Istana Kekaisaran.
”Maaf, aku baru bisa menemuimu sekarang, Adipati Dun.” ucap Mu Zhuen Qiu dengan sopan sembari duduk kursinya yang berupa kursi kayu dengan ukiran naga di setiap sisinya dengan sebuah meja yang ada di depannya.
”Tidak apa-apa Yang mulia. Kesehatan Anda yang lebih diutamakan. Saya berharap, Anda segera sembuh dari penyakit Anda.” jawab Adipati Dun dengan sopan sembari memberi salam padanya.
Di sayap kanan, Mu Xinyang berdiri di sana memperhatikan sementara disayap kiri, perdana menteri Liu Chen juga ikut mendengarkan pembicaraan penting mengenai masalah kelaparan yang terjadi secara besar-besaran hingga memicu demo besar-besaran di depan istana pemerintah kabupaten Linwen.
”Katakan apa laporanmu.” ucap Mu Zhuen Qiu.
Dengan sopan, Adipati Dun menjawab, ”Baik Yang mulia. Masalah kelaparan di kabupaten Linwen semakin serius. Kekeringan juga telah terjadi selama berbulan-bulan. Akan tetapi, rakyat mengeluh bahwa mereka tidak mendapatkan bantuan sedikitpun dari Istana. Mereka melakukan demo besar-besaran di depan Istana pemerintah dan melempari semua penjaga di sana menggunakan batu. Tingkat kemiskinan juga mengalami peningkatan drastis. Beberapa orang yang bekerja sebagai petani mengaku mengalami kerugian karena kekeringan yang terjadi baru-baru ini. Yang mulia harus segera memberikan perintah untuk mengatasi kekacauan yang terjadi di kabupaten Linwen.”
”Masalah ini baru pertama kali terjadi ya.” pikir Mu Zhuen Qiu. ”... Perdana menteri Liu Chen, bagaimana dengan kinerja anak buahmu? Para menteri yang bertugas mengawasi perekonomian rakyat kelas bawah sampai atas. Apakah mereka tidak memperhatikannya?”
”Sejauh ini, saya baru menerima laporan yang disampaikan oleh Adipati Dun, Yang mulia. Saya akan segera mengevaluasi semua anggota menteri dan mengganti beberapa menteri yang kerjanya buruk.” jawab Liu Chen.
”Baik. Tolong awasi mereka semua.” Mu Zhuen Qiu kemudian menoleh ke arah Mu Xinyang di sebelahnya dan bertanya, ”Menurutmu, apa yang menjadi masalah di sini, Xinyang? Mengapa kemiskinan ini bisa terjadi hanya di kabupaten Linwen?”
Mu Xinyang menjawab dengan penuh kewibawaan, ”Kabupaten Linwen menjadi kabupaten termiskin di kekaisaran Donjin. Pasokan air menuju kabupaten itu juga terbilang sedikit. Harusnya, Istana mengirimkan orang-orang yang mampu mengatasi masalah di sana. Yang terjadi di kabupaten Linwen bukanlah hal yang pertama terjadi. Saat selir kedua mendapatkan tugas mengatur keuangan di sana, kekacauan yang sama juga terjadi. Setelah diselidiki, ternyata selir kedua mengambil keuntungan dari hak yang seharusnya diberikan oleh penduduk di sana hingga membuatnya harus dikeluarkan dari Istana. Jadi, mungkin saja kejahatan yang sama terjadi di tahun ini. Seseorang atau sekelompok orang telah mengambil keuntungan besar dari hak yang seharusnya diberikan oleh penduduk kabupaten Linwen.”
”Ya. Aku sependapat dengan Xinyang. Ada hewan pengerat diantara semua anggota Istana yang bertugas di kabupaten Linwen.” ucap Mu Zhuen Qiu menyimpulkan.
”Itu karena pengeratnya ada di sini, Yang mulia.” ucap seseorang yang masuk ke dalam ruangan rapat mereka dengan lancang bersama dengan pasukan-pasukan yang merantai seorang laki-laki dan perempuan.
”Apa yang terjadi di sini?” Mu Zhuen Qiu langsung berdiri dari kursinya begitu mereka semua berjalan memasuki ruang rapatnya dan membuat keramaian di sana.
”Aku dan pangeran ketiga berhasil menemukan pengerat yang sudah membuat krisis besar-besaran di kabupaten Linwen.” ucap Su Yeo abai tak melihat situasi yang ada di sekitarnya. Ia bahkan lupa bahwa Mu Xinyang berada di sana. Apa yang akan dikatakannya jika ia melihat Su Yeo yang berpenampilan sebagai perempuan?!
”Diamlah kau penjahat!” seorang penjaga membentak Su Yeo hingga mengundang perhatian Zhou Yuan.
”Jangan membentaknya! Berhati-hatilah dengan mulutmu!” ucap Zhou Yuan membentak padanya.
”Maafkan saya, Yang mulia.” jawab penjaga tadi.
”Apa yang kalian lakukan di sini hingga memenuhi ruangan rapat? Dan siapa yang kalian bawa ini?” tanya Mu Zhuen Qiu tak mengenal penampilan Su Yeo saat ini.
”Kami membawakan tahanan yang Anda inginkan. Dia adalah Su Yeo yang berpenampilan perempuan untuk bersembunyi dari kami, Yang mulia.” jawab salah satunya.
”Oh, jadi dia adalah Su Yeo? Dia berbeda sekali dengan yang aku lihat beberapa waktu lalu.” ucap Mu Zhuen Qiu sembari tersenyum meremehkan padanya.
Su Yeo berusaha tersenyum menyambutnya dengan berkata, ”S- senang bertemu denganmu Yang mulia.” ucapnya canggung.
Mu Xinyang menatap ke arah Su Yeo. Perlahan wajahnya tampak terkejut seperti baru saja bertemu dengan kenalan lama yang sangat dirindukannya. Ini bukanlah kali pertama Mu Xinyang bertemu dengan Su Yeo. Sebelumnya, Mu Xinyang sempat melihatnya sekilas saat Su Yeo sedang mencuci baju. Dan kali ini, dalam penampilan perempuannya, Su Yeo benar-benar membuat jantung Mu Xinyang nyaris copot.
”Yang mulia! Inilah orangnya yang sudah mengambil keuntungan dari hak penduduk kabupaten Linwen. Su Yeo sendiri yang menginterogasinya.” ucap Zhou Yuan sembari menyerahkan Hua Pei ke hadapan Mu Zhuen Qiu.
”Itu bohong Yang mulia! Bagaimana Anda bisa mempercayai ucapan seseorang yang mencoba membunuh Anda sebelumnya?! Pangeran ketiga adalah seorang pengkhianat! Dia berusaha melengserkan ku dari jabatanku sebagai menteri agar dia mendapatkan posisinya!” Hua Pei mencoba membela diri.
”Cukup penjelasanmu Hua Pei. Aku ingin mendengar pengakuan dari Su Yeo.” Mu Zhuen Qiu memberi jeda dan menghampiri mereka berdua. ”... Sebagai orang yang sudah berani mencoba membunuhku, apakah kamu masih mampu berdiri di hadapanku?”
Su Yeo menjawab dengan sopan, ”Izin menjawab Yang mulia! Sejujurnya saya tidak berani menatap langsung wajah Anda apalagi berdiri di depan Anda. Jadi, ada baiknya Anda memulangkan saya kembali ke rumah dan melarang saya pergi ke istana selamanya.”
Mu Zhuen Qiu tersenyum. ”Itu bukanlah jawaban yang aku pikirkan. Aku pikir, kamu akan menjawab bahwa kamu pantas mati setelah mencoba membunuh kaisar di negara ini.”
Su Yeo mulai berkeringat dingin dari atas kepala hingga ujung kaki dan tidak bisa berkata apapun setelah mendengarnya.
”Baiklah, itu bisa diurus nanti. Aku ingin mendengar kesaksian mu, mantan penjahat kecil. Apa yang dikatakan oleh Hua Pei saat dia diinterogasi olehmu?” tanya Mu Zhuen Qiu.
Su Yeo menjawab, ”Baik, Yang mulia. Orang ini mengatakan kalau dialah yang terpenting dibandingkan rakyat biasa yang bergantung pada keputusannya. Harta yang ia ambil dari uang penduduk kabupaten Linwen digunakan untuk mengunjungi rumah hiburan demi memenuhi keinginan buruknya! Anda sendiri pasti tahu bahwa tidak ada satupun dari istrinya yang sanggup bertahan bersamanya kan?”
”Omong kosong! Yang mulia! Saya difitnah! Saya tidak mungkin mengambil harta rakyat kecil! Anda tahu selama beberapa tahun ini, belum pernah ada laporan tentang krisis besar-besaran di suatu wilayah. Jika Anda tidak percaya padaku, tanya saja pada perdana menteri Liu Chen!” Hua Pei menunjuk ke arah Liu Chen yang masih berdiri di posisinya yang sama.
”Heh? Jangan tanya padaku. Tanyakan saja pada dirimu. Kamu berusaha menuduhku?!” ucap Liu Chen.
”Saya yang menjadi saksinya Yang mulia.” ucap Zhou Yuan. ”... Sebelumnya saya juga telah memerintahkan orang terpercaya untuk menyelinap ke dalam rumah menteri Hua Pei. Dan benar, orangku membawa salinan laporan keuangan yang seharusnya disalurkan pada penduduk kabupaten Linwen. Saya bahkan membawa salinan untuk untuk Anda.”
Zhou Yuan memberikan sebuah kertas yang diberikan pada Mu Zhuen Qiu. Wajah Hua Pei mulai terlihat panik dan berkeringat dingin, menatap surat yang diberikan pada Sang Kaisar mengenai kebenaran dirinya mengambil keuntungan dari uang yang percayakan oleh istana padanya.
”Tidak! Yang mulia! Pangeran ketiga berbohong! Jangan percaya padanya! Akulah menteri yang selama ini dipercayai oleh kaisar kaisar terdahulu!” Hua Pei berusaha mengambil surat itu dari tangan Mu Zhuen Qiu namun, ia langsung ditampar dengan keras oleh Mu Zhuen Qiu yang menatapnya serius.
”Diam saja di sana dan jadilah penonton yang baik.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments