Bab. 14

Hari demi hari keaadaan mas fian semakin membaik, dokter sudah mengizinkannya untuk pulang hari ini.

Jam 17: 30 kami sudah sampai di rumah, aku membantu mas fian menuju kamarnya, setelah membaringkannya di ranjangnya aku pun menuju kamarku untuk membersihkan diri.

Azan maghrib bergema dengan merdunya, seperti biasanya kami sholat berjamaah dan setelah itu makan malam bersama.

Tidak terasa malam sudah semakin larut aku menghentikan kegiatan ku dan bersiap untuk tidur. " apa aku bilang aja ya sama mas fian tentang perasaan alisa, tapi nanti alisa marah ngak ya." batinku

"Udah ah, besok aja lebih baik tidur." monolog ku.

Setelah bersiap-siap aku menuruni anak tangga satu persatu, dan menghampiri abi dan umi yang sudah lebih dulu berada di ruang makan.

Mas fian keluar dari kamarnya lengkap dengan kemeja dan celana panjang nya seperti orang yang akan ke kantor.

" loh, mas mau kemana?" tanyaku yang heran dengan penampilan mas fian.

" ya ke kantor lah adek, mau kemana lagi." jawabnya dengan santainya

" mas kan masih sakit, kok kekantor sih." ucapku dengan nada khawatir

" mas udah sembuh kok dek, lagian di kantor mas kan cuma duduk dan mengetik kok." jelas mas fian.

" tapi tetap aja, mas kan la...." ucapanku langsung di potong oleh mas fian

" suuuttttt...., lebih baik sekarang makan makanan nya habis itu baru mas antar ke kampus." jelasnya

" kamu yakin mau langsung kerja nak?" tanya abi.

" iya bi, fian ngak papa kok." jawab mas fian sambil tersenyum.

" tapi fian, umi takut kamu kenapa-napa sayang." sambung umi

" umi tenang aja, inshaallah fian akan baik-baik saja kok." jawab mas fian lagi

" ya sudah kalau itu keputusan kamu, tapi kalau ada apa-apa langsung hubungi abi ya."

Lanjut abi

" siap abi." jawab mas fian

Setelah makan aku dan mas fian langsung menuju kampus. Tak butuh waktu lama kami sudah tiba di gerbang kampus.

Seorang gadis cantik dengan gamis syar'inya datang menghampiri kami, siapa lagi kalau bukan sahabat ku sekaligus calon kk iparku hehehe..

Aku berjalan memutar dan pamit pada mas fian.

" lo mas fian kok rapi banget?" tanya alisa yang tak sengaja melihat kedalam mobil karna kaca mobil yang terbuka

" iya lah sa rapi, mas kan mau ke kantor." jawab mas fian dengan senyuman manisnya

" mas kan baru aja sembuh, kok udah langsung kerja sih." ucap alisa yang kesal dengan mas fian

" mas ngak papa kok, udah ya mas duluan takut telat, assalamualaikum." akhir mas fian.

" waalaikumsalam."jawabku dan alisa bersamaan.

" sal kok kamu biarin mas fian pergi kerja sih." tanya alisa dengan cemberut

" bukan hanya aku sa, abi sama umi juga udah larang tapi mas fian tetap aja mau pergi." jawabku

" dasar keras kepala." ucap alisa dengan kesalnya

Aku bisa melihat kekhawatiran alisa pada mas fian." aku berharap banget sa, kalau kamu dan mas fian jodoh" batinku

" sa, aku boleh nanya ngak?" ucapku ragu setelah sampai di ruangan kampus

" apa?" jawab alisa yang lagi asik dengan tasnya

" kamu udah ada rencana untuk nikah ngak?" tanyaku agak gugup

" sal... sal, kamu ada-ada aja deh." jawabnya sambil tersenyum

" aku serius sa," ucapku karna merasa ngak mendapat jawaban

" ya aku sih, ngak ada rencanain kapan mau nikah, tapi kalau ada yang lamar aku sekarang, inshaallah aku siap." jawab alisa dengan mantapnya

" kamu serius sa? " tanyaku memastikan

" iya bawel..." ucap alisa sambil mencubit kedua pipiku

" aduh, sakit tau sa." ucapku

" habis kamu bikin aku gemas sal. " jawabnya

" sepertinya alisa serius dengan ucapannya, kayaknya aku harus turun tangan nie." batinku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!