20 - Api Di Desa Penyihir II

”Yang mulia! Sebagian dari pasukan Anda pergi ke desa penyihir tanpa perintah dari Anda!”

Begitu kabar ini terdengar di telinga Mu Xinyang, seketika ia langsung terkejut. Tak percaya dengan pemberontakan yang dilakukan oleh pasukan-pasukannya sendiri. Tentu untuk menyerang desa penyihir, mereka tidak bisa semena-mena pergi begitu saja dan berjuang sendirian meski hanya untuk mendapatkan pujian dari Kaisar. ”... Benarkah mereka melakukan hal yang sejauh itu?!”

”B- benar Yang mulia.”

Mu Xinyang yang sudah habis kesabaran langsung menaiki kudanya. Dia memiliki firasat mereka semua pasti belum jauh dari sini. ”... Aku akan mengejar mereka. Kalian tetaplah di sini. Aku akan memberi sinyal agar kalian harus segera pergi dari sini."

”Tapi, Yang mulia! Bagaimana kalau Anda berada dalam bahaya?”

Dengan penuh keyakinan, Mu Xinyang menjawab, ”Akan aku pastikan, itu tidak akan pernah terjadi. Kita akan batalkan penyerangan ini.” setelah mengatakannya, dengan cepat Mu Xinyang langsung melajukan kudanya, menyusul sepuluh orang pasukannya yang bergerak sendiri.

...~o0o~...

”Apakah kau sudah gila atau otakmu yang tidak waras?! Bagaimana kau menyuruh Pangeran ketiga untuk membakar desa penyihir bersama dengan orang-orang di dalamnya?!” Su Yeo mencekik leher Wu Xing begitu ia mendengar semua cerita dan pembicaraan mereka berdua saat ia masih tertidur.

”H- habisnya Pangeran bertanya apa yang aku inginkan dan dari dalam lubuk hatiku yang terdalam, sangat-sangat dalam, terdalam diantara semua yang terdalam, aku ingin desa penyihir terbakar bersama dengan orangnya dan mendapatkan tempat tinggal di istana.” jawab Wu Xing sembari menahan cengkraman tangan Su Yeo yang begitu kuat.

Su Yeo menatapnya dengan dingin. ”Lalu, kenapa kau mintanya yang susah-susah?! Apakah kau berpikir kalau Pangeran ketiga adalah anggota kerajaan sehingga kau bisa mendapatkan segalanya, begitu kah?!”

Wu Xing mulai berkeringat, ”T- tidak juga. Aku sudah bilang itu adalah permintaan dari lubuk hatiku yang terdalam, sangat-sangat dalam diantara semua yang terdalam di dunia ini. Aku sungguh ingin desa itu hancur!”

”Hei! Jika kau meminta bayaran, minta saja padaku! Jangan pada orang itu! Kau maunya apa selain membakar habis semua orang di desa penyihir?!” ketus Su Yeo.

Wu Xing berpikir selama beberapa saat sebelum menjawab dengan asal, ”Menikahimu.”

”....”

PLAKK!!!!

Sebuah tamparan keras mendarat di wajah Wu Xing sampai membuat hidungnya berdarah. Kali ini tatapan Su Yeo terlihat lebih mematikan dari sebelumnya. ”... Kenapa sih aku dikelilingi oleh pria pria aneh yang memiliki kelainan! Kau tidak akan mungkin menikahi sesama pria dan pasti mustahil memiliki seorang anak!”

”Aduh, duh.” Wu Xing memegang pipi kirinya yang terkena tamparan tajam dari tangan mengerikan Su Yeo. ”... Aku kan hanya mengatakan apa yang aku inginkan. Lagipula, wajahmu itu lebih cocok menjadi perempuan dibandingkan laki-laki. Aku sampai terkecoh dan mengira kamu ini perempuan.”

Su Yeo terdiam selama beberapa saat. ”Lupakan apa yang aku katakan!” ketusnya sembari menatap ke depan. ”... Katakan saja kemana arah selanjutnya menuju Desa Penyihir? Kalau Pangeran ketiga dijadikan tumbal lalu kepalanya dipenggal dan tubuhnya dibuang, apa yang akan aku lakukan?! Istana pasti akan menuduhku tidak bisa melindunginya dengan baik dan akan menjatuhiku hukuman yang sangat berat.”

”Mengapa harus memberimu hukuman mati? Itu salahnya sendiri karena pergi ke desa penyihir seorang diri padahal aku sudah memperingatkannya! Kalau aku sudah bersaksi seperti ini, apa yang bisa mereka katakan?!”

”Ya, kau memang pandai berbicara asal-asalan. Kalau kau sampai bicara dengan kaisar dengan gayamu yang sekarang, matilah kau!” cibir Su Yeo sembari mengalihkan perhatiannya.

Langkah Wu Xing tiba-tiba berhenti seolah dia menyadari sesuatu yang aneh di sini. Su Yeo juga ikut berhenti beberapa langkah di depannya. Dia bingung mengapa ekspresi Wu Xing seketika berubah menjadi cemas. ”Ada apa?” tanyanya.

Wu Xing tersentak kaget dan langsung menatap Su Yeo. ”Ahh, bukan apa-apa. Aku hanya mencoba mengingat jalan mana yang cepat menuju desa penyihir dan ternyata jalan ini yang benar. Aduh, aku hampir saja membuatmu tersesat di hutan bersamaku.”

”Aneh.” cibir Su Yeo pelan.

”AARRRGGHH!!”

Suara teriakan itu datang dari arah depan mereka. Seketika pandangan keduanya langsung mengarah ke sana. Su Yeo mulai menduga bahwa di depan sana adalah desa penyihir dan orang-orang yang ada di desa itu sedang berperang melawan sekelompok orang.

”Ayo! Bergegas pergi!” Su Yeo mencoba berlari akan tetapi, tangannya ditahan oleh Wu Xing hingga membuatnya seketika berhenti.

”Apa yang kau lakukan, jangan membuang-buang waktu.” ucap Su Yeo berusaha melepaskan pegangannya.

”Di sana berbahaya. Jangan pergi. Orang-orang di sana sedang berperang. Ada terluka sampai yang mati. Kau tidak akan bisa bertahan di sana.” ucap Wu Xing mulai serius.

”Bagaimana bisa aku melakukannya?!” bentak Su Yeo yang akhirnya bisa melepaskan tangannya. ”... Apakah aku hanya akan diam di sini dan melihat nyawa mereka semua terenggut satu persatu? Pangeran ketiga berada di sana. Dia mungkin juga berada dalam bahaya. Aku harus segera menolongnya.”

Selesai mengatakannya, Su Yeo segera pergi menjauh dari Wu Xing. Wu Xing sendiri hanya bisa menahan kekesalan sembari mencengkram tangannya. Ia kesal karena dua orang telah mengabaikan peringatannya. ”Mana mungkin aku ingin orang yang aku selamatkan terluka lagi?!”

...~o0o~...

Mu Xinyang dan Zhou Yuan yang sudah saling bertemu, menyatukan kemampuan mereka untuk membunuh sebagian penyihir yang benar-benar mampu menggunakan sihir seperti, mengangkat sebuah benda yang berat tanpa menyentuhnya sama sekali. Mereka seolah bekerja sama dengan iblis yang mematuhi semua perintah mereka. Tentu hal mustahil yang mereka lakukan ini pasti terikat oleh kontrak yang tidak bisa dibatalkan.

”Hei! Yang mulia! Beristirahatlah kalau kau merasa lelah.” cibir Zhou Yuan sembari menyeka darah yang sempat keluar dari mulutnya.

”Tidak mungkin! Kau saja yang beristirahat sana! Aku masih sanggup bertarung!’ balas Mu Xinyang.

”Semua rencana jadi berantakan karena kau lalai mengurus pasukanmu sendiri. Aku bahkan tidak bisa mencari tahu mengenai kepala rusa yang terkubur di bawah pohon bunga tabebuya.”

”Kalau kau hanya bisa mengeluh, sebaiknya pergi saja!”

”Yang mulia! Pangeran ketiga!” sahut Su Yeo yang datang untuk menjemput mereka berdua.

Saat ini, kobaran api mulai menyeruak masuk ke dalam celah-celah sempit bangunan lama dan permukaan tanah yang mulai terbelah, membuat Medan peperangan semakin sulit untuk dilalui. Mereka berdua menjadi sangat terkejut ketika melihat keberadaan Su Yeo yang tiba-tiba. Bukan karena sambutannya yang sangat tidak terduga melainkan, puluhan anak panah dan pedang yang sedang melesat ke arahnya berkat kekuatan sihir dari salah satu penyihir.

”SU JIN! MENGHINDAR!”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!