16 - Cerita Horor dan Pinggir Jurang

Kereta kuda milik Zhou Yuan melaju dengan cepat menuju suatu tempat. Kali ini Su Yeo benar-benar telah dijebak. Ia tidak menduga Zhou Yuan akan melajukan kereta kudanya sehingga Su Yeo tidak bisa pergi. Padahal Zhou Yuan bilang kalau dia hanya akan berbicara tanpa membawanya pergi kemanapun.

”Sifatmu benar-benar kurang ajar sekali. Beraninya berbohong padaku. Lain kali, ini yang terakhir kalinya aku tidak akan percaya lagi pada ucapanmu!” ucap Su Yeo marah pada Zhou Yuan yang duduk tepat di hadapannya.

”Jangan marah begitu. Sebenarnya ini adalah masalah yang sangat serius. Selir keempat telah terkena sihir yang membuatnya menjadi gila. Aku menemukan sebuah kotak yang terkubur di bawah pohon bunga tabebuya. Dan ternyata, di dalamnya ada sebuah kepala rusa yang sudah berubah menjadi tulang belulang.” jelas Zhou Yuan.

”Bukankah kamu mengatakan kalau yang ada di dalam kotak itu adalah tengkorak manusia lengkap dengan sepasang matanya?!” bentak Su Yeo sambil menunjuknya.

”Aku hanya tidak mau membayangkan wajah ketakutanmu saat aku menceritakan kisah horor padamu. Apalagi, kejadiannya di istana pada malam hari. Hanya ada aku dan beberapa penjaga yang masih berkeliaran di sana. Belum lagi, Istana Selir dulu menjadi tempat pemberontakan besar-besaran yang mengakibatkan kematian banyak selir. Aku selalu membayangkan hantu para selir yang bisa saja datang pada malam hari untuk membalas dendam.” Zhou Yuan berusaha mengejek Su Yeo dan menakut-nakutinya.

”Memangnya siapa yang akan percaya pada cerita dongeng mu?! Kamu pikir aku percaya pada hantu?! Aku hanya percaya pada sesuatu yang aku lihat saja!” ketusnya sembari mengalihkan perhatiannya.

”Baiklah, sepertinya kau tidak takut untuk mengunjungi desa penyihir.”

Su Yeo tertegun, menatap kembali ke arah Zhou Yuan. ”Apa maksudmu kita akan pergi ke desa penyihir?!” tanyanya tiba-tiba.

”Apakah kamu takut sekarang? Aku tidak bisa ke sana jika seseorang hanya bisa menjadi beban untukku.” cibirnya penuh omong kosong.

”Berhentilah bercanda atau aku akan membunuhmu! Katakan saja untuk apa pergi ke sana?! Memangnya desa penyihir itu ada?!”

Zhou Yuan menghela nafas sebelum menjawab, ”Tentu saja ada. Cerita tentang kotak misterius malam tadi aku tidak bohong. Tanya saja pada putra mahkota.” Zhou Yuan memberi jeda. ”... Desa itu sangat terpencil. Jarang dikunjungi oleh orang-orang karena dianggap terlalu mengerikan. Banyak yang bilang stamina tubuhmu harus kuat kalau tidak, sihir gelap yang lepas di desa itu akan menghancurkan tubuhmu.”

Su Yeo menatapnya serius sembari mencerna apa yang dikatakan Zhou Yuan tadi. ”... Diwaktu sekarang, memangnya ada sihir seperti itu? Kupikir itu hanyalah sebuah cerita dongeng anak-anak. Biasanya mereka itu takut pada besi, kan?”

”Ya, aku tidak tahu bagaimana mereka bisa belajar sihir. Aku baru terlahir ke dunia sudah 20 tahun yang lalu sementara sihir sudah ada berabad-abad lalu. Bagaimana aku bisa tahu darimana mereka bisa belajar sihir? Orang-orang sekitar hanya mendengar gosip yang beredar mengenai desa penyihir yang ternyata benar-benar ada—

KRIEETT!!!!

Tiba-tiba kereta kuda berhenti secara mendadak bahkan nyaris membuat Su Yeo terjatuh ke depan. Beruntungnya saat itu, Zhou Yuan dengan sigap menangkapnya sebelum Su Yeo terjatuh membentur lantai. Su Yeo yang mendapatinya cukup terkejut dan langsung duduk kembali begitu sadar tangan yang saat ini menahan tubuhnya adalah milik Zhou Yuan.

”Apa yang terjadi di depan sana?” tanya Zhou Yuan pada kusir di depannya.

”Maafkan saya atas guncangan yang terjadi, Yang mulia. Akan tetapi, jalan yang ada di depan sana sangat kecil sehingga sulit untuk dilewati kereta.” jawab si kusir.

”Apakah kau tahu jalan lain menuju tempat itu?” tanya Zhou Yuan kembali.

”Maaf, Yang mulia. Saya tidak tahu jalan yang lain. Padahal hanya tinggal melewati jurang ini dan menyebrang jembatan Anda akan segera sampai ke desa penyihir.”

Zhou Yuan berpikir selama beberapa saat. ”Kalau begitu, aku akan berjalan saja.” jawabnya kemudian turun dari atas kereta.

”Tapi, Yang mulia! Bagaimana Anda bisa kembali ke Istana?” tanya di kusir dengan cemas.

”Ada banyak cara untuk kembali ke Istana meski harus berjalan kaki.” singkat Zhou Yuan kemudian menatap ke arah Su Yeo yang masih bertahan di dalam. ”Kau tunggu apa lagi? Cepat turun!”

Dengan melipat tangannya dan mengalihkan pandangannya, sudah jelas Su Yeo akan mempertahankan posisinya. ”Aku tidak mau jika harus disuruh berjalan! Kau saja yang pergi! Aku akan kembali ke rumah! Lagipula, Ayahku akan cemas padaku nanti!” ketusnya.

”Soal Ayahmu, aku sudah meminta izin padanya. Apa perlu aku menunjukkan token yang diberikan padanya?” Zhou Yuan merogoh pakaiannya dan menunjukkan sebuah token milik keluarga Xiao dan siapa lagi yang memilikinya selain Ayahnya sendiri. Tentu hal ini sangat membuat Su Yeo merasa terkejut.

”Bagaimana kau mendapatkannya?! Apakah kau menyogoknya dengan uang?!” ucapnya dengan keras.

”Ayahmu menyukaiku. Memangnya kenapa? Aku hanya berjanji akan melindungi putranya selama perjalanan berlangsung. Itu saja dan dia langsung memberiku izin.” jawab Zhou Yuan dengan mudahnya.

”Ayah macam apa dia itu?! Beraninya merelakan Putrinya bersama dengan orang lain?!” batin Su Yeo kesal tak bisa berkata-kata lagi.

”Baiklah, ayo pergi. Waktu terus berjalan.” Zhou Yuan akhirnya memaksa dengan menyeret Su Yeo pergi dari dalam kereta kuda sementara kusir dan kereta kudanya kembali ke istana.

Melewati sebuah jurang yang sempit, mereka berdua saling bertaruh nyawa. Su Yeo nyaris tidak bernafas saat ia melewati sebuah jalan di pinggir jurang yang lebarnya hanya seukuran dua telapak kakinya. Ia membayangkan apa yang akan terjadi jika ia sampai terjatuh dalam ketinggian yang sangat curam dan berbatu. Sudah pasti ia akan merasakan kematian yang kedua kalinya!

”Awas saja kalau kau sampai terjatuh! Aku tidak akan mencari mayatmu di bawah sana.” ketus Zhou Yuan dengan nada mencibir.

”Siapa yang akan mati konyol seperti itu?! Sangat tidak dramatis sekali!” jawab Su Yeo sembari mengalihkan perhatiannya, mencoba untuk tidak menatap punggung Zhou Yuan.

”Beberapa langkah lagi jalanan akan kembali seperti semula. Bertahanlah.” lanjut Zhou Yuan.

Hanya dalam beberapa saat, Zhou Yuan akhirnya menapak di atas jalan yang jauh lebih lebar dari jalan yang baru saja mereka lewati. Zhou Yuan menyempatkan diri untuk memegang tangan Su Yeo dan menuntunnya menuju jalan yang lebih lebar. Tidak ada tantangan yang terjadi. Su Yeo berhasil selamat melewati jalan setapak yang nyaris membuat jantungnya copot.

”Kau baik-baik saja?” tanya Zhou Yuan memperhatikan.

Zhou Yuan diam dan hanya mengangguk. ”Ku rasa sebentar lagi kita akan sampai. Aku mulai merasa diawasi oleh banyak orang.” ucapnya singkat.

Zhou Yuan merasa terkejut, ”Apa maksudmu diawasi banyak orang?” tiba-tiba ia juga merasakan hal yang sama. Kemudian, saat ia berdiri menghadap ke belakang, ia melihat sekelompok orang yang memakai jubah dan tudung hitam sampai menutupi setengah dari wajah mereka. Mereka berjumlah sepuluh orang dan langsung mengepung mereka berdua.

”Penyusup! Jangan harap kalian bisa mengunjungi desa kami!”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!