2 - Bak Mandi dan Penutup Dada

”Ini perintah! Turunkan pedangmu jenderal!” ucap sang pangeran.

Lantas, jenderal yang semula terlihat gagah, berubah menjadi canggung dan langsung menuruti perkataannya. Ia menaruh pedangnya dan berlutut tepat di depan Pangeran ketiga. Ia merendah di hadapan seseorang yang pangkatnya lebih tinggi darinya di kerajaan. Kesalahan fatal sedikit saja, bisa-bisa ia diturunkan dari jabatannya.

”H-hormat pada Pangeran ketiga.” ucap jenderal dengan sopan.

”Aku jadi semakin bingung. Kenapa ekspresi orang-orang di sini terlihat sangat nyata. Kalau sekarang ini sedang syuting film, seharusnya pak sutradara yang biasanya mengerikan itu berada di sekitar sini kan? Lalu, dimana mereka meletakkan kameranya? Apakah mereka menggunakan kamera tersembunyi?!” batin Su Yeo sembari memperhatikan sekitar dan melihat-lihat di bawah meja.

”Bangunlah jenderal Li. Aku memaafkanmu atas tindakanmu yang ceroboh.” ucap pangeran ketiga.

Jenderal Li yang sebelumnya bertindak merendah pada Pangeran ketiga akhirnya bangkit kembali membawa pedangnya dan berdiri di belakang pangeran ketiga. Su Yeo mendapatkan senyuman palsu dari pangeran ketiga yang berdiri langsung di hadapannya. Sangat jarang seseorang mendapatkan perlakukan manis meski hanya sebuah senyuman palsu dari para pangeran di istana Donjin.

”Kenapa menatapku seperti itu? Ada sesuatu di wajahku?” ketus Su Yeo mendekatinya.

Pangeran ketiga mendengus sembari menutupi mulutnya dengan kipas lipatnya yang tertutup. Tatapannya terlihat berusaha menggoda dirinya dan ingin tahu banyak tentang dirinya. Su Yeo bahkan merasa risih dengan tatapan yang diberikan pangeran ketiga meski semua orang menginginkannya.

”... Kau orang yang menarik. Aku tunggu di istana besok pagi.” ucap pangeran ketiga sembari berjalan pergi meninggalkan kuil dengan membawa bala tentaranya termasuk jenderal Li.

Semuanya menonton. Hanya Su Yeo yang tak mengerti situasinya saat ini. Istana?! Apakah itu adalah bangunan sungguhan yang terbuat dari emas serta orang-orang berparas cantik dan tampan di dalamnya dengan perhiasan mewah mereka?! Apakah dunia ini adalah dunia yang nyata?!

”Ahh! Apa yang terjadi? Aku bingung sekali. Rasanya tidak ada tempat untuk berpikir saking banyaknya yang dipikirkan!” gumam Su Yeo sembari mengalihkan perhatiannya.

”Su Yeo, sebaiknya kau mandi saja. Ibu akan menyiapkan makanan untukmu. Kita akan adakan perjamuan makan malam bersama dengan Ayahmu.” ucap Eun Ji sembari mendorong Su Yeo menuju suatu tempat.

”Perjamuan makan malam?! Untuk apa melakukannya?! Hari ini bukan hari ulang tahunku!” celetuk Su Yeo.

”Sudahlah, kamu mandi saja. Ibu akan menyiapkan semuanya di sini.” Eun Ji mendorong masuk Su Yeo ke dalam sebuah ruangan yang memiliki kolam luas serta air hangat yang sudah disiapkan. Aroma dupa memenuhi ruangan pemandian dan di atas sebuah meja kecil yang terletak di bibir kolam, terdapat sebuah teko dan gelas berisikan teh hangat.

Pintu tertutup dan Su Yeo berada di dalam ruangan luas itu seorang diri. ”... Aku tidak mengerti mengapa aku disuruh mandi disaat seperti ini padahal tubuhku sudah wangi kembang tujuh rupa.” gumam Su Yeo.

Pakaian putih yang biasa digunakan oleh orang yang sudah mati membuat Su Yeo semakin merinding. Setiap kali memakainya, ia merasa seperti mayat berjalan yang sedang berjalan menuju tempat kremasi.

Su Yeo langsung melepasnya dalam sekejap dan membantingnya ke lantai. Ia pikir ini adalah kali pertama ia melihat tubuh laki-laki tetapi,saat ia membuka pakaiannya, entah apa alasannya mengapa tubuh laki-laki ini memakai korset yang sampai menutupi dada?

”Itu aneh. Apakah zaman dahulu, laki-laki sering memakai korset wanita atau mereka yang memakainya memiliki kelainan?” Su Yeo mulai membukanya lipatan korset yang sempat membuat dadanya sesak dan mengganjal.

Baru sedikit ia membukanya, tiba-tiba ia menyadari sesuatu yang aneh di sini. Bentuk dadanya semakin membesar seperti milik perempuan. Rasanya tadi Eun Ji menyebut dirinya sebagai putranya yang berarti anak laki-laki dan anak laki-laki seharusnya memiliki dada yang bidang dan tidak besar seperti perempuan!

”Dasar tukang dusta! Pembohong dunia! Ibu dan anak ini tidak sengaja membohongi seluruh negara dan menjadi beban satu dunia. Orang-orang melihatku ini seperti laki-laki karena memiliki dada yang bidang tapi, apakah orang-orang itu tahu kalau bocah ini ternyata adalah PEREMPUAN?!”

Su Yeo langsung menceburkan diri ke kolam begitu dirinya tahu ternyata ia adalah perempuan. Meski begitu, ia bersyukur karena tidak jadi melihat tubuh laki-laki. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana ekspresinya nanti jika tubuh yang ditempatinya ini benar-benar laki-laki.

”Aku tetap menjadi perempuan tetapi, tubuh ini bukanlah tubuh milikku. Aku juga tidak tahu tempat apa ini. Tiba-tiba saja aku bangun di dalam peti mati dan ditangisi oleh banyak orang. Apakah ini semacam sihir? Atau hanya orang iseng saja yang mendandani diriku sehingga mirip dengan orang lain?” gumamnya.

”Tuan muda! Saya datang untuk menggosok punggung Anda!”

”Ahhh! Jangan melihat!” Su Yeo sangat terkejut begitu pintu terbanting dan seorang pelayan wanita datang memasuki ruang mandinya enggan membawa sebuah ember kayu. Ia takut kebenaran dari jenis kelaminnya adalah rahasia negara yang tidak boleh diketahui oleh siapapun. Bisa-bisa ia akan dieksekusi mati dua kali!

Setelah dia menutup pintunya, wanita itu berjalan mendekati Su Yeo yang masih berendam di tengah-tengah kolam. Su Yeo menyilangkan kedua lengannya untuk menutupi dadanya agar tidak terlihat oleh pelayan wanita ini.

”Tenang saja Tuan muda. Saya tidak akan membocorkannya.” pelayan itu berjalan mendekatinya lalu berbisik, ”... Saya tidak akan memberitahu bahwa Anda perempuan. Itu alasannya mengapa Nyonya besar memerintahkan seorang gadis untuk menggosok punggungmu. Sekarang Anda kemarilah. Saya akan menggosok punggung Anda.”

”Kau tahu aku ini perempuan? L- lalu kau ini siapa?” Su Yeo sedikit terkejut mendengarnya.

”Aduh, Tuan muda. Apakah Anda sudah melupakan saya? Padahal Tuan muda hanya mati beberapa jam saja.” ucap pelayan wanita. ”... Namaku Shi Yu. Aku telah menjadi pelayan Tuan muda sejak kecil.”

”Sejak kecil? Itu artinya kau tahu banyak tentangku?”

Shi Yu berpikir selama beberapa saat. ”... Ya, tidak juga. Saya hanya melakukan tugas yang diberikan. Pasti berat bagi Anda untuk menerima kenyataan. Adik Kaisar sudah menginginkan Anda sejak usiamu masih berumur lima tahun.”

”Menginginkanku? Apa maksudnya itu?”

”Karena politik belum stabil, istana mengangkat beberapa selir untuk mengurus pemerintah. Anda tahu kalau istana Donjin dan Istana Lunyan sedang berperang. Kaisar terdahulu meninggal akibat perang lalu, anak pertamanya yang menggantikan posisinya. Tetapi, Kaisar yang saat ini keadaannya sedang sakit dan hidupnya diprediksi akan berakhir sementara Yang mulia belum memiliki seorang keturunan dan tidak ada yang bisa menggantikannya selain adik laki-lakinya sendiri. Perdana menteri meminta agar Yang mulia lebih memikirkan masa depan. Karena itu, jika suatu saat Yang mulia tiba-tiba meninggal karena penyakitnya, adik sang kaisar harus segera menggantikannya. Tidak lama setelah pengobatan, adik sang kaisar harus segera menikahi Anda dan menghasilkan keturunan.”

Su Yeo nyaris muntah saat mendengarnya dan langsung membuat Shi Yu khawatir. ”... Anda tidak apa-apa nona?”

”Y- ya. Aku tidak apa-apa.” jawabnya kemudian ia berkata dalam benaknya. ”... Terlalu muda bagiku untuk mengetahui semua itu.”

Terpopuler

Comments

Murni Murniati

Murni Murniati

ini kok bisa dia dtuduh mau mmbunuh kaisar, apa dia djebak ato apa,

2025-01-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!