Setelah meninggalkan rumah kediaman tuan son, ayah dari detektif bryan. Loli dan ke empat anggota tim penyelidik baru saja tiba di kantor kepolisian pusat paris.
Mereka berlima langsung masuk dan menuju ke ruangan khusus untuk mereka selama menangani kasus ini.
" Jangan beritahukan bukti ini pada siapapun, sekalipun itu adalah jendral piter. Kita akan menyelidiki bukti ini secara rahasia, karena saya memiliki firasat buruk, jika bukti yang kita temukan di ketahui oleh orang lain selain kita ". Ucap loli dengan serius, ketika mereja berlima sudah berada di dalam ruangan mereka.
" Tapi... ". Saat Ketua tim penyelidik ingin membantah perintah loli. Dengan cepat loli menyela ucapannya.
" Saya memilih kalian untuk bekerja sama dengan saya dalam kasus ini, karena saya percaya kalian bisa bekerja sama dengan saya dan bisa mengikuti cara kerja saya ".
" Percaya dan lakukan saja sesuai perkataan saya, karena saya juga percaya kalian bisa merahasiakan bukti ini dari siapapun ".
Dengan yakin loli mengatakan semua itu pada ke empat anggota tim penyelidik itu. Dan setelah mendengar ucapan loli, mereka berempat malah merasa bangga bisa di percaya dan di beri kepercayaan oleh seorang detektif yang paling di sengani, seperti loli.
" Baiklah, kami akan merahasiakan bukti ini dari siapapun sesuai perintah anda, detektif robin ". Ucap ketua tim penyelidik.
" Kami juga sangat berterima kasih sudah di percaya dan di berikan kepercayaan oleh anda ". Sambung anggota lainnya.
Tapi tak terduga sama sekali, loli malah tersenyum tipis untuk pertama kalinya dia tunjukkan pada mereka berempat, membuat mereka semakin semangat dan antusias untuk melanjutkan lagi penyelidikan bersama loli.
Setelah itu loli pun keluar dari ruangan itu dan berniat pergi ke ruangan brenda, masih di kantor kepolisian pusat tersebut.
" Ternyata detektif robin bisa tersenyum juga, aku pikir dia memang sedingin rumor yang beredar tentangnya ". Ucap satu-satunya anggota wanita di tim penyelidik loli.
****
Ceklek.
Mendengarkan pintu ruangannya di buka seseorang. Brenda dan tim hacker kepolisian pusat yang bekerja di dalam ruangan itu langsung melihat ke arah pintu. Dan mereka kaget melihat kedatangan loli di dalam ruangan itu.
" Loli ". Ucap brenda.
" Lanjutkan saja kalian bekerja, saya hanya ingin menemui hacker brenda ". Ucap loli dengan wajah datarnya menyuruh para hacker lainnya untuk mengabaikan kehadirannya di ruangan itu. Loli pun mendekati meja kerja brenda.
" Gk usah liatin gue kayak gitu ". Ujar loli dengan wajah datar pada brenda.
" Hah ". Brenda mencoba mentralkan pikirannya seraya menghembuskan nafasnya dengan pelan.
" Bagaimana lu bisa tahu soal masa lalu gue ? ". Tanya loli dengan penasaran di balik wajah datarnya.
" Maafin gue sebelumnya. Tapi tadi tiba-tiba saja ada yang meretas sistem keamanan gue dan orang yang meretas sistem gue lah yang memberitahukan soal identitas ayah detektif bryan dan juga semua masa lalu lu ". Jawab brenda jujur.
Loli jelas tidak marah, tapi dia terdiam dan berpikir keras, siapa orang yang memberitahukan masa lalunya pada brenda. Yang artinya orang itu mengenal dia dan juga tahu soal masa lalunya.
" Apa ada lagi yang orang itu katakan ke lu ? ". Tanya loli.
" Gk ". Jawab brenda dengan singkat.
" Tapi sekitar 10 menit yang lalu, dia mengirimi gue gambar ini ". Sambung brenda, seraya memperlihatkan gambar yang di kirimkan peretas itu pada loli.
Deg.
Loli langsung memicingkan matanya. " Apa jangan-jangan orang yang meretas sistem keamana brenda, adalah orang yang sama yang memasukkan bukti itu kedalam mobil tadi ? ". Batin loli sungguh di buat frutasi karena banyaknya teka-teki dalam misteri kematian detektif bryan.
" Oke.. Jangan beritahu siapapun soal gambar itu, karena itu adalah barang bukti utama yang gue dan tim penyeldik temukan saat berkunjung di rumah ayah dari detektif bryan ". Ucap loli sengaja memelankan suaranya, agar tidak di dengar oleh orang lain selain brenda.
Brenda cukup terkejut mendengarkan ucapan loli dan segera mengembalikan layar laptopnya di layar utama agar foto bukti kasus ini tidak di lihat oleh siapapun di dalam ruangan itu.
" Lanjutkan saja pekerjaan lu, gue kembali ke ruangan gue dulu ". Loli ternyata hanya datang untuk menanyakan kenapa brenda bisa mengetahui masa lalunya.
Dan setelah brenda sudah menjelaskan alasannya, loli langsung keluar dari ruangan kerja brenda dan kembali ka ruangannya.
*******
Sekarang sudah jam 7 malam di paris dan sekarang, loli, anya dan brenda sedang makan malam di salah satu restoran yang cukup terkenal di paris, karena mereka ingin merefresh pikiran mereka.
Seperti biasa, anya dan brenda selalu setia mengambil foto di mana saja tempat yang mereka kunjungi. Kerandoman anya dan brenda pun di mulai.
Cekrek.
" Oke , bagus ". Ucap anya selalu saja kagum dengan hasil jepretan brenda.
" Tapi lagi dong ". Sambung anya membujuk brenda.
" Ya udah, cepetan ". Ucap brenda sedikit kesal.
Cekrek.
" Haha, Ngapain kepala gue pake miring segala kayak gitu ". Ucap anya tertawa geli melihat gaya berfotonya sendiri.
" Nah, itu lu tahu. Pala lu kayak di pukul pake balok trus miring ". Ucap brenda mengejek anya.
Tapi bukannya marah, brenda dan anya malah tertawa karena kerandoman percakapan mereka, di sela-sela nungguin pesanan makanan mereka yang sedikit lama dari dugaan mereka.
" Sini, gue fotoin lu juga ". Ucap anya menawarkan brenda agar dia fotoin.
" Gk usah! Lu mah gk pernah bener kalo fotoin gua! ". Pekik brenda kenyataannya.
" Udah, tinggal gaya aja susah amat sih lu ". Balas anya langsung mengambil ponselnya dari tangan brenda dan langsung mengarahkan kamera belakangnya ke arah brenda.
Walaupun kesal, brenda malah langsung berpose agar anya fotoin dia.
Cekrek.
Setelah mengambil satu gambar brenda, anya langsung memberikan ponselnya pada brenda agar brenda melihat hasil potretannya.
" Tuh kan udah gue duga, pasti gak bener lu fotoin gue ". Ucap brenda dengan kesal. " Udah gak usah, gue gk mau di fotoin lu lagi ". Sambung brenda dengan wajah kesalnya.
Anya pun menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Tapi setelah dia mengambil kembali ponselnya dari brenda. Dia malah memotret loli dengan sengaja di saat loli baru saja ingin minum.
Cekrek.
" Bwahahah ". Tawa anya benar-benar pecah karena hasil jepretannya sangat langkah.
Bahkan tanpa sadar, sekarang anya sedang menjadi pusat perhatian para pengunjung restoran karena suara tawanya.
" Lu ngapain sih anjirrr... Bikin malu aja deh loh ". Pekik brenda kesal dengan kegilaan anya.
" Liat-liat deh bren, hasil jepretan gue haha ". Jawab anya tanpa merasa malu dengan tatapan para pengujung.
Setelah melihat hasil jepretan anya. Brenda pun ikut tertawa dan mereka berdua tertawa terbahak-bahak tanpa rasa malu menjadi pusat perhatian.
Loli pun menatap mereka berdua dengan tajam karena hanya dia yang malu menjadi pusat perhatian saat ini.
" Wahh lu emang paling the best deh nya ". Puji brenda dengan keberanian anya yang berani mengambil gambar loli seperti itu.
" Apaan sih lu berdua, bikin malu gue aja ". Ucap loli sangat kesal.
" Kapan lagi gue bisa ambil gambar loli kayak gini kan yahh , hahah ". Mereka berdua malah mengabaikan ucapan loli.
Loli pun semakin kesal dengan betapa gilanya kedua sahabatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments