Keesokan paginya.
”Tuan muda! Tuan muda!”
Semua orang yang berada di kediaman keluarga Xiao sibuk mencari keberadaan Su Yeo. Setelah perjamuan makan malam yang terasa sangat dingin, Su Yeo tiba-tiba memiliki keinginan kuat untuk kembali ke kamar setelah Ayahnya Jenderal Xiao Xuluan membicarakan tentang pembatalan pertunangan antara Putrinya dengan adik Kaisar. Satu keluarga ini, sengaja memalsukan kematian putri mereka yang bernama Xiao Su Jin dan mengganti penampilan anak perempuan mereka menjadi laki-laki bernama Xiao Su Yeo. Apalagi tujuannya jika bukan untuk membatalkan pertunangan ini. Xiao Xuluan takut Putrinya akan diduakan dengan wanita yang lebih cantik lagi.
”Bagaimana? Apakah Su Yeo sudah ditemukan?” tanya Eun Ji.
”Belum Nyonya. Kami belum menemukannya. Pagi tadi, dia juga sudah tidak berada di kamarnya.” jawab Shi Yu yang juga ikut mencarinya. Ia tidak tahu kemana Su Yeo pergi padahal di depan rumah mereka, sudah ada sebuah kereta kuda yang ditugaskan untuk membawa Su Yeo ke istana.
Diwaktu bersamaan, Su Yeo ternyata sudah berada di luar rumah dengan pakaian hitam seperti orang yang hendak menyelinap ke rumah-rumah di tengah malam. Sudah sejak tadi ia menyadari keberadaan kereta kuda yang berhenti tepat di depan rumahnya. Ia sudah tahu kalau pangeran ketiga pasti tidak akan mengurungkan perintahnya. ”... Sudah kuduga itu akan terjadi. Lebih baik aku pergi dari tempat ini dan hidup menggelandang di jalanan!” gumamnya sembari berjalan mundur, melewati sebuah gang sempit diantara dua bangunan.
”Aku lihat kau ingin pergi ke suatu tempat. Apakah kau memiliki urusan yang lebih penting ketimbang bertemu dengan seorang Pangeran?” ucap seorang laki-laki yang berdiri di belakangnya dan baru disadari oleh Su Yeo.
Su Yeo mulai berkeringat dingin. Suaranya mirip sekali dengan suara yang pernah didengar olehnya. Dengan cepat, ia langsung menoleh ke belakang dan benar dugaannya. Manusia yang sedang berdiri di belakangnya memang Pangeran ketiga yang asli!
”Oh, Yang mulia. Apakah kau tersesat?” ucap Su Yeo apa adanya. Dia berusaha menghindari pertanyaan pangeran ketiga yang pasti akan bertanya mengapa ia pergi ke tempat ini dan bukannya berada di dalam kereta kudanya?
”Kamu pikir bisa pergi begitu saja dariku? Sudah lupa ya kalau aku memintamu untuk datang ke istana pagi-pagi?” ucap pangeran ketiga, Full senyum namun berhasil membuat Su Yeo merasa merinding.
Su Yeo membentak, ”Kau pikir bisa membawaku begitu saja?! Tangkap aku kalau kau bisa!” Su Yeo berlari menjauh dari pangeran ketiga dan keluar dari gang sempit. Akan tetapi, saat ia hampir sampai ke sana, tiba-tiba ia dihalangi oleh sekelompok pasukan Istana yang berbaris rapi menutupi jalannnya. Rasanya seperti terjebak dalam labirin berjalan yang tidak memiliki jalan keluar.
”Kau salah. Aku berhasil menangkapnya dalam sekejap.” cibir pangeran ketiga. Sementara Su Yeo hanya bisa memendam rasa kesal dan niatnya untuk menghancurkannya suatu saat.
...~o0o~...
Istana Donjin begitu megah dan luas. Ada banyak pelayan-pelayan yang membawa barang serta makanan. Aroma bunga persik tercium dimana-mana bahkan saat berada di gerbang istana yang terbuat dari besi. Beberapa wanita memakai perhiasan dan pakaian yang indah sedangkan sisanya memakai pakaian biasa yang seragam dengan yang lain.
Su Yeo diseret masuk ke istana Donjin dengan paksa oleh pangeran ketiga. Ia pikir ia akan dipertemukan langsung dengan adik Kaisar lalu dinikahkan pada usia 15 tahun. Atau ia akan dipertemukan dengan sang Kaisar yang nyaris saja dibunuh olehnya. Untungnya sang Kaisar tidak memberikan hukuman pada seluruh keluarganya juga. Jika itu terjadi, mungkin kediaman keluarga Xiao akan dilecehkan oleh orang-orang yang tinggal di sekitarnya.
Akan tetapi, tampaknya Su Yeo terlalu berpikir berlebihan. Ia tidak dipertemukan dengan kedua orang itu melainkan dengan seorang kepala pelayan wanita dengan raut wajah antagonis yang siap menghajar pelayan baru.
”Kenapa aku bisa berakhir di sini?! Inikan tempat terpencil di istana! Apakah kau tidak memberikanku kehormatan sebagai tamu di sini?!” ketus Su Yeo, marah pada Pangeran ketiga.
”Tutup mulutmu dasar pelayan baru!” bentak pangeran ketiga dengan nada menghina.
”Siapa yang kau panggil pelayan?! Tidak sudi aku dipekerjakan di tempat seperti ini!” balas Su Yeo dengan nada yang sama.
”Berisik! Jaga nada bicaramu orang rendahan! Cepat berikan dia pekerjaan!” pangeran ketiga menunjuk beberapa pelayan wanita di belakangnya. Mereka semua membawa seember pakaian kotor yang kemudian ditaruh di depan Su Yeo hingga tumpukan itu menutupi pandangannya.
”Apa maksudnya ini?! Mengapa kau menaruh pakaian-pakaian ini di depanku?!” ketus Su Yeo yang merasa terganggu dengan pemandangan ini.
”Sebelum melakukan perkejaanmu, kau harus tahu siapa nama majikanmu.”
”Hah? Majikan?!” batin Su Yeo bingung dengan ucapan pangeran ketiga.
”Namaku, Zhou Yuan, pangeran ketiga, putra dari selir Zhou milik Kaisar terdahulu. Mulai sekarang, aku adalah Tuanmu dan kau sudah aku angkat menjadi pelayan ku.” ucap pangeran ketiga Zhou Yuan dengan sewenang-wenang.
Mendengarnya lantas membuat amarah Su Yeo meluap-luap. Lantas, ia menarik kerah atas pakaian Zhou Yuan lalu membentaknya, ”... Kau pikir kau siapa?! Seenaknya memutuskan begitu saja! Aku tidak akan pernah menjadi pelayanmu bahkan pelayan di istana ini!”
Zhou Yuan kembali menunjukkan senyumnya yang selalu terlihat mengintimidasi dirinya. ”... Kau berada di wilayahku. Apa yang bisa kamu lakukan? Apakah kamu mau menerima hukuman seratus cambukan karena sudah menolak perintah sang pangeran?”
Su Yeo mengalihkan perhatiannya. Kesal tetapi ia tidak bisa melakukan apapun di tempat seperti ini. Sayang sekali, orang-orang di istana ini masih memiliki hobi mengintimidasi orang-orang kecil seperti dirinya. Dia lantas melepaskan cengkeramannya dan mendorongnya.
”Baiklah. Masalah sudah selesai. Sekarang, cepat cuci bajuku! Dan ingat! Jangan sampai rusak!” ucap Zhou Yuan sembari tersenyum mengintimidasi kemudian berjalan pergi bersama pelayan-pelayannya tadi.
”Hei! Apa yang kamu lakukan di sana?! Cepat cuci bajunya! Aku akan mengawasi mu dari sini!” ucap kepala pelayan dengan nada mengomel.
Su Yeo berusaha menatap wajah kepala pelayan dengan tersenyum. Namun, bukanlah senyuman yang indah melainkan senyuman mengerikan. ”... Baik, Yang mulia. Akan segera kulakukan!”
Diwaktu yang sama, seorang putra mahkota, adik sang kaisar berjalan sendiri melewati tempat yang cukup dekat dengan tempat Su Yeo mencuci baju Zhou Yuan. Adik Kaisar bernama Mu Xinyang memegang sebuah liontin giok milik seorang wanita yang biasa digantungkan pada pakaiannya. Ia sudah menyimpannya cukup lama dan menanti datangnya seseorang yang memiliki liontin ini. Namun, berita buruk malah datang padanya dan membuatnya merasa putus asa.
”Su Jin. Apakah kita tidak bisa bertemu lagi?” gumamnya sembari berjalan kemudian menatap ke arah Su Yeo yang sedang mencuci pakaian.
Ia seolah seperti bertemu dengan salah satu teman lamanya. Wajahnya terkejut, saat melihat Su Yeo untuk yang pertama kalinya. Mata emasnya yang terlihat familar, membuatnya merasa mengenal siapa sosok laki-laki yang sedang mencuci baju.
Mu Xinyang mencoba berjalan mendekatinya. Akan tetapi, seorang Kasim sudah lebih dulu menghampirinya dan mengatakan, ”... Yang mulia, ada beberapa tugas yang harus Anda selesaikan di istana.”
Mu Xinyang menoleh ke arah Kasim di sebelahnya. ”... Ah, baiklah aku akan segera ke sana.” jawabnya kemudian kembali menatap ke arah Su Yeo sebelum akhirnya ia berjalan pergi dari tempatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Lina Anna
ini kasim minta digeprek ganggu aja
2023-09-11
0