...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
"Dea....."
"Hera....."
Teriakan bu Ine, langsung membuat Dea menurunkan tangannya.
"Awas ya kalian, urusan kita belum selesai."
Terlihat bu Ine, tengah berjalan ke arah kami yang berada di ambang pintu kantin.
"Kalian lagi ngapain? Ibu lihat kamu tadi hendak memukul Kayla."
"Kalian berdua tidak bosan, buat masalah? Selama ini sudah berapa kali saya harus memberi peringatan sama kalian berdua."
"Sekarang kamu Dea, Hera. Ikut sama saya ke ruangan BP....." Lanjut bu Ine sambil menunjuk mereka berdua.
"Iya bu......"
Dengan kepala yang tertunduk mereka berdua berjalan ke arah yang di tunjuk oleh bu Ine.
"Kalian berdua pasti hendak istirahat,"
"Ya udah sana, sebelum jam istirahatnya habis." Ucap beliau.
"Makasih bu," balas ku.
Bu Ine pun menyusul Dea dan Hera yang sudah lebih dulu pergi menuju ruang BP. Sedangkan aku dan Lulu, langsung masuk ke kantin untuk mengambil jatah makan siang kami hari ini.
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
Sebenarnya di kantin sendiri cukup ramai dengan siswa lain yang tengah beristirahat. Namun memang di sekolah ku ini, ada kejadian seperti ini tidak akan ada yang peduli atau berusaha untuk menengahi. Rata-rata siswa di sekolah ini acuh dan tidak peduli dengan apa yang terjadi terhadap siswa lain.
Terlebih lagi, kejadian yang menimpa ku ini bukanlah kejadian kali pertama. Namun sudah sering terjadi dan hanya bisa di pisahkan oleh guru yang saat itu kebetulan lewat atau melihat kejadian.
"Untungnya hari ini ada bu Ine," bisik Lulu.
"Kalau pun tidak ada beliau, aku sudah siap untuk bertengkar dengan Dea. Aku sudah merasa muak dengan dia, selama ini aku sudah cukup sabar saat dia mengejek dan menghina ku."
"Ya aku paham, gimana kesalnya kamu selama ini."
Aku dan Lulu pun mengambil jatah makan siang kami dan duduk di meja yang biasa kami gunakan saat beristirahat.
Sebenarnya ada kantin lain yang biasa di gunakan oleh siswa lain untuk beristirahat. Namun aku memilih untuk istirahat di sini, karena bunda sudah membayar uang konsumsi untuk makan siang ku. Kalau aku tidak mengambilnya, aku tidak enak dan merasa kasihan sama bunda.
"Pasti nanti pulang sekolah mereka berdua seperti biasa bakalan menghadang kita lagi di jalan, seperti waktu itu."
"Sebelum itu terjadi, sebaiknya kita pulang nggak jalan kaki saja hari ini. Kita ikut sama pak Yogi saja, nanti biar aku yang minta ijin sama beliau.
Pak Yogi sendiri merupakan guru olahraga, kebetulan rumah beliau memang satu arah dengan rumah kami berdua.
"Ya udah, lagi pula aku pun malas untuk buat masalah dengan mereka lagi."
"Ujung-ujungnya mereka bakalan mengadu yang tidak-tidak sama orang tuanya." Timpal ku.
"Benar banget,"
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
Setelah menghabiskan menu makan siang, aku dan Lulu tidak langsung pergi ke kelas. Kami mampir dulu ke perpustakaan untuk meminjam buku,sebagai bahan untuk nanti kita belajar di rumah.
Biasanya untuk mengisi kekosongan setelah pulang sekolah, aku dan Lulu suka belajar bareng di rumah aku atau pun di rumahnya.
"Kira-kira hari ini kita pinjam buku apa yah?" Ucapnya sambil memilih buku yang tertata rapi di rak.
"Gimana kalau Geografi aja,"
"Coba aku lihat dulu." Balasnya.
"Lulu......!" Seru David yang sama tengah berada di perpustakaan saat ini.
"Eh Vid, kamu di sini juga ternyata." Balas Lulu.
"Hai Kay," sapanya.
"Hai juga,"
"Kalian udah lihat belum, pengumumannya?"
"Sudah, tadi sebelum istirahat. Itu pun kami di kasih tahu oleh Syifa."
"Ah syukurlah kalau kalian udah tahu,"
"Aku senang bisa bareng sama kalian berdua." Lanjut David.
"Iya kita juga," sambung ku.
"Kalau enggak salah, aku dengar mulai minggu depan kita bakal berangkat ke Jakarta."
"Gimana, kalian udah menyiapkan apa saja yang nantinya di butuhkan selama kita sekolah di sana?"
"Belum sih, soalnya kan aku sendiri belum tahu. Apa aku lolos atau tidaknya,"
"Ya kalau udah tahu seperti sekarang ini, paling aku mulai berbenah untuk menyiapkannya." Jelas Lulu.
"Sama aku juga," sambung ku.
"Ya udah kalau gitu aku duluan yah,"
David pun lebih dulu pergi, sedangkan aku dan Lulu masih bingung akan meminjam buku apa hari ini.
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
Pulang sekolah hari ini, kami pun berhasil pulang dengan ikut pak Yogi. Tadi saat di pertengahan jalan,benar saja aku melihat Dea dan Hera tampak sudah bersiap untuk menghadang kami berdua.
Untungnya Lulu sigap, saat kami keluar dari perpustakaan tadi dia mampir ke ruangan pak Yogi untuk meminta ijin beliau.
"Makasih pak, sudah berkenan kami tumpangi." Ucap ku.
"Tidak apa-apa, lagi pula bapak pulang sendirian ini. Terlebih lagi rumah kalian berdua kelewatan juga,"
"Ya udah kalau begitu saya duluan."
"Iya pak, hati-hati." Balas Lulu.
Sepeninggal pak Yogi, aku dan Lulu harus jalan sekitar 200 meter lagi. Karena letak rumah kami berdua berada di dalam gang dan hanya bisa di lewati oleh becak atau motor saja.
"Eh itu ibu ku," ucap Lulu.
Ternyata ibunya tengah main di rumah ku, karena memang rumah ku terhalang beberapa rumah saja dari rumah dia.
"Bu.......!" Seru Lulu langsung memeluk ibunya.
"Eh kakak udah pulang,"
"Ada apa ini, sepertinya kamu terlihat senang hari ini." Ucap tante Kinan.
Bunda yang tadinya tengah melayani pelanggan pun, langsung menghampiri kami di depan.
"Ada apa?" Tanya bunda.
"Jadi begini, aku dan Kay lolos program pertukaran pelajar untuk sekolah di Jakarta selama satu tahun kedepan." Jelas Lulu.
"Yang benar nak?" Tanya bunda kembali.
"Iya bunda, kami baru tahu hasilnya hari ini."
"Ibu tahu, dari sekolah kami hanya ada 4 orang saja yang berhasil lolos. Salah satunya itu kami berdua," sambung Lulu.
"Ya ampun ibu bangga banget sama kamu, selama ini kamu dan Kayla sudah belajar cukup keras untuk mengikuti program ini."
"Iya bu,"
"Bunda bangga sama kamu nak,"
"Usaha kamu selama ini, akhirnya membuahkan hasil yang memuaskan." Ucap bunda sambil merangkul ku.
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
Malamnya saat aku tengah membaca buku di kamar, bunda datang menghampiri ku.
"Eh bunda, kenapa?"
"Ada yang ingin bunda sampaikan sama kamu."
"Apa itu?"
"Berhubung kamu sudah lulus seleksi itu, pastinya dalam waktu dekat ini kamu sudah harus bersiap untuk menyiapkan apa saja yang akan kamu bawa ke Jakarta."
"Bunda punya kenalan di sana, dulu kami merupakan teman satu angkatan saat bunda kuliah. Namanya tante Vina, kalau tidak salah beliau menawarkan untuk kamu tinggal bersama beliau." Jelas bunda.
"Tidak bu,"
"Aku berniat untuk mencari tempat tinggal bersama Lulu. Aku tidak akan tega, kalau harus berpisah dengan dia nantinya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments