Bab. 12

Tiga hari sudah berlalu, penyelidikanpun sudah berakhir, kini fika sudah di amankan di kantor polisi. Selama itu juga alisa mengurung diri di kamarnya.

Tok tok tok...

" alisa sayang, buka pintunya nak sudah tiga hari kamu ngak makan apa apa sayang. Tolong jangan buat ayah sama bunda khawatir." suara tante irma dari balik pintu

" alisa ngak lapar bun, nanti kalau alisa lapar alisa ambil sendiri." jawab alisa

" ya allah ada apa dengan putriku, apa karna dia merasa bersalah sampai bersikap seperti ini." batin tante irma

I am sorry but.... Dering ponselku yang membuyarkan lamunanku, aku langsung meraih ponselku dan mengangkatnya.

" Assalamualaikum tan," salamku setelah panggilan terhubung

" Waalaikumsalam nak, apa sally masih di rumah sakit?" tanya tante irma

" iya tan, ada apa tan?" tanyaku balik

" bagaimana kabar alfian nak, apa sudah ada perubahan?" sambungnya

" belum tan, masih seperti kemarin. Oh ya tan alisa apa kabar?, sally coba hubungi tapi ngak di angkat." adu ku pada tante irma

" tante juga bingung harus bagaimana. Sudah tiga hari alisa ngak makan nak, tante jadi khawatir." jelas nya.

" kok bisa tan?"

" mungkin karna dia merasa bersalah, makanya dia seperti ini."

" ya allah tan, kami sekeluarga ngak pernah menyalahkan alisa, mengapa dia bersikap seperti itu." ucapku

" tante juga bingung sal, ya sudah tante tutup dulu ya mau lanjut masak, inshaallah nanti malam kami kesana." akhir tante irma

" iya tan, Assalamualaikum."

" Waalaikumsalam." jawabnya dan langsung memutuskan panggilannya

Sehabis isya alisa dan kedua orang tuanya datang ke rumah sakit, wajah alisa yang pucat begitu jelas kelihatan.

" sa, kamu sakit ya, kok pucat gitu?" tanya ku

" ngak kok sal, aku baik-baik saja." jawabnya

aku yang sudah mendengar semua dari tante irma langsung mengajak alisa ke kantin rumah sakit.

" mi sally ke kantin dulu ya." izinku

" iya sayang silahkan." jawab umi

" sa temanin aku bentar yuk." ajakku

Alisa hanya mengangguk dan mengikutiku.

Setelah sampai di kantin aku memesan dua piring nasi goreng dan dua gelas air putih.

Tak lama kemudian pesanan kami datang dan aku langsung menyantapnya, sedangkan alisa hanya bengong tanpa memperdulikan makanan yang di hadapannya.

" sa, makan donk. Kasian tu nasinya jadi sedih karna ngak kamu hiraukan." hiburku

" aku ngak lapar sal." jawabnya

" sedikit aja sa, aku mohon." pintaku dengan ekspresi sedih.

" aku benar-benar ngak lapar sal." jawabnya

" sa, udah tiga hari ngak makan kamu bilang ngak lapar, kamu kenapa sih sa, apa karna merasa bersalah?, tidak ada seorang pun yang menyalahkan kamu sa, jadi aku mohon sama kamu tolong makan sedikit." ucapku yang mulai kesal dengan sikap alisa

" baiklah sal, aku akan makan." ucap alisa yang mengerti akan kekesalanku

Setelah makan kami kembali keruangan mas fian, jam sudah menunjukkan 21: 30, om lukman pun meminta izin untuk pulang karna hari sudah larut

" pak, buk kami pulang dulu. Kalau ada apa-apa langsung beritahu kami." pintanya

" baik, pak lukman terima kasih sudah menyempatkan datang kesini." ucap abi

" harusnya kami yang berterima kasih pak, demi putri kami alfian rela mengorbankan dirinya." jelas om lukman

" semua sudah takdir pak," sambung umi

" iya buk, kalau begitu kami pamit dulu. " ucap om lukman

" iya pak," jawab umi

" ayah, bunda alisa nginap disini ya. Sekali saja." pinta alisa

" baiklah sayang, bu titip anak saya ya. Maaf merepotkan." ucap tante irma pada umi

" tidak merepotkan kok bu, justru kami yang merepotkan." jawab umi

" ya sudah kalau begitu kami pamit dulu, assalamualaikum." salam om lukman

" Waalaikumsalam." jawab kami bersamaan

Abi dan umi sudah tertidur di tempat yang sudah disediakan, aku yang duduk di sofa berdampingan dengan alisa juga sudah memejamkan mata. Tiba-tiba aku di kaget kan dengan tangisan seseorang.

Aku membuka mataku dan melihat alisa yang menangis di sampingku dengan mata yang tertuju pada mas fian.

" mas, sampai kapan kamu menutup matamu seperti ini, aku mohon mas cepat bangun aku kangen sama senyum mas, tawa mas, juga suara mas." ucap alisa yang membuatku bingung.

Aku memutup mataku dan pura-pura tidur, agar alisa tidak tau kalau aku mendengar semuanya.

" mas aku mohon buka mata kamu mas, jangan siksa aku seperti ini, aku ngak bisa hidup tanpa kamu mas, hikss hikss." terus alisa yang membuat jantungku tersentak.

Terpopuler

Comments

Bukan Siapa-siapa

Bukan Siapa-siapa

mampir lagi ka
semangat

2020-06-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!