
" nak dia anak seorang bos besar, apa kamu yakin dia mau dengan kamu yang hanya seorang mengejar biasa." lanjut umi
" inshaallah umi, fian yakin karna fian juga sudah kenal betul dengan kedua orang tuanya." jawab mas fian lagi
" baiklah nak, kapan kita akan meminangnya? Tanya abi
" besok malam aja bi." jawab mas fian
" baiklah," kata abi
Abi dan umi sudah kembali ke kamar, tinggal aku dan mas fian yang masih setia dengan ruang tamu.
" mas, siapa wanita yang mas maksud. " tanya ku penasaran
" besok juga adek tau." jawabnya
" udah ya mas mau tidur mas duluan." lanjutnya lagi
Akupun mengikuti langkah mas fian dan menuju kamar masing-masing.
" ya allah jadi wanita yang mas fian sukai adalah anak bosnya sendiri, maafkan aku alisa aku tidak bisa membantumu, maafkan aku. Alisa pasti akan sangat sedih dengan semua ini, ya allah kuatkan hati sahabatku." batinku.
# tinggalkan jejak kalian ya sahabat....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
adning iza
mungkinkah itu alisa
2023-05-20
0