12 - Gosip Selir Keempat

Zhou Yuan menarik anak panahnya. Postur tubuhnya sangat bagus saat ia hendak menembak. Ia penuh dengan perhitungan saat mencoba menembak ke arah sasaran di depannya. Dengan memanfaatkan arah angin, Zhou Yuan akan tahu kapan ia akan menembak.

Dan dalam satu kali tembakan, anak panah milik Zhou Yuan melesat dengan cepat dan mengenai tepat di titik tengah sasarannya. Melihat kecepatannya tembakan yang dilakukan Zhou Yuan, membuat pangeran kelima dan ketujuh merasa kagum padanya.

”Tembakan yang bagus!” Pangeran ketujuh langsung merangkul pundak Zhou Yuan dari belakang sampai membuatnya terkejut.

”Kemampuan menembakmu nyaris menyamai Putra mahkota!” lanjut Pangeran kelima.

”Tidak. Kemampuanku ini masih dibawah kalian berdua.” ucap Zhou Yuan.

”Kau ini selalu saja merendah. Akui saja kemampuanmu itu. Hei, ngomong-ngomong, tadi aku melihat kau berjalan dengan seorang wanita. Ini pertama kalinya aku melihatmu bersamanya.” ucap Pangeran ketujuh mencoba mencari tahu.

”Dia bukan perempuan tetapi laki-laki. Aku menyuruhnya memakai pakaian perempuan untuk menangkap Hua Pei.” jawab Zhou Yuan.

”Ah? Hua Pei? Sebetulnya tadi aku menguping pembicaraan kalian di ruang rapat. Jadi benar dia yang membuat krisis di kabupaten Linwen?” Pangeran kelima memberi jeda. ”... Pangeran ketiga hebat sekali karena mampu mengetahui siapa orangnya. Pasti sulit mengawasi para menteri yang kerjanya terkadang tidak becus.”

”Semenjak Kaisar terdahulu meninggal, semua petinggi pemerintah tiba-tiba saja bertindak sewenang-wenang. Mereka meragukan Kaisar baru ini karena sering sakit-sakitan.” lanjut Pangeran ketujuh.

”Berapa banyak orang yang kalian curigai?” tanya Zhou Yuan.

”Sebenarnya banyak tapi, ada satu orang yang belakangan ini tingkahnya aneh sekali.” jawab Pangeran ketiga. ”... Apakah kau tahu tentang selir keempat? Belakangan ini dia terlihat semakin kurus padahal usianya masih sangat muda. Para pelayannya bilang dia makan setiap hari dengan porsi yang selalu dijaga dengan baik. Tetapi, tubuhnya malah semakin kurus dan sering sakit-sakitan. Tabib bilang, dia tidak menemukan apapun yang salah dalam tubuhnya tetapi ia tetap memberikan obat untuk mengurangi rasa sakitnya. Banyak orang istana bilang kalau selir keempat dipengaruhi sihir gelap.”

”Orang bodoh mana yang mengatakan kalau itu disebabkan karena sihir? Kau mudah sekali percaya pada gosip istana.” celetuk pangeran ketujuh.

”Itu benar! Apakah kau tidak tahu kalau disekitar ada desa yang isinya penyihir semua?! Mereka percaya pada ramalan bintang dan menganggap angka 4 dan 13 itu adalah angka sial. Desa itu sangat tertutup dan jarang dikunjungi seseorang. Tempat itu bahkan terlalu mengerikan dan jauh berada dalam hutan.” lanjut Pangeran ketiga.

”Berhentilah mendongeng dan fokus pada pelajaranmu saja!” ucap Guru Luo yang mengawasi pembelajaran mereka. Dengan membawa sebuah tombak, Guru Luo bisa membuat kedua muridnya langsung terdiam setelah terus mendongeng selama pelajaran berlangsung.

Zhou Yuan mulai memikirkan yang dikatakan pangeran ketiga mengenai selir keempat yang terlihat kurus seiiring waktu. Ia menyempatkan diri melihat ke arah tempat Su Yeo seharusnya berada. Akan tetapi, setelah dia melihatnya, Su Yeo ternyata tidak ada di sana. Ia menoleh ke semua tempat di sana dan tetap tidak menemukannya. Ia mulai kepikiran apakah Mu Zhuen Qiu mengajaknya bertemu lagi.

Karena khawatir, Zhou Yuan mulai mencarinya tanpa pamit pada Guru Luo yang memperhatikannya saat berlari pergi. Ia tampaknya tahu siapa yang saat ini sedang dicari olehnya. Semua ruangan sudah dilihat olehnya. Ia pikir Su Yeo mungkin hanya berjalan-jalan di sekitar istana karena bosan hanya duduk diam melihatnya berlatih panah.

Tetap tidak ada juga.

”Tunggu!” Zhou Yuan menahan seorang Kasim yang berjalan melewatinya. ”... Kau melihat laki-laki yang duduk di sana sebelumnya? Dia tidak begitu tinggi dan memakai pakaian berwarna putih bergaris hijau.” Zhou Yuan mencoba mencirikannya namun ia tidak yakin Kasim ini akan mengerti perkataannya.

Kasim itu berpikir sebentar sebelum menjawab, ”Maksud Anda, penjahat kecil itu? Saya melihatnya beberapa saat lalu. Sepertinya Yang mulia Putra mahkota memanggilnya.”

”Memanggilnya?” Zhou Yuan terlihat berkeringat. Dengan cepat ia langsung berlari meninggalkan tempatnya menuju istana Pangeran yang tidak jauh dari sini. Mu Xinyang seharusnya berada di istananya sendiri. Terus diam di sana dan mengerjakan beberapa tugas Kaisar yang tidak sempat dikerjakan. Tapi, apa yang mau dilakukannya dengan Su Yeo? Apakah dia juga ingin mencari tahu tentang identitas Su Yeo yang asli?!

Istana Pangeran sangatlah luas. Beruntungnya ia selalu tahu tempat yang biasa digunakan oleh Mu Xinyang. Salah satunya, ruangannya sendiri yang terlihat paling besar diantara ruangan-ruangan yang lain.

Sementara itu, Su Yeo merasa canggung karena dia kembali berhadapan dengan Mu Xinyang untuk yang kedua kalinya. Sekarang ia merasa bingung karena dihadapkan dengan sebuah meja yang menghidangkan banyak makanan tidak biasa dan makanan yang belum pernah dilihatnya. Kebanyakan adalah menu makanan daging yang diberi bumbu rempah dan sayuran.

”Kenapa ini? Aku seolah sudah berteleportasi kemari.” gumam Su Yeo bingung. Keringat dingin mulai bercucuran dari atas kepalanya sampai ujung kaki. Ia tidak bisa membayangkan pertanyaan apa yang akan dilayangkan oleh Mu Xinyang. Baginya, bertemu dengan Kaisar dan adiknya ini seperti bom waktu yang akan meledak tiba-tiba dan menghancurkan dirinya hingga berkeping-keping. Dia hanya berharap semoga saja Mu Xinyang berbeda dengan Mu Zhuen Qiu yang sampai membuatnya tidak bisa berkata apapun.

Mu Xinyang tersenyum menyambut di ujung meja yang panjangnya nyaris lima meter. Su Yeo takut suaranya tidak akan bisa terdengar sampai diujung sana. Ia paling malas saat diajak berteriak hanya karena seseorang tidak bisa mendengar suaranya.

”Senang bertemu kembali denganmu, Su Yeo. Duduklah di kursi yang ada di sana.” ucap Mu Xinyang sembari menunjuk ke arah kursi yang ada tepat di hadapannya.

Su Yeo menuruti keinginannya dengan duduk di depan Mu Xinyang meski agak sedikit jauh. Canggung, ia hanya bisa menarik senyum paksa yang sangat tidak tulus.

”Kau tidak menjawab salamku?” tanya Mu Xinyang dengan tiba-tiba hingga membuat Su Yeo yang tak memperhatikan ikut terkejut.

Su Yeo langsung menjawab, ”S- senang bertemu dengan Anda, Yang mulia Putra mahkota!” ucapnya berdiri dari kursi sembari membungkuk di depannya setelahnya ia pun duduk kembali pada posisinya semula.

”Kamu tahu mengapa aku memanggilmu kemari?” lagi-lagi Mu Xinyang melemparkan sebuah pertanyaan yang membuat Su Yeo jatuh dalam jurang kebingungan.

Su Yeo memilih diam sembari menggelengkan kepalanya. Ingin sekali ia pergi dari tempat ini namun, tatapan Mu Xinyang terus menatap ke arahnya. Dalam keadaan seperti ini, siapa lagi yang bisa diandalkannya selain Zhou Yuan yang tidak sedang berada di tempat?

”Baiklah, kita bicarakan itu nanti. Aku tidak suka dengan makanan yang dibiarkan begitu saja. Makanlah apa yang kau mau di sini.” ucap Mu Xinyang.

Seketika, wajah Su Yeo langsung bersemangat. Untuk memastikannya, ia bertanya kembali, ”Benarkah aku boleh memakannya?” ucapnya penuh antusias.

Mu Xinyang mengangguk dan menjawab, ”Tentu saja. Makanlah semua yang kau mau.”

”Yang mulia baik sekali, terima kasih.” dengan secepat kilat, Su Yeo mulai mengambil sebuah daging panggang yang berada tepat di depannya. Akan tetapi, saat ia baru saja akan memasukkannya ke dalam mulut, pintu tiba-tiba terbuka dan tepat di depan pintu itu, terlihat Zhou Yuan yang terlihat kesal sekaligus marah karena sesuatu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!