Aron dan loli duduk di satu sofa khusus 2 orang, rolan duduk sendirian di arah samping kiri loli dan aron, sedangkan anya dan brenda duduk di sofa khusus 2 orang di samping kanan loli dan aron. Dengan meja tengah mereka .
Aron dan yang lainnya di buat bingung ketika melihat loli banyak minum malam ini. Sudah 2 botol wine yang di habiskan sendiri oleh loli, tapi loli sama sekali tidak terlihat mabuk.
" Apa terjadi sesuatu padanya?, atau dia baru saja mendapatkan kasus yang sulit ? ". Bisik anya pada brenda yang duduk di sebelahnya.
Brenda hanya membalas dengan kedua bahu terangkat, menandakan dia juga tidak tahu apa yang membuat vira banyak minum malam ini.
" Lu kenapa ? ". Tanya aron pada loli dengan wajah datarnya.
Anya, rolan dan brenda langsung menatap loli untuk menunggu loli menjawab pertanyaan aron barusan.
Sekilas loli melirik ke arah aron dan kembali menghadap kedepan seraya meneguk lagi wine di tangannya untuk kesekian kalinya.
" Gk ada apa-apa, cuma pengen aja minum malam ini ". Jawab loli menatap lurus kedepan.
" Heii, ayolah, gk mungkin gk terjadi sesuatu pada lu, sehingga lu minum sebanyak ini ". Sambung rolan mengelak jawaban loli.
Anya dan brenda langsung menganggukan kepala mereka membenarkan ucapan rolan, sedangkan aron terus menatap vira dengan tatapan datar.
" Bisa gk sih lu cerita ke kita-kita kalau semisalnya lu punya masalah? Jangan di pendem sendiri, gk baik buat kesehatan lu loli ". Anya pun memberikan nasihat pada loli.
" Nah lu dengerin tu nasihat dari bu dokter ". Sambung rolan.
" Udah 7 tahun kita bersahabat baik, tapi lu gk pernah mau berbagi cerita sedikit pun pada kita loh ". Sambung brenda.
Loli memejamkan matanya mendengarkan semua ucapan sahabatnya. Sejenak dia mengusap wajahnya dengan kasar kemudian menatap semua sahabatnya satu-persatu dengan tatapan yang sulit di artikan.
" Mungkin nanti, belum sekarang ". Jawab loli dengan datar.
" Ikut gue ". Tiba-tiba aron berdiri dan menarik tangan loli untuk ikut dengannya entah kemana.
" Gue sama loli pergi dulu, terserah kalian masih mau di sini atau ingin pulang ". Setelah mengatakan itu, aron langsung menarik loli pergi dari cafe tersebut.
" Wah, lama-lama mereka berdua sangat mencurigakan ". Ucap Anya dengan mata melotot.
" Apaan sih lu anya ". Balas brenda menautkan kedua alisnya malas.
" Tapi ada benernya juga apa yang anya bilang. Bukan hanya sekali loh, aron membawah pergi loli setiap kali loli minum banyak. Apa kalian gk curiga gitu ". Ucap rolan sih pria mulut encer tapi dia pria tulen. Hanya saja mulutnya memang encer sama seperti anya.
" Hmm, apa mereka berdua sebenarnya pacaran diam-diam di belakang kita ? ". Ucap Anya menduga.
" Apa sih kalian berdua! Sekalipun aron dan loli emang pacaran, memangnya kenapa? Toh mereka berdua juga cocok-cocok saja menurut gue dan gue sangat setuju kalau aron pacaran dengan loli, kita taulah gimana sifat dan sikap aron dan gue yakin loli akan aman jika bersama aron ". Ucap brenda dengan pendapatnya.
" Ya iya sih. Apa yang lu bilang emang bener juga, tapi kan kalau emang beneran mereka pacaran, setidaknya kasi tahu kita kek biar kita gk penasaran gini dan malah curiga ". Jawab anya setuju dengan pendapat brenda.
" Pulang yuk, gue harus ke rumah sakit pagi-pagi karena gue ada jadwal operasi ". Sambung anya mengak rolan dan brenda untuk pulang saja, dari pada membahas soal aron dan loli.
Mereka bertiga pun langsung pulang dari cafe itu, karena mereka harus bekerja besok seperti biasanya.
Sedangkan sekarang aron dan loli sedang dalam perjalanan menuju apartemen aron.
Dalam perjalanan, aron sesekali melirik ke arah loli yang sedang menatap lurus ke luar jendela, loli diam saja dalam lamunannya.
Sekitar 25 menit akhirnya mobil aron berhenti di parkiran gedung apartemen tempat dia tinggal.
Loli langsung keluar dari mobil di ikuti aron, setelah itu mereka langsung menuju apartemen aron.
Tak lama kemudian.
Ceklek.
Pintu apartemen aron pun terbuka lebar, mereka berdua langsung masuk kedalam dan aron menutup kembali pintu apartemennya.
" Ka loli ? ". Panggil seorang gadis yang tak lain adalah adik satu-satunya aron yang memang tinggal bersama aron di apartemen itu karena adiknya juga melanjutkan studinya di LA sama seperti aron dulu.
" Ayok duduk dulu ka ". Alena mengajak loli untuk duduk di ruang santai apartemen itu.
Sedangkan aron langsung masuk kedalam kamarnya untuk membersihkan dirinya dan mengganti pakaiannya. Karena ternyata aron masih mengenakan jas kantor saat pergi ke cafe tadi.
" Apa kaka mabuk lagi ? ". Tanya alena pada loli saat mereka berdua sudah duduk di sofa ruang santai.
" Hmm, tapi tidak apa-apa ". Jawab loli dengan wajah datarnya.
Ternyata selama 4 tahun belakangan ini aron selalu mengajak loli ikut bersamanya jika loli mabuk, ternyata aron membawah loli ke apartemennya.
Dan alasan aron membawah loli ke apartemennya karena hanya alena yang bisa menenangkan loli dan menjadi sosok yang sangat berguna bagi loli di saat-saat seperti ini.
Ternyata saat pertama kali aron membawah loli ke apartemennya dengan kejadian yang sama saat loli mabuk. Loli pernah curhat pada alena tentang semua yang dia alami sedari kecil saat loli mabuk dan tidak bisa mengontrol ucapannya.
Aron ternyata sudah tahu setiap alasan loli bisa mabuk seperti itu, jadi dia akan mengajak loli ke apartemennya agar alena bisa menjadi teman curhat sekaligus bisa menenangkan loli.
Dan ternyata sikap aron malah di salah artikan oleh anya, rolan dan brenda yang wajarnya mereka tidak tahu alasan sebenarnya aron melakukan hal itu selama 4 tahun belakangan ini.
" Siapa lagi sih yang berani membuat kaka ingat lagi masa lalu kaka, hmm ? Apa aku harus menghajar mereka! ". Pekik alena sengaja bersikap seperti itu.
Karena setiap kali alena berbicara seperti itu, loli pasti akan tersenyum menanggapi ucapannya dan perlahan bisa tenang.
Dan benar saja. Loli langsung tersenyum tipis menanggapi celotehan alena yang selalu bisa mengubah suasana hatinya yang tadinya sedih sekarang langsung terhibur.
" Kau selalu saja bisa mengubah suasana hatiku, alena ". Ucap loli tersenyum.
Alena pun tersenyum mendengar dan melihat loli yang juga sangat hangat padanya, walaupun loli bukan kaka kandungnya.
" Hehe, btw, apa kaka sudah makan ? ". Tanya alena dengan perhatian yang tulus.
Loli menganggukkan kepalanya di iringi senyuman tipis. Alena sudah dia anggap seperti adik kandungnya sendiri dan semua perhatian dan sikap yang tulus alena berikan padanya membuat loli merasa dia masih memiliki sosok keluarga kandung. Walaupun pada kenyataannya alena hanya adik dari sahabatnya.
" Kaka wanita baik, walaupun ka loli bukan kaka kandungku. Aku akan melakukan apapun agar ka loli bisa hidup bahagia tanpa di selimuti bayangan masa lalu yang ka loli alami dan selalu menghantui ka loli selama ini ". Batin alena dengan tulus sangat menyayangi loli seperti kaka kandungnya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments