Episode 15

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Setelah merasa puas dengan jawaban yang aku berikan,Caca dan temannya itu langsung pergi.

Sejujurnya aku sendiri tadi merasa gugup,takut dia tidak percaya dengan apa yang aku katakan.

"Aku tidak percaya kamu bakalan memberikan alasan seperti itu tadi." Ucap Ami.

"Sekarang yang jadi masalah itu, gimana supaya rahasia ini supaya tidak bocor dan sampai ke telinga dia."

"Iya kalau tidak, nanti yang ada kamu bakalan jadi bahan bully an dia." Timpal Luna.

"Sebenarnya aku bisa saja jujur sama dia, tapi sepertinya ini alasan terbaik untuk saat ini." Balas ku.

"Benar, aku setuju sama kamu."

"Sekarang sebaiknya kamu ceritakan ini sama Ezra, karena dia pun berhak tahu juga."

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Setelah makan siang, aku langsung mencari keberadaan Ezra. Karena tadi setiba aku di kantin, dia dan Rama sudah tidak ada.

Saat melewati kelas X, aku tidak sengaja berpapasan dengan Rama.

"Rama......" Panggil ku.

"Eh Kay,"

"Ada apa? Hal apa yang buat kamu bisa sampai ke sini?" Tanyanya.

"Aku lagi cari keberadaan Ezra, apa kamu tahu dimana dia sekarang ini?"

"Kalau tidak salah, tadi dia bilang mau ke ruang studionya. Tapi nggak tahu, apa dia masih ada di sana atau tidak."

"Kalau nggak ada di sana,nanti coba kamu cari di rooftop kelas XI. Biasanya dia menghabiskan waktu istirahat di sana,tapi ingat jangan sampai ada yang tahu yah."

"Kami tahu kan, maksud aku." Lanjutnya.

"Iya aku paham......."

Setelah mendapat petunjuk dari Rama, aku pun langsung menuju studio yang waktu itu sempat dia tunjukkan juga pada ku. Namun sayangnya, setibanya di sana pintunya terkunci. Itu artinya dia sudah pergi dari studionya.

Sekarang tinggal satu tempat lagi, yang kemungkinan besar dia ada di sana. Tanpa menunggu lama aku langsung menuju roof topnya dengan berhati-hati. Karena takut ada yang melihat aku,pergi ke sana.

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Benar saja, dia tengah tertidur di sebuah kursi panjang. Aku tidak tahu ternyata di atas gedung kelas ku, ada tempat yang cukup bagus.

Sepertinya hanya dia dan Rama yang tahu dan bisa masuk ke tempat ini.

"Ezra," panggil ku pelan.

"Hem......"

"Ada yang ingin aku sampaikan sama kamu,"

Dia pun langsung bangun dari tidurnya dan langsung menatap ke arah ku.

"Ada hal penting apa? Sampai-sampai kamu harus menyusul ku kesini."

"Jadi begini........"

Aku pun langsung menceritakan kejadian saat tadi sebelum istirahat padanya dengan detail.

"Apa?"

"Kay, kenapa kamu bisa berpikiran untuk membuat alasan seperti itu?"

"Ya ampun, aku tidak habis pikir. Harusnya kamu bicarakan ini dulu sama aku," lanjutnya.

"Ya aku pun tanpa sadar dan spontan memberi dia jawaban seperti itu. Habisnya aku mau kasih dia alasan seperti apa coba,"

"Saat itu kamu bahkan tidak ada, gimana aku nggak gugup."

"Memberikan alasan itu saja aku gugup, takut dia tidak mempercayainya." Jelas ku.

"Iya tapi, gimana kalau nanti lama kelamaan dia akan tahu yang sebenarnya. Apa kamu tidak takut dengan apa yang akan di lakukannya nanti. Karena kamu sudah membohonginya,"

"Ya udahlah, udah terlanjur."

"Sekarang yang terpenting itu, gimana caranya supaya rahasia ini tidak bocor dan sampai ketelinga dia."

"Setidaknya sampai aku lulus,mengikuti program pertukaran pelajar selama setahun di sini." Balas ku.

"Baiklah, mari kita coba saja."

Entah kenapa, aku merasa Ezra tampaj keberatan dengan alasan ini. Dan terpaksa untuk menyetujuinya, padahal kemarin dia sendiri yang menyarankannya pada ku.

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Kami pun balik ke kelas secara terpisah,karena takut ada orang yang melihat kami dan menyampaikannya pada Caca.

Setibanya di kelas, Luna dan Ami sudah menunggu kedatangan ku. Mereka tampak penasaran dengan apa yang sudah terjadi pada ku tadi.

"Gimana?" Bisik Ami.

"Dia setuju,"

"Syukurlah, untuk saat ini kamu aman."

"Iya......."

"Kalian lagi ngobrolin apa sih? Aku perhatikan dari tadi kalian bertiga tampaj sibuk." Ucapan Rama barusan cukup buat aku dan kedua teman ku kaget.

"Ish kamu ini, hobi banget sih suka datang tiba-tiba kayak gini."

"Iya nih, hobi banget buat orang kaget." Sambung Luna.

"Ya habisnya, emangnya ada apa sih? Kalau aku perhatikan, sepertinya ada hal penting yang tengah kalian sembunyikan dari aku."

"Nanti biar aku saja yang menjelaskannya sama kamu. Tapi tidak di sini juga,"

"Tunggu sampai nanti pulang sekolah saja." Jelas Ami.

"Ish masih lama lah itu,"

"Ya sabar lah, bentar lagi ini. Hanya tinggal 3 jam lagi,"

"Tapi benar yah, kamu akan cerita."

"Iya......."

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Tidak lama setelah itu Ezra pun datang, matanya tampak sayu. Dia langsung berjalan menuju kursinya,tanpa menghiraukan kami yang tengah berkumpul di mejanya Ami.

"Kami udah kasih tahu dia?" Tanya Ami.

"Iya udah,"

"Tapi kok reaksinya seperti itu, kenapa yah?"

"Ya mungkin dia merasa tidak nyaman saja sama Kay."

"Karena sekarang Kay, udah terlajur masuk kedalam masalah dia dan Caca." Jelas Rama.

"Benar juga, pasti dia merasa tidak nyaman. Setahu aku, selama ini emang dia paling anti untuk menyusahkan orang lain."

"Tapi aku sudah terlanjur masuk kedalam permasalahan mereka," timpal ku.

"Tenang aja, kamu nggak sendirian kok."

"Kamu harus ingat, ada kami yang akan selalu bantu kamu dan Ezra. Jangan merasa sendiri," lanjut Luna.

"Benar kata Luna, aku setuju dengan apa yang di katakannya. Itulah gunanya teman," sambung Ami.

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

*Kring........

Bel tanda jam pelajaran terakhir pun berakhir dan itu tandanya sudah waktunya untuk kami pulang.

Ami langsung buru-buru membereskan barang-barangnya, setahu memang hari ini dia ada les tari.

"Kay, aku duluan yah." Ucapnya.

"Oh iya, sampai ketemu besok." Balas ku.

"Heh ya ampun, sepertinya dari tadi kerjanya hanya tidur saja." Ucapnya melihat ke arah meja Ezra.

Aku pun memilih untuk menunggu siswa lain keluar terlebih dulu, sebelum aku membangunkan Ezra.

Rama yang melihat ku masih duduk di kursi ku pun hanya tersemyum dan setelah itu dia langsung keluar.

"Kay......." Panggil Luna.

"Ya,"

"Tidak apa-apa kan, kalau aku tinggal duluan. Soalnya aku mau pulang bareng sama Siska, kebetulan jalan pulang kami satu arah ternyata." Jelasnya.

"Oh ya udah nggak apa-apa, duluan aja."

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Dan sekarang hanya tinggal aku dan Ezra saja. Baru saja aku berniat untuk membangunkan dia, Caca sudah lebih dulu datang ke kelas ku.

"Kok kamu masih di sini?" Tanyanya.

"Ya kan emang aku pulang bareng dia, gimana sih kamu." Timpal ku berusaha untuk tenang.

"Kamu sendiri ngapain, kok malah ke sini?"

"Biasanya juga nunggu di parkiran,"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!