...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
"Kamu serius, ijinkan aku ikut pulang bersama kamu hari ini?" Tanyanya meyakinkan.
"Ya kalau kamu tidak mau pun tidak apa-apa," balas Ezra langsung berdiri.
"Ih kata siapa aku nggak mau,"
"Apalagi pulang sama kamu."
Dia pun langsung mengikuti Ezra dari belakang. Aku dan Ami pun langsung mengikuti mereka berdua, sedangkan Luna tidak bisa ikut karena dia sudah lebih dulu pulang.
Rama sendiri dia lah yang mengeksekusi tahapan akhir,supaya rencana kami sukses.
"Jangan sampai Caca sadar, kalau kita mengikuti dia." Bisik Ami.
"Oke......."
Terlihat Rama sudah kembali dan pura-pura menyapa Ezra dengan Caca.
"Loh, kalian pulang bareng ini?" Tanyanya.
"Iya,dong......."
"Wah tumben banget nih, Ezra bersedia ngajakin kami pulang bareng."
"Udahlah, jangan mengganggu dia. Katanya supir yang biasa antar jemput dia itu nggak masuk hari ini."
"Lagian kan, rumah kami emang satu arah." Jelas Ezra.
"Tuh kamu dengar, jadi jangan iseng." Timpal Caca dengan bangganya.
"Oh iya, bukannya kamu tadi udah mau balik? Terus kenapa sekarang kamu malah balik lagi?" Tanya Ezra.
"Ah ini aku lupa, ada seragam ku yang ketinggalan di loker. Aku mau bawa pulang untuk di cuci,"
"Oh ya udah. Kalau gitu aku duluan yah......" Pamit Ezra.
"Siap," balas Rama.
Setelah itu Ezra pun berlalu dengan Caca menuju parkiran. Rama yang melihat itu pun hanya bisa menahan tawanya, begitu pun dengan aku dan Ami.
"Ayo, kita intip. Aku mau lihat reaksinya si Caca," ajak Ami.
Kami pun perlahan mengikuti mereka berdua dan mengintip dari balik tanaman yang tertata rapi di dekat parkiran. Sedangkan Rama lebih memilih untuk mengintip dari balik pohon manggis.
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
"Ya ampun, aku masih tidak menyangka. Hari ini aku bisa pulang bareng sama kamu," ucap Caca.
"Udah nggak usah di bahas,"
"Nanti aku batalin lagi, kalau kamu terus ngomong seperti itu."
"Eh iya deh enggak,"
"Aku hanya merasa sangat senang saja, setelah sekian lama baru kali ini kamu mau mengajak ku."
Ezra pun langsung masuk ke dalam mobilnya lebih dulu. Sedangkan Caca masih di luar, dia tampak kegirangan sekali,tidak hentinya dia terus tersenyum.
Andai saja dia tahu, di balik Ezra mengijinkannya untuk ikut pulang hari ini. Dengan penuh senyum Caca pun langsung masuk ke dalam mobil Ezra.
Namun tidak berselang lama, kami mendengar teriakkan yang cukup menggelegar dari dalam mobil Ezra. Di susul Caca yang keluar kembali dengan wajah yang pucat.
"Ih ya ampun........" Teriaknya sambil menepuk-nepuk badannya.
"Oh jijik banget,"
Tidak lama setelah itu Ezra pun ikut keluar kembali dan langsung menghampiri Caca.
"Ca, kamu kenapa?" Tanyanya.
"Pake nanya kenapa lagi,"
"Emang tadi kamu nggak lihat apa, di jok mobil kami itu ada banyak kecoa sama cicak."
"Ih jijik aku,"
"Kamu gimana sih, emangnya itu mobil udah nggak di bersihin berapa lama. Sampai-sampai jadi tempat tinggal hewan kayak gitu." Gertunya.
"Ya ada mungkin 2 bulanan,' balas Ezra dengan santai.
"2 bulan kamu bilang?"
"Ya ampun Ezra, kamu kok bisa sih jorok banget."
Saat Caca tengah panik dan takut, kami pun keluar dari tempat persembunyian dan pura-pura tidak sengaja melihat mereka.
"Loh, kalian masih di sini?" Tanya Rama.
"Aku kira kalian udah pulang duluan, bukannya tadi kamu keluar lebih duluan kan." Sambung Ami.
"Nggak tahu nih Caca, aku udah mau melajukan mobil tadi."
"Eh tahunya dia tiba-tiba aja langsung keluar, karena melihat ada kecoa dan cicak di mobil ku." Ezra berusaha menjelaskan.
"Kecoa? Cicak?" Ucap Rama pura-pura terkejut.
"Ih jijik banget sih,"
"Kamu gimana sih, kok mobil kamu malah beralih jadi tempat tinggal yang kayak gituan."
"Kay, emang kamu selama ini suka lihat juga emangnya?" Tanya Ami sambil mengedipkan matanya.
"Ya pernah lihat sesekali,"
"Cuma kan, kalau pagi Ezra suka nyemprotin obat serangga. Jadi kecoa sama cicak tuh,nggak ada."
"Ih tau ah, aku udah terlanjur takut dan jijik. Iyuh......."
"Aku mau pulang sendiri aja," lanjutnya.
Dalam hati aku sangat merasa puas, sudah buat dia ketakutan dan merasa jijik. Setidaknya kedepannya dia nggak bakalan merengak lagi minta nebeng sama Ezra.
Caca pun langsung pergi ke arah gerbang depan. Sedangkan kami langsung tertawa puas melihat raut wajahnya yang tampaj pucat dan ketakutan.
"Akhirnya aku bisa balas perbuatan dia,"
"Lagian udah berani banget, pake nyiram aku segala. Rasain tuh akibatnya," ucap ku.
"Bener banget, nggak tahu aja dia." Sambung Ami.
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
Sebelum kami pulang, dengan terpaksa kami harus bahu-membahu menyingkirkan kecoa dan cicaknya terlebih dahulu.
"Setidaknya untuk beberapa waktu kedepan aku nggak bakalan dengar rengekan dia." Ucap Ezra.
"Makasih ya, karena kalian udah bantu aku."
"Harusnya aku yang ngucapin terima kasih sama kamu, karena udah bersedia untuk ikut dalam rencana kami." Timpal ku.
"Ya awalnya aku sempat menolak saran dari Rama, tapi kalau di pikir-pikir lagi aku harus kasih dia peringatan sekali-kali."
"Nah sekarang udah beres, udah sana kalian pulang duluan aja." Ucap Rama.
"Makasih ya, karena udah bantuin."
"Sama-sama, kayak kesiapa aja." Balasnya.
Aku dan Ezra pun langsung pulang lebih dulu, saat kami melewati halte yang berada di samping sekolah. Aku melihat Caca masih ada di sana, sambil terus menepuk-nepuk badannya.
Kasihan sih,lihat dia seperti itu. Tapi dia juga udah keterlaluan sama aku kemarin dan bukan hanya pada aku saja.
"Kamu sepertinya puas banget, karena udah berhasil balas perbuatan Caca kemarin."
"Tentu saja,"
"Anggap saja itu sebagai peringatan untuk dia." Timpal ku.
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
Sesampainya di rumah, Ezra langsung pergi karena harus mencuci mobilnya. Biar pun seperti itu,dia tipe cowok yang memperhatikan kebersihan mobilnya sendiri. Ya meskipun berbanding terbalik dengan kondisi kamarnya yang tampak lembab dan berantakan.
"Non........"
"Baru pulang?" Ucap mba Atmi.
"Iya mba,"
"Tadi ada urusan sebentar di sekolah, makanya aku pulang telat hari ini."
"Mas Ezranya mana?" Tanyanya kembali.
"Ah dia........"
"Tadi langsung pergi buat cuci mobil."
"Takutnya non mau langsung makan,itu mba udah masak."
"Kayaknya iya deh, soalnya aku udah keburu lapar juga."
Mba Atmi pun langsung menyiapkan makanannya di atas meja.
"Wah mba, tampaknya hari ini aku bakalan makan banyak nih."
"Kenapa memangnya non?"
"Soalnya menu hari ini itu ada ikan pindang sama ayam bacem. Itu tuh, salah satu makanan favorit aku."
"Oh gitu, syukurlah kalau non suka."
Aku langsung teringat dengan bunda, aku kangen sama masakan buatan bunda.
"Kenapa non, kok malah bengong?" Tanya mba Atmi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments