...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
Pas aku dan Luna tengah berjalan menuju kantin untuk beristirahat, kami berpapasan dengan David. Teman satu sekolah ku yang ikut program pertukaran pelajar.
"Ya ampun, perasaan baru kali ini kita ketemu." Ucapnya.
'' Kalian kemana aja?"
"Kamu yang kemana aja, kita nggak kemana-kemana kok." Balas ku.
"Eh iya, Syifa mana?"
"Kayaknya dia masih di kelas deh,"
"Kalian mau ke kantin?" Tanya nya.
''Iya nih, kamu juga kan?"
"Aku baru aja balik dari sana, ini aku mau ke perpustakaan. Ada buku yang harus aku pinjam,"
"Kalau gitu aku duluan yah."
"Oh iya, sampai ketemu lagi." Balas Luna.
Sepeninggal David, kami pun meneruskan kembali perjalanan kami menuju kantinnya. Suasana kantin hari ini cukup ramai, tidak seperti hari biasanya.
"Sepertinya tempat duduk yang biasa kita pakai, udah ada yang duluan nempatin deh." Ucap Luna.
"Ya udah, kita cari tempat duduk yang lain aja."
Kami pun kebagian duduk di bagian paling belakang. Karena hanya tinggal di belakang saja meja yang masih kosong.
"Nggak apa-apa, di sini juga. Sepi," ucap ku.
"Iya sih, cuma aku udah betah aja di tempat yang biasa."
"Berarti besok kita harus lebih cepat dari hari ini, supaya tempat kita nggak di ambil orang." Timpal ku.
"Iya benar,"
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
Setelah 10 menitan lamanya, akhirnya Ami pun datang dan bergabung dengan kami berdua.
"Ya ampun, capek banget." Keluhnya.
"Emang habis ngapain sih? Bukanya tadi kamu di kelas kan."
"Habis bantuin Rama, dia habis beresin barang-barangnya di loker."
"Tahu gitu, aku mending bareng sama kalian aja tadi."
"Eh jangan gitu, gak baik. Dia kan teman kita," timpal ku.
"Iya sih,"
"Ngomong-ngomong, Rama sama Ezra nggak makan? Kenapa nggak sekalian aja kamu ajak tadi."
"Mereka kayaknya makan di kelas deh, soalnya tadi aku lihat si Rinto pesan makanan gitu. Lagi pula Ezra masih tidur tadi," jelas Ami.
"Ya ampun anak itu, kayaknya tiada hari tanpa tidur. Nggak di sekolah, nggak di rumah kerjaannya tidur aja."
"Udah biasa,"
"Mungkin itu cara dia buat hilangin stres."
"Bisa jadi sih," timpal Luna.
"Ya gak stres gimana,tiap harinya di bayang-bayangi Caca." Sambung ku.
"Kenapa? Aku lihat kamu kayak kesel banget sama dia."
"Ya gak kesel gimana,"
"Asal kalian tahu aja, kemarin itu aku ngalamin hal yang mengerikan. Itu karena ulahnya si Caca," balas ku.
"Hal mengerikan kayak gimana maksud kamu?" Tanya Luna penasaran.
"Kemarin kan aku pulang paling belakangan kan,"
"Si Caca tuh datang ke kelas dan minta ikut pulang bareng Ezra. Dia malah menyuruh aku untuk pulang duluan naik ojeg."
"Posisinya kemarin tuh, Ezra lagi tidurkan. Bangun lah dia, langsung lah Ezra marah-marah sama Caca."
"Mungkin karena kesal, saat aku dan Ezra mau ke parkiran tiba-tiba saja Caca nyerang kami, di siramnya aku pake air yang bau busuk sama dia." Jelas ku.
"Kamu serius? Kenapa baru bilang sekarang?" Ucap Ami.
"Aku pun baru ingat,"
"Makanya kemarin aku pulang dalam keadaan basah kuyup. Untung Ezra meminjamkan seragam olah raganya pada ku,"
"Ih benar-benar yah,"
"Emang tingkah lakunya itu suka kelewatan banget." Ucap Ami.
"Makanya aku lagi mikirin cara, buat balas dendam sama dia. Aku masih kesal banget," balas ku geram.
"Setahu aku,dia itu takut banget sama kecoa dan cicak."
"Gimana kalau kita......"
"Setuju," sahut aku dan Luna bersamaan.
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
Setelah selesai istirahat, kami pun langsung menuju taman belakang. Kebetulan di sana ada gudang penyimpanan,yang biasa di gunakan untuk menyimpan kursi dan meja yang sudah tidak layak pakai.
Aku dan Ami masuk ke dalam gudangnya untuk mencari cicak dan kecoa. Sedangkan Luna menunggu di luar untuk mengecek situasinya.
Untungnya kami tidak kesusahan untuk mendapatkan kecoa dan cicaknya, hanya butuh waktu sebentar saja aku udah mendapatkan beberapa kecoa dan satu cicak.
Kami pun memasukannya ke dalam botol minuman bekas,yang kami pinta dari ibu penjaga kantin.
"Nah, sekarang kita tinggal mikirin gimana caranya kecoa sama cicak ini bisa sampai ke tangan Caca." Ucap Ami.
"Iya juga yah, gimana caranya. Kita kan nggak satu jurusan sama dia,"
"Kalau kita dengan sengaja main ke kelasnya, yang ada kita malah yang bakal kena masalah sama dia." Lanjut Ami.
"Yah gimana dong, sia-sia kita susah payah cari ini."
"Nanti kita pikirkan, yang terpenting kita udah punya ini." Balas Ami.
Aku pun membungkus botol minumnya dengan menggunakan kertas yang Luna temukan di jalan.
Setelah itu barulah kami ke kelas untuk mengikuti pelajaran berikutnya, sambil memikirkan cara untuk mengerjai Caca.
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
Setibanya di depan kelas,kami malah bertemu dengan Rama. Perhatiannya pun langsung tertuju dengan botol yang aku bawa.
"Kay,"
"Apa itu, yang kamu bawa?" Tanya nya.
"Ah ini........"
Ami pun dengan cepat membisikan sesuatu pada Rama. Melihat ekspresi dia yang langsung tersenyum, aku yakin dia pun setuju dengan rencana kami.
"Kalau gitu, biar aku yang bantu kalian. Supaya rencana kalian ini berhasil,"
"Gimana caranya?"
"Udah tenang aja, yang penting kalian tahu beres aja."
Ezra pun datang dan langsung menghampiri kami yang tengah berkumpul di depan kelas.
"Kalian lagi pada ngapain sih?" Tanyanya.
"Ah ini, kami hanya nongkrong aja di sini. Sambil nunggu bel tanda masuk bunyi, soalnya di kelas pun suntuk bawaannya pengen tidur aja." Jelas Rama.
"Oh iya, ada yang ingin aku katakan sama kamu."
"Apaan?" Tanya Ezra heran.
"Udah ikut aja,"
Rama pun langsung menarik Ezra masuk ke dalam kelas. Kami bertiga hanya bisa diam dan penasaran dengan apa yang Rama rencana kan.
"Kira-kira, apa yang bakal di rencanakan oleh Rama? Aku penasaran," ucap Luna.
"Aku pun tidak tahu, tapi biasanya ide dia itu nggak ada yang gak pernah gagal. Sebaiknya kita tunggu saja,instruksi dari dia."
"Asal kalian tahu aja, baru kali ini Ezra mau di ajak kerja sama untuk ngerjain Caca. Dulu dia mana mau ngerjain Caca,"
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
*Kring........
Bel tanda pelajaran terakhir pun sudah bunyi, itu tandanya waktunya untuk kami pulang. Seperti biasa Caca datang ke kelas untuk menemui Ezra.
Di lihat dari raut wajahnya,tampaknya dia sudah tidak merasa bersalah lagi atas apa yang terjadi kemarin.
Dia malah melenggang dengan centilnya melewati aku dan Ami. Belum tahu aja dia, kami udah merencanakan sesuatu untuk dia.
"Hai......."
"Kenapa lagi?" balas Ezra.
"Kamu mau pulang kan,"
"Ya iyalah, masa iya aku menginap di sekolah."
"Kalau gitu, boleh dong aku nebeng pulang sama kamu. Soalnya supir ku hari ini tidak masuk,"
"Oh boleh,"
Mendengar hal itu, aku dan Ami sama-sama tersenyum. Akhirnya dia pun masuk ke dalam perangkap kami.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments