”Ahh, akhirnya selesai juga. Aku nyaris tidak bisa bernafas!” Su Yeo bersandar pada dinding tiang bangunan besar yang menjadi tempatnya mencuci tumpukan baju tadi hingga berjam-jam lamanya. Belum lagi tekanan yang diberikan kepala pelayan sempat membuatnya nyaris berteriak histeris.
”Hei! Apa yang kau lakukan duduk bersantai di sana?! Cepat bawakan makanan untuk Pangeran ketiga!” ketus kepala pelayan di belakangnya.
”Aku sedang beristirahat di sini! Biarkan aku tidur satu jam saja!” balas Su Yeo kesal karena selalu disuruh-suruh.
”Tidak ada waktu bersantai di siang hari! Semua orang di istana ini sibuk bekerja sedangkan kau ingin bersantai di sini?! Cepat! Antarkan makan siang untuk Yang mulia!”
Setelah dibentak oleh kepala pelayan, Su Yeo akhirnya melakukan apa kemauannya. Ia mengantarkan makanan untuk Pangeran ketiga. Meski kesal, ia tidak bisa melakukan apapun di sini. Bahkan marah sedikit saja sudah dimarahi balik oleh seseorang yang pangkatnya lebih tinggi di istana ini.
Ruangan pangeran ketiga berada cukup jauh dari tempatnya berdiri. Dia merasa agak kesal dan menyadari bahwa mentalnya sedang diuji sekarang. Sekarang satu hari tidaklah terasa seperti 24 jam melainkan seratus tahun jika ia tetap berada di istana ini!
Ruangan milik pangeran ketiga terlihat luas melebihi ruangan-ruangan yang dilihat sebelumnya. Mirip seperti sebuah rumah yang memiliki halaman serta air mancur di depannya. Di sini, sangat tercium aroma bunga persik yang datang dari segala arah. Rumput di sama tampak hijau dengan tinggi yang sama. Para pelayan di sini benar-benar merawatnya dengan sangat baik. Pintu depan rumah ini juga terbuat dari kayu halus bercorak naga dan bunga dengan warna yang didominasi warna merah dan emas.
Su Yeo mengetuk pintunya dan berkata, ”Ini aku Su Yeo! Datang untuk membawakanmu makanan!”
Dari dalam, seorang pelayan wanita membukakan pintu. Pelayan wanita itu menatap Su Yeo dengan tatapan dingin dan penuh ancaman seakan, ia akan merebut posisinya saat ini. Su Yeo sendiri tidak tahu mengapa wanita ini menatapnya dengan beringas seperti ingin menerkamnya. Padahal, posisinya saat ini adalah sebagai seorang laki-laki. Tidak mungkin wanita ini akan berpikir pangeran ketiga akan mau berduaan dengan seorang laki-laki seperti dirinya.
”Oh, kau yang melayaninya di sini ya. Bisa berikan makanan ini untuknya? Aku mau pulang.” ucap Su Yeo sembari memberikan nampannya pada wanita tadi.
”Su Yeo! Masuklah! Jangan mencoba kabur dariku!” teriak Zhou Yuan dari dalam rumah.
Urat kepala Su Yeo tiba-tiba terbentuk. Kesal sih tapi bagaimana ia bisa lari dari penjara yang bentuknya mirip dengan istana megah? Ia akhirnya mengambil kembali nampan yang sebelumnya diberikan pada wanita tadi kemudian berjalan memasuki ruangan.
Dilihatnya, saat ini Zhou Yuan sedang mengurus beberapa lembar tugas yang diberikan oleh Kaisar padanya. Ia tampaknya bersama dengan wanita tadi namun, wanita itu langsung pergi begitu Su Yeo datang mengunjunginya. Tampaknya Zhou Yuan mengusir wanita itu begitu Su Yeo mengetuk pintunya.
”Kenapa hanya berdiam diri di sana? Cepat kemari! Duduk di sebelahku!” ketus Zhou Yuan sembari menatapnya.
”Tidak mau!” ketus Su Yeo sembari membanting nampannya di atas meja, tepat di depan wajah Zhou Yuan. ”... Selamat menikmati hidangannya!” bentaknya kemudian berjalan pergi meninggalkannya.
”Hei! Kau mau kemana? Aku tidak bisa berkerja sendirian di saat aku sedang berjuang menyelamatkan dunia! Kau tidak tahu betapa pentingnya ini! Kalau aku sampai gagal menyelesaikannya, semua orang akan terbunuh!” ketus Zhou Yuan.
Su Yeo menoleh ke arahnya dan bertanya, ”Lalu? Aku tidak bisa mengurus hal-hal semacam itu. Bagimu aku hanyalah pelayan yang bertugas melayanimu termasuk mencuci pakaianmu! Lalu untuk apa aku turut serta membantu menyelamatkan dunia?!”
”Suapi aku.”
”Apa?!”
Su Yeo tampak terkejut mendengar jawaban itu. Lalu, Zhou Yuan kembali mengulang jawabannya, ”Iya, suapi aku. Tanganku sibuk bekerja jadi, aku tidak bisa mengambil makanannya.”
”Lalu apa yang dilakukan tangan kirimu?! Apakah kau tidak bisa makan dengan kakimu saja?!”
”Tentu tidak bisa. Itu adalah etika berada di istana. Apakah kamu tidak pernah mendengarnya? Sekarang duduklah di sebelahku dan suapi aku. Hal kecil seperti ini, termasuk membantuku menyelamatkan dunia.”
”Kenapa aku harus melakukannya untukmu? Sebaiknya aku pergi saja!” Su Yeo berjalan pergi menghampiri pintu.
Namun, saat ia membukanya, penampakan dua orang pasukan bersenjata pedang muncul di depan pintu. Salah satu dari mereka berdua mengatakan, ”... Lakukan apa yang diperintahkan Yang mulia. Kami akan berjaga di sini.” setelah itu, dia menutup pintunya kembali.
”Cih! Kesal!”
Di belakangnya, Zhou Yuan tersenyum sumringah dan mengarahkannya, ”Wah, sayang sekali. Para penjaga itu melarangmu untuk pergi. Jadi, apa keputusanmu? Kita mungkin akan di sini sampai malam. Para pelayan tentu akan membawakan makanan lebih.”
”Aku tidak sudi berada di dekatmu. Bagaimana mungkin kamu mau berduaan dengan seorang laki-laki sepertiku?” Su Yeo mulai mencari-cari alasan bagaimana ia bisa pergi dari tempat ini.
”Kamu pasti belum mengetahuinya. Aku menyukai semua yang indah bahkan seorang laki-laki sepertimu.”
Su Yeo yang mendengarnya seketika merinding dan bergerak menjauhinya. ”... Itu artinya, kamu punya kelainan?! Mengapa aku harus terjebak bersama laki-laki sepertimu?”
”Lupakanlah apa yang aku katakan tadi, cepatlah duduk di sini dan beri aku makan. Aku sudah mulai kelaparan.” ucap Zhou Yuan sambil menepuk-nepuk bantal duduk yang ada di sebelahnya.
Agar bisa pergi dari tempat ini, ia harus melalui apa kemauannya. Dengan terpaksa ia duduk di sebelahnya dan mengambil salah satu piring berisikan daging kukus yang sudah dibumbui. Ia mengambil sumpit dan mulai menyuapinya dengan hati-hati.
Wajah senang Zhou Yuan tampak puas setelah Su Yeo melakukan perintahnya. Ia membuka lebar mulutnya dan menunggu makanan masuk ke dalam. Ekspresinya saat ini, membuat Su Yeo merasa jengkel. Dengan sengaja ia menjatuhkan makanannya dan berpura-pura tidak bisa menggunakan sumpit
”Ah, maafkan aku. Aku tidak pandai menggunakan sumpit. Sebaiknya, kau makan sendiri saja.” Su Yeo meletakkan piringnya di atas meja dan menyerahkannya pada Zhou Yuan.
Zhou Yuan memperhatikan pakaiannya yang kotor akibat makanan yang jatuh mengenainya. Ia sedikit menarik nafas, seakan menahan amarahnya. Ia orang yang sangat menyukai kebersihan. Sedikit saja noda di pakaiannya ia tidak akan betah memakainya lama-lama.
”Kamu harus tanggung jawab! Cuci pakaianku dan bantu aku menggantinya!” ucapnya tegas.
”Kenapa aku harus melakukannya? Kamu bisa melakukannya sendiri.”
”Aku tidak pernah melakukan apapun sendiri kecuali saat membereskan kertas-kertas ini. Sekarang kamu bantu aku berganti baju atau kamu tidak akan pergi dari istana ini!”
”Cih! Bisanya hanya mengancam!” gumamnya. Su Yeo kemudian mendekat kemudian melepas jubah luar yang digunakan Zhou Yuan.
”Eh?! Apa yang kamu lakukan?!" Zhou Yuan tampak panik saat Su Yeo membuka Jubah luarnya.
”Tentu saja membantumu mengganti pakaian. Apa lagi?” singkat Su Yeo menatapnya bingung.
Tiba-tiba tingkah Zhou Yuan terlihat aneh. Panik sekaligus menjaga jarak dengan Su Yeo padahal dia sendiri yang memintanya. ”... Tidak jadi! Diamlah di sana dan jangan lakukan apapun.”
Su Yeo menatapnya bingung kemudian mengalihkan perhatiannya sembari berkata. ”... Oke.”
Sunyi bahkan sampai malam hari mereka berdua terus terdiam sampai akhirnya Su Yeo tertidur di atas meja saat Zhou Yuan masih memeriksa beberapa kertas dokumen yang baru. Su Yeo tertidur dengan tangan dilipat dan wajah yang mengarah pada Zhou Yuan.
Diam-diam, Zhou Yuan memperhatikannya dan berhenti menatap kertas-kertas yang masih tertata rapi di atas mejanya. Ia bergumam, ”Kau tidak bisa membohongiku Su Jin. Sejak awal aku sudah tahu kau ini perempuan.”
Di waktu bersamaan, Mu Xinyang yang sedang duduk di halaman luar istananya terus menatap ke langit. Sudah satu jam ia berada di sana. Beberapa Kasim mengawasinya dari jarak jauh. Orang-orang di istana ini, tidak pernah membiarkan seorang putra mahkota sendirian.
”Xiao Su Jin, aku percaya berita kematianmu itu bohong. Aku baru saja bertemu dengan seseorang yang mirip denganmu. Aku penasaran, apa benar orang yang aku lihat siang tadi adalah kamu?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments