Episode 5

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

"Ya......."

Balas ku dengan spontan, sambil melihat ke arah sumber suara yang memanggil nama ku.

Terlihat sosok laki-laki tengah berdiri tepat di belakang ku. Karena takut salah paham, aku pun kembali berbalik untuk mengambil koper ku yang tertindih.

"Kayla....." Panggilnya kembali.

Aku merasa heran, karena setahu aku tante Vina lah yang aka menjemput ku ke sini. Tapi yang ada malah anak laki-laki yang sebaya dengan aku.

"Apa jangan-jangan itu anaknya tante Vina yah?" Gumam ku.

Sampai akhirnya cowok yang tadinya di belakang aku mendekat pada ku. Melihat itu, Lulu yang tengah membereskan barang bawaan nya pun langsung menghampiri ku.

"Kay, siapa dia?" Tanya nya mengarah pada anak laki-laki itu.

"Aku pun tidak tau, makanya aku memilih untuk tidak menghiraukannya."

"Coba tanya, takutnya dia kenal sama kamu." Lanjutnya.

"Mana mungkin, ini kan kali pertama aku ke sini."

"Ya udah biar aku saja yang tanya."

Dengan percaya dirinya Lulu pun maju dan menghadapi anak laki-laki itu.

"Kamu kenal sama teman aku?"

Laki-laki itu hanya diam dan terus melihat ke arah ku.

"Aku di minta orang tua ku untuk menjemputnya ke sini."

"Maksudnya tante Vina?" Tanya ku.

"Iya......" Balasnya.

"Ah iya Lu, mungkin dia anaknya tante Vina."

"Oh ya udah kalau gitu,"

"Kalau gitu aku duluan yah, taksi online yang di pesan saudara ku sudah datang. Sampai ketemu nanti hari senin yah,"

Lulu pun lebih dulu pamitan untuk pulang lebih dulu, sedangkan aku masih diam terpaku bersama laki-laki yang bersama ku saat ini.

"Ayo, kamu mau pulang apa enggak?" Tanyanya dengan ketus.

"Ah iya......"

Dia pun berjalan lebih dulu,meninggalkan aku yang kesulitan karena harus menarik koper yang ukurannya cukup besar dan tas jinjing yang aku bawa juga.

"Ya ampun, tega banget dia. Nggak ada niat gitu bantuin aku," gerutu ku.

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Sepanjang perjalanan, kami hanya diam-diaman saja tanpa mengeluarkan sepatah kata pun kata dari mulut kami masing-masing. Anak laki-laki itu pun malah asik mendengarkan musik yang di setelnya dengan cukup keras.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 20 menitan, kami pun akhirnya sampai di depan rumah yang ukurannya cukup besar. Rumah itu terdiri dari dua lantai dan memiliki pagar yang tinggi menjulang.

Ternyata tanta Vina itu bukan orang biasa, di lihat dari rumahnya saja aku bisa menebak kalau beliau orang yang berada.

Gerbangnya sendiri pun otomatis langsung terbuka, saat anak itu membunyikan klakson mobilnya.

Aku di buat takjub oleh rumah milik tante Vina, design nya sangat mewah dan tanaman hias di depan rumahnya pun tertata dengan rapi.

"Ayo, kamu mau turun nggak? Malah bengong lagi." Ucapnya.

"Ah iya......"

Aku pun langsung turun dari mobil, tidak lama setelah itu ada sosok perempuan keluar dari dalam rumah menyambut ku dengan senyuman.

"Kayla.....!" Serunya.

"Selamat datang di rumah tante,"

"Maaf ya, karena tante tidak bisa jemput kamu tadi. Soalnya ada urusan mendadak tadi di kantor."

"Makannya tante minta Ezra lah yang menjemput kamu kesana." Jelas beliau.

"Oh ternyata anak laki-laki yang menjemput ku itu namanya Ezra. Namanya bagus sih, tapi tidak dengan sikapnya." Bisik ku dalam hati.

"Ayo masuk, tante sudah siapkan makan buat kamu."

Beliau pun langsung merangkul tangan ku dan membawa ku masuk ke dalam rumah. Sedangkan Ezra dia tengah duduk di pos satpam dan sibuk dengan HP nya.

"Gimana di perjalanan tadi, kamu tidak mabuk kan?" Tanya beliau.

"Tidak tante, untungnya aku tadi malah tidur nyenyak selama perjalanan."

"Syukurlah....."

"Tante minta maaf yah, kalau sikap Ezra dingin sama kami. Dia anaknya memang sepeti itu, bukan sama orang yang baru di kenalnya tapi sama orang satu rumah pun sama." Jelas tante Vina.

"Iya tante, tidak apa-apa."

"Oh iya, nanti selama tinggal di sini akan tidur di lantai dua. Di sana ada 3 kamar tidur, yang satu miliknya Ezra,satunya lagi milik Adiknya Raina. Namun sekarang Raina tengah berada di Singapur karena dia mendapatkan beasiswa untuk sekolah di sana."

"Nah kamar kamu itu, tepat di samping kamarnya Ezra." Tunjuk tante Vina.

Aku hanya bisa mengiyakan apa yang di katakan oleh tante Vina, sudah bisa mendapatkan tinggal secara gratis di Jakarta pun aku sudah merasa bersyukur.

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Setelah makan aku pun langsung naik menuju kamar ku. Tadi saat aku tengah makan, aku melihat ada bapak-bapak yang membawa barang bawaan ku dan menyimpannya tepat di depan kamar ku.

Aku pun langsung menariknya masuk ke dalam untuk langsung membereskannya ke dalam lemari yang sudah di siapkan. Ukuran kamarnya sendiri cukup besar untuk aku, kalau di desa ku ini sudah cukup untuk di gunakan untuk dua kamar saking besarnya.

Sepertinya tante Vina sengaja menyiapkan kamar ini untuk aku, karena barang-barang yang ada di dalamnya kebanyakan berwarna pastel dan banyak boneka pula.

Yang paling aku suka adalah, ada balkon yang menghadap langsung ke arah taman belakang. Aku bisa bersantai sambil belajar di balkon ini nantinya.

*Tok.....Tok.....Tok.....

Aku di kagetkan oleh suara ketukan pintu kamar ku, dengan cepat aku langsung lari untuk membukanya.

"Iya......"

"Perkenalkan saya Suratmi, panggil saja mba Atmi."

"Nyonya meminta saya untuk membantu non Kayla." Lanjutnya.

"Aduh tidak usah bi, aku bisa sendiri kok."

"Jangan gitu non, nanti yang ada saya yang bakal di marahi ibu karena tidak bantu non."

Jujur aku merasa tidak nyaman, karena biasanya saat di desa aku terbiasa melakukan pekerjaan ku sendirian tanpa bantuan siapa pun. Namun berbeda dengan sekarang, tante Vina memberikan perhatian lebih terhadap ku di sini.

"Ya sudah kalau begitu mba, tapi aku pun akan ikut membereskannya juga."

"Baik non,"

Mba Atmi pun langsung masuk ke dalam kamar ku dan langsung menata baju ku ke dalam lemari.

"Makasih ya mba, karena sudah bantu aku."

"Tidak perlu berterima kasih non, ini sudah menjadi tugas saya di sini. Harusnya non istirahat saja sekarang, pastinya capek karena habis melakukan perjalanan jauh." Jelasnya.

"Tidak bi,"

"Aku tidak akan tenang, karena membiarkan mba mengerjakan semua ini sendirian. Saat di desa, aku sudah terbiasa melakukannya sendirian. Jadinya terasa aneh saja, di sini ada yang bantu aku untuk menata semua ini." Lanjut ku.

"Mba Atmi......." Teriakkan Ezra yang cukup menggelegar pun terdengar sampai ke dalam kamar ku.

"Ya ampun mas Ezra,"

"Maaf ya non, saya permisi dulu sebentar." Ucap mba Atmi tampak ketakutan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!