Episode 12

Hari pertama masuk sekolah, aku bisa melewatinya dengan lancar sampai akhir. Dan sekarang udah waktunya untuk pulang, Ami pun langsung berbalik ke arah ku setelah dia membereskan semua buku-bukunya.

"Kamu pulang ke mana?" Tanyanya.

"And***a,"

"Hah?"

"Kamu tinggal di sana? Kalau gitu kamu dekat dong dengan rumahnya Ezra."

"Bukan dekat lagi, tapi kita tinggal dalam satu rumah." Timpal Ezra yang datang menghampiri ku.

"Hah, ini seriuskan?" Ucap Ami meyakinkan.

"Emangnya aku terlihat tengah becanda saat ini?"

"Enggak sih,"

"Ih kenapa kamu nggak cerita dari tadi, aku kan jadi nggak enak."

"Ya tadinya aku berniat untuk menyembunyiakan hal ini dari kalian, hanya saja aku dan Ezra udah sepakat untuk mengungkapnya saja." Jelas ku.

Ami hanya bisa terdiam dan menatap aku dan Ezra secara bergantian. Tidak lama setelah itu, Rama pun datang menghampiri kami.

"Kamu kenapa?" Tanyanya pada Ami.

"Kamu udah tahu,soal Kay dan Ezra?"

"Ah masalah itu, aku sudah mendengarnya dari Ezra tadi."

"Ya ampun, jadi maksud kalian aku orang terakhir yang tahu masalah ini. Ya ampun,"

"Udahlah, yang penting sekarang kamu udah tahu kan." Timpal Ezra.

"Iya sih, emang."

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Sesampainya di parkiran, kami di kejutkan dengan kehadiran Caca yang sepertinya tengah menunggu Ezra.

Awalnya raut wajahnya tampak sumringah melihat kehadiran Ezra, namun langsung berubah saat menyadari kehadiran ku. Sorot matanya menggambarkan ketidak sukaan nya melihat aku dan Ezra berjalan secara berdampingan.

"Ezra, " ucapnya.

"Apa lagi sih,Ca......." Balas Ezra malas.

"Dia siapa? Kenapa kamu bisa jalan bersama dia?" Tanyanya.

"Dia Kayla,"

"Emangnya kenapa, bebas dong aku mau jalan dengan siapa aja."

"Tapi aku tidak suka yah,"

"Heh kamu, jangan coba-coba untuk menggoda Ezra yah. Dia itu milik aku, tidak ada yang boleh mendekati dia selain aku." Ucapnya sambil menunjuk ku.

"Kamu apa-apaan sih, kalau ngomong tuh di jaga. Memangnya kita punya hubungan apa, sampai kamu bisa berkata itu sama dia?"

Caca pun langsung terdiam oleh perkataan Ezra barusan..

"Ingat yah, selama ini aku diam bukan berarti aku tidak keberatan dengan kelakuan kamu selama ini. Aku itu terganggu dan tertekan,tau."

"Aku hanya malas saja untuk berdebat sama kamu, karena kamu itu....."

"Kami kok tega sih, marahin aku sepeti ini di depan dia."

"Aku kan hanya tengah berusaha untuk dapatkan perhatian kamu." Lanjutnya.

"Percuma Ca, karena aku tidak suka sama kamu. Harus aku jelasin seperti bagaimana lagi, supaya kamu mengerti." Ezra tampaknya sudah sangat kesal.

Untungnya saat itu Rama dan Ami datang dan langsung melerai mereka berdua.

"Sudah lah Ca, kamu tidak kasihan apa. Ezra sudah cukup tertekan dengan sikap kamu yang seperti ini."

"Lagian Kayla ini masih saudaranya dia, masa iya kamu salah paham sama saudaranya Ezra sendiri." Jelas Rama.

"Enggak aku tidak terima, di perlakukan ini sama kamu." Balasnya.

"Terserahlah, aku capek." Timpal Ezra.

Dia pun kemudian menyuruhku untuk masuk ke dalam mobil, awalnya aku ragu dan tidak yakin untuk masuk. Karena merasa tidak nyaman,apalagi Caca masih ada di sana dan menatap ku kesal.

"Udah Kay, masuk aja. Jangan hiraukan dia," ucap Ami.

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Sesampainya di rumah, Ezra langsung naik ke lantai atas dan masuk ke kamarnya. Mba Atmi yang melihat itu pun langsung bertanya pada ku.

"Non, apa yang terjadi?" Tanyanya.

"Tidak ada mba,"

"Mungkin dia merasa lelah saja, setelah seharian belajar di sekolah."

"Oh iya,juga mau langsung ke kamar, mau langsung mandi saja."

"Loh, tidak makan siang dulu non,"

"Tidak mba, nanti saja sehabis aku mandi."

"Ya sudah......."

Aku pun langsung naik ke lantai atas untuk mandi. Baru saja aku hendak membuka pintu kamar ku, Ezra sudah keluar lagi dari kamarnya.

"Loh kami mau kemana?"

"Aku mau pergi,"

"Sebentar, kalau ngomong tuh yang benar. Kamu mau pergi kemana? Belum juga kamu makan siang dulu."

"Nanti saja," balasnya singkat.

"Ezra,"

"Aku tahu sekarang ini kamu tengah kesal, tapi setidaknya makan dulu sebelum kamu pergi. Nanti kalau kamu sakit, siapa yang akan jagain kamu?"

"Setidaknya kamu harua jaga diri kamu sendiri,bukan malah menyiksanya seperti ini."

"Mau aku sakit atau pun tidak, toh nggak bakalan ada yang peduli ini." Timpalnya.

"Kata siapa? Kenapa kamu bisa berpikir seperti itu. Ibu kamu banting tulang kerja dari pagi ketemu malam itu untuk siapa,kalau bukan untuk kamu."

"Yang terluka di sini itu bukan hanya kamu saja, tapi ibu kami pun sama. Hanya saja beliau tidak ingin menunjukannya di hadapan kamu,karena itu hanya akan buat kamu semakin terluka." Jelas ku.

"Terserah kamu aja lah, aku pusing."

Aku pun langsung masuk kedalam kamar karena kesal.

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Sorenya aku membantu mba Atmi untuk menyiram tanaman yang ada di depan rumah.

"Non,"

"Iya mba, kenapa?"

"Tadi mba tidak sengaja menguping pembicaraan non dengan mas Ezra."

"Mba salut sama non Kayla, karena punya keberanian untuk menceramahi mas Ezra." Lanjutnya.

"Ah itu......"

"Aku hanya merasa kesal saja mba, jadinya kata-kata itu keluar begitu saja dari mulut ku."

"Lagian dengan dia terus lari dan sembunyi dari apa yang terjadi dalam hidupnya, itu tidak akan mengubah apapun. Yang ada dia akan merasa tidak tenang dan terus di bayangi oleh hal-hal yang mengecewakan untuk dia." Jelas ku.

"Aku tahu mungkin sulit untuk di hadapi, tapi kalau kita terus lari dari kenyataan yang terjadi pun nggak akan mengubah apa-apa."

"Aku bicara seperti ini, karena aku sendiri pernah mengalami hal yang sama dengan apa yang di alami oleh Ezra saat ini." Lanjut ku.

Saat aku dan mba lagi ngobrol, tante Vina pun datang dan langsung memarkirkan mobilnya di depan garasi.

Melihat aku tengah ada di depan bersama mba Atmi, tante Vina langsung tersenyum dan menyapa ku langsung.

"Kay......."

"Kamu lagi apa?" Tanyanya.

"Ini tante, aku lagi temenin mba nyiram tanaman. Aku merasa bosan aja,di kamar terus dari tadi." Jelas ku.

"Nah ini tante bawa cemilan, tadi di kantor ada kedatangan tamu dan kebetulan cemilannya masih sisa banyak."

"Wah......"

"Ezra nya mana?" Tanyanya.

"Mas Ezra sepertinya lagi di kamarnya bu, tadi saya habis mengantarkan pakaian mas Ezra soalnya."

"Oh ya sudah, saya pikir dia lagi pergi."

Mba Atmi pun langsung meraih kantong plastik yang di bawa oleh tante Vina.

"Ya sudah kalau gitu, saya masuk dulu."

"Baik bu,"

"Iya tante....."

Sepeninggal tante Vina, aku dan mba pun buru-buru menyelesaikan pekerjaan kami. Karena sebentar lagi hari mulai gelap dan aku pun harusan mandi juga.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!