”Berlindung di belakangku!” Zhou Yuan langsung menarik Su Yeo ke belakang punggungnya begitu ia tahu, orang-orang berjubah hitam yang mengepung mereka berasal dari desa penyihir.
”Jadi benar, mereka orang-orang dari desa penyihir?” gumam Su Yeo memperhatikannya dari belakang.
Salah satunya berjalan menghampiri Zhou Yuan dengan membawa sebuah tongkat panjang yang tingginya sama sepertinya. Wajahnya tidak terlihat karena tertutup oleh topeng berwajah iblis. Diantara semua yang ada di sini, hanya laki-laki itu yang memakainya dan sepertinya, orang itu adalah pemimpin mereka.
”Orang asing dilarang masuk ke dalam desa penyihir. Tangkap mereka berdua untuk dijadikan tumbal!”
Begitu orang ini mengatakan perintahnya, semua orang yang mengepung mereka langsung bergerak. Mereka mengeluarkan pedang dari sabuk pinggang mereka yang kemudian dihunuskan ke arahnya. Zhou Yuan juga melakukan sebuah perlawanan dengan mengeluarkan pedangnya. Ia sempat khawatir kerena ia sadar bahwa Su Yeo adalah perempuan. Ia takut Su Yeo tidak bisa melakukan perlawanan.
”Tetaplah di belakangku, Su Yeo! Berhati-hatilah pada mereka!” ucap Zhou Yuan tegas.
”Halah! Kelamaan!”
Tiba-tiba di depan Zhou Yuan, Su Yeo berlari lebih dulu darinya. Su Yeo lupa kalau ia selalu membawa pisau dibalik pakaiannya untuk berjaga-jaga. Dan berkat kemampuan bela dirinya yang sempat ia pelajari waktu kecil sebelum kehidupan keduanya, ia mampu melumpuhkan seorang penyihir yang berusaha menyerangnya menggunakan pedang. Akan tetapi, tubuh Su Yeo yang begitu lemah sejak kecil membuatnya merasa kesulitan saat ia mencoba membanting seseorang agar jatuh ke dalam jurang.
Akan tetapi, kemampuannya ini masih belum cukup untuk melawan dua orang sekaligus. Beruntungnya ia karena Zhou Yuan datang tepat waktu saat seseorang mencoba melukainya dari belakang. Pedang Zhou Yuan dan penyihir itu saling beradu kekuatan dan bertahan pada posisinya selama beberapa saat. Zhou Yuan dan Su Yeo saling membelakangi, menunggu waktu yang tepat untuk menyerang orang-orang ini.
”Aku sudah bilang, tetap di belakangku!” bentak Zhou Yuan.
”Mana mau aku berada di belakang punggung seseorang?! Lebih baik aku bekerja sendirian!” jawab Su Yeo tegas.
Su Yeo bergerak kembali melawan salah satu penyihir yang ada di depannya sementara Zhou Yuan juga melakukan hal yang sama dengannya. Diantara semua penyihir yang bergerak, ada dua orang yang hanya diam saja di tempat salah satunya pemimpin mereka yang memakai topeng iblis. Satu persatu, para penyihir mulai tumbang. Su Yeo mampu mengatasi masalahnya sendiri dan Zhou Yuan beruntung karena tak perlu terlalu mencemaskannya.
”Hanya tinggal dua lagi!” Su Yeo berlari menghampiri kedua orang itu berniat untuk menyerang. Pisaunya merasa candu dengan darah manusia. Ia tetap berpikir dia akan menang dalam pertarungan satu lawan satu. Akan tetapi, Su Yeo mulai merasakan hal aneh dari seseorang yang ada di sebelah pemimpin penyihir.
Langkahnya seketika berhenti dan berdekatan dengan mereka berdua. Entah kenapa dia merasa gelisah dan takut. Dua orang ini tidak seperti orang-orang yang dikalahkannya tadi seolah, mereka menyimpan sebuah jimat yang cukup membahayakan lawannya.
Su Yeo menatap dengan percaya. Salah satunya menyeringai kemudian, dari dalam jubah lengannya yang panjang, sebuah ekor ular tiba-tiba muncul dan langsung mendorong Su Yeo masuk ke dalam jurang. Zhou Yuan yang melihatnya lantas menahannya dari bibir jurang dengan bertopang pada tubuhnya yang masih berada di atas tanah.
Zhou Yuan berusaha menahan tangan Su Yeo agar tidak terjatuh ke dasar jurang yang cukup tinggi dan hanya dipenuhi oleh pepohonan. ”... Su Yeo! Apa yang kau lakukan?! Kau bilang bisa mengurusnya sendiri!” bentak Zhou Yuan.
Perlahan Su Yeo menatap Zhou Yuan dengan ekspresi ketakutan seperti baru saja melihat sesuatu yang sangat mengerikan baginya. Zhou Yuan sendiri tidak tahu apa yang dilakukan kedua penyihir itu tadi hingga membuat Su Yeo terlihat sangat ketakutan seperti ini.
”Su Yeo! Sadarlah!” teriak Zhou Yuan mencoba menyadarkan diri Su Yeo yang tampak terpengaruh oleh sesuatu. ”... Pegang tanganku. Cobalah untuk kembali ke atas!”
Su Yeo terdiam. Ia mencoba mengikuti yang dikatakan oleh Zhou Yuan saat ia mulai tersadar. Namun, secara tiba-tiba di belakang Zhou Yuan, pemimpin penyihir itu muncul dan hendak menusuk punggung Zhou Yuan menggunakan pedang.
Menyadari kemungkinan akan terjadi jika ia tetap memaksa untuk naik ke atas, Su Yeo malah menarik Zhou Yuan masuk ke dalam jurang sehingga mereka berdua jatuh secara bersamaan. Dari ketinggian seperti itu, perbandingan hidup dan mati berbanding 50 : 50. Di balik pohon-pohon itu, terdapat bebatuan keras yang menambah bahaya.
”Mereka mati. Mereka pasti sudah mati.”
...~o0o~...
Sekelompok pasukan berkuda telah disiapkan di depan gerbang istana kekaisaran. Mu Xinyang memimpin pasukan untuk menangkap para pengguna sihir yang ada di desa terpencil. Sihir di tempat mereka dianggap kutukan yang mampu membahayakan orang lain. Karena itu, sesuai dengan peraturan yang ada di negara ini, para pengguna sihir haruslah dihukum mati dengan dipenggal kepalanya atau dibakar hidup-hidup!
”Xinyang, kau serius ingin menangkap semua penyihir-penyihir itu?” tanya Mu Zhuen Qiu yang berjalan menghampiri.
Mu Xinyang yang sedang mengelus kudanya, menatap Mu Zhuen Qiu yang datang bersama perdana menteri Liu Chen dan Jenderal Xiao. ”Ya, Yang mulia. Bagaimanapun juga, sihir adalah kutukan yang membuat negara ini menjadi kotor. Saya akan segera membersihkan mereka semua dari wajah negara ini.” jawabnya.
”Tapi, apakah kamu serius? Itu terlalu berbahaya. Apakah aku perlu ikut bersamamu?” Mu Zhuen Qiu menawarkan diri.
”Tidak perlu, Yang mulia. Kesehatan dan keselamatan Anda lebih diutamakan. Saya akan merasa bersalah jika Yang mulia sampai terluka.” jawab Mu Xinyang.
Xiao Xuluan menatap Mu Xinyang dengan serius namun tidak sampai disadari olehnya. ”... Mu Xinyang, tak akan kubiarkan kau mendapatkan putriku! Aku tidak akan pernah rela menyerahkannya padamu!” batinnya.
Mu Zhuen Qiu yang mendengarnya tertawa sedikit. Ia tersenyum lalu menyentuh kepala adik laki-lakinya itu. ”... Aku menawarkan bantuan bukan sebagai Kaisar negara ini. Melainkan sebagai kakakmu. Apakah kamu pikir aku tega melihatmu sampai terluka? Tentu aku pasti akan mencari cara untuk mengeluarkanmu dari semua masalah.”
Mu Xinyang sedikit terkejut. Dia terdiam selama beberapa saat lalu mengangkat kepalanya kembali, menatap Mu Zhuen Qiu di depannya. Perlahan ia tersenyum kemudian menjawab, ”Terima kasih.”
Pintu gerbang istana akhirnya terbuka. Semua barisan pasukan sedang bersiap untuk melajukan kudanya yang dipimpin oleh Mu Xinyang. Seperti sekelompok orang yang akan berperang, lawan mereka bukanlah orang biasa. Melainkan penyihir yang bisa membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.
”Semua pasukan bersiap! Kita akan segera pergi, menuju Desa Penyihir.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments