Melihat loli seakan diam seperti patung dengan wajah yang sudah pucat. Sang ketua tim penyelidik yang bertepatan sedang mengemudikan mobil dan duduk di samping loli pun langsung khawatir.
" Detektif robin?, apa anda baik-baik saja ? ". Tanya ketua itu khawatir, tapi dia hanya melirik loli saja karena harus fokus mengemudikan mobil.
" Hmm ". Loli hanya menjawab dengan deheman saja.
Loli memejamkan matanya sejenak, kemudian mengatakan sesuatu pada brenda yang masih terhubung panggilan telfon dengannya.
" Cari semua yang berkaitan dengan seluruh keluarga korban, terutama ayah korban seperti yang kau katakan. Kita akan membahas ini di rumah nanti ". Ucap loli langsung mengakhiri panggilan itu dengan sepihak.
" Hah ". Hembusan nafas kasar pun keluar begitu saja dan loli langsung memijit keningnya karena pusing.
Ke empat anggota tim penyelidik malah di buat penasaran, apa yang terjadi ada loli saat ini. Tapi mereka tidak berani bertanya dan membiarkan loli menenangkan dirinya.
Sedangkan di kantor kepolisian pusat. Brenda merasakan sesak di dadanya, nafasnya seakan tercekat dengan menahan tangisannya. Ketika dia baru saja mengetahui masa lalu sahabat baiknya yang ternyata mampu membuatnya ikut merasakan betapa berat, kehidupan yang loli hadapi selama 14 tahun ini.
" Gue kagum sama lu, Lol.. Gue gak nyangka ternyata lu menyimpan beban sebesar ini di pundak lu selama 14 tahun dan lu gk pernah mau berbagi beban itu pada gue dan sahabat kita yang lain ". Batin brenda tanpa sadar meneteskan air matanya.
" Sekarang gue paham, kenapa lu gk pernah mau cerita setiap kali gue dan lainnya tanya soal masa lalu Lu ".
" Dan mulai detik ini. Gue akan lindungin lu dari semua orang yang ingin berniat jahat ke elu lol. Gue akan lakuin apa saja, agar lu bisa bahagia dan ngelupain semua masa lalu kelam yang pernah lu alami dan simpan selama ini ".
Setelah mengatakan semua itu dan berjanji pada dirinya sendiri untuk melindungi loli. Sekarang brenda melanjutkan lagi mencari semua yang loli minta tadi.
******
Sesampainya loli dan ke empat anggota tim penyelidik di depan rumah detektif bryan. Ke empat tim penyelidik langsung keluar dari mobil, kecuali loli yang keluar belakangan karena harus menenangkan pikirannya terlebih dahulu. Agar dia bisa melakukan penyelidikan dengan memisahkan masalah pribadinya dan pekerjaannya.
Setelah merasa tenang, loli pun keluar dari mobil dan mereka berlima langsung mendekat ke rumah detektif bryan. Kemudian mereka mengetuk pintu rumah tersebut.
Tak berselang lama. Seorang pria tua yang diyakini loli adalah ayah dari detektif bryan pun membuka pintu rumah tersebut dan berdiri di hadapan loli dan tim penyelidik.
Tatapan pria tua itu sangat dingin, wajahnya datar dan menatap loli dan yang lainnya secara bergantian.
" Detektif Son ". Sapa para tim penyelidik yang jelas tahu siapa pria tua itu.
" Jadi namanya detektif son ? ". Batin loli dengan tatapan datar menatap ke arah pria tua di depannya.
" Berhenti memanggil saya dengan sebutan detektif, karena saya bukan seorang detektif lagi ". Jawab Son ayah dari detektif bryan dengan datar.
" Dan sebaiknya kalian pergi saja dari sini. Karena kalian tidak akan menemukan apapun petunjuk kematian anak sialan itu di rumah saya, karena dia sudah tidak tinggal di rumah ini dari 2 tahun yang lalu ! ". Sambung son dengan tegas.
Ke empat anggota tim penyelidik pun langsung terkejut dengan ucapan Son, dan mereka semua langsung melirik ke arah loli, yang ternyata sedang menatap son dengan tatapan dingin, membuat mereka berempat merinding karena baru pertama kali mereka melihat tatapan loli sedingin itu.
" Jika anda mencoba mempersulit penyelidikan kami. Anda tentu tahu sebagai mantan detektif yang pernah di kenal oleh semua orang. Bahwa anda pasti akan mendapatkan sanksi dan anda bisa di curigai sebagai pelaku utama pembunuhan putra anda sendiri ! ". Ucap loli menasehati son dengan tegas dan wajah datar serta tatapan dinginnya.
Tim penyelidik langsung terkejut dengan keberanian loli barusan, sedangkan son langsung menatap loli dengan tatapan dingin.
" Apa anda sedang mengancam saya ? ". Tanya son datar.
" A-ah.. Maaf tuan son, tapi dia adalah detektif robin, yang .... ". Ucapan ketua tim penyelidik langsung di sela oleh son.
" Saya tidak peduli siapa wanita ini, tapi kalian juga harus tahu bahwa kalian juga bisa mendapatkan sanksi jika kalian masuk dan melakukan penyelidikan tanpa persetujuan dari pemilik rumah ! ". Sela son langsung membalas mengancam loli dan lainnya.
Tapi loli malah berdecih dan menyeringai tipis mendengarkan ancaman son barusan.
" Kalian masuk saja. Saya yang akan bertanggung jawab penuh kalau memang kita akan mendapatkan sanksi seperti yang di katakan tuan son yang terhormat ini ". Loli dengan santai malah menyuruh tim penyelidik untuk masuk kedalam rumah son tanpa rasa takut.
Son terlihat semakin menatap loli dengan tatapan dingin. Tapi loli memabalas dengan tatapan yang lebih dingin. Membuat ke empat tim penyelidik menjadi serba salah.
Tanpa rasa takut, loli langsung maju mendekati pintu rumah son berniat masuk kedalam sana dan son hanya bisa mundur kebelakang. Sehingga loli dan tim langsung masuk untuk memulai penyelidikan.
" Wanita itu, sekilas mirip dengan seseorang yang pernah aku kenal di masa lalu ". Batin Son merasa dejavu ketika dia dengan jelas memperhatikan wajah cantik loli yang mirip seseorang yang dia kenal.
Tapi anehnya son lupa, siapa orang di masa lalunya yang mirip dengan loli. Mungkin karena sudah lama atau karena dia memang sudah tua dan pelupa.
Loli dan tim penyelidik langsung memeriksa setiap ruangan dan sudut rumah son, tapi mereka sama sekali tidak menemukan petunjuk apapun di dalam rumah son dan akhirnya loli dan yang lainnya keluar dari rumah son.
" Sepertinya orang itu ingin mempermainkanku ". Batin vira masih bisa menahan emosinya, karena merasa tertipu oleh orang yang memberikan informasi untuk datang ke rumah ini.
" Pergilah sebelum saya melaporkan kalian pada jendral piter ". Ucap son masih bisa menahan kesabarannya.
Loli hanya diam saja, tapi dia sama sekali tidak merasa bersalah atau merasa takut karena dia melakukan penyelidikan dengan memaksa maksud, tapi dia malah tidak menemukan petunjuk apapun.
" Ayo pergi ". Ucap loli mengajak ke empat anggota tim penyelidik untuk pergi dari rumah son.
Tapi ketika mereka baru saja memasuki mobil. Loli sangat terkejut bahkan dia langsung terdiam bagaikan patung di depan pintu mobil samping pengemudi dengan pintu mobil yang terbuka dan memperlihatkan isi dalam mobil.
" Apa ini ? ". Pekik anggota wanita satu-satunya selain vira sebagai detektif, kaget melihat 1 kantol plastik bening yang berisikan 1 pisau belati yang berlumuri darah.
" Pakailah sarung tangan dan masukkan barang bukti ini kedalam kantong. Jangan sampai sidik jari kalian terdeteksi ". Ucap loli dengan tegas.
Setelah mengatakan hal itu. Loli kembali mengahadap ke arah belakang dimana rumah ron berada. Dan ternyata son sudah masuk kedalam.
Loli mencurigai son, dengan berpikir mungkin saja saat mereka sedang memeriksa dalam rumah son dan son langsung menaruh bukti tersebut di dalam mobil mereka. Karena itu bisa saja terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments