itu adalah bekas luka yang selama ini tidak diketahui oleh mereka semua, termasuk Mo Yihan. Mo Yihan tak habis pikir darimana asal bekas luka itu. lalu saat menyeka tubuh Guan Lin, ia tiba-tiba berhenti karena melihat bekas luka itu.
Guan Lin bertanya padanya, mengapa ia berhenti? Mo Yihan buru-buru menyeka kembali dan ia menjawab, tidak ada apa-apa. Guan Lin tahu jika sebenarnya Mo Yihan sangat ingin mengetahui cerita bekas luka itu. lantas Guan Lin menceritakan hal sebenarnya pada Mo Yihan, saat berada di kolam pemandian air panas.
"apakah kau tidak penasaran tentang bekas luka yang kau lihat itu?" tanya Guan Lin pada Mo Yihan yang sedang menyeka tubuh nya
Mo Yihan terdiam sejenak saat mendengar pertanyaan dari Guan Lin. lalu karena penasaran, ia akhirnya menjawab pertanyaan dari Guan Lin.
"iya benar. tidak bisa ku pungkiri bahwa aku sebenarnya sangat ingin tahu, mengapa bisa kau yang seorang pria tampan mempunyai bekas luka itu? apakah telah terjadi tindakan kekerasan dalam keluarga mu?" ucap Mo Yihan dengan rasa penasaran, lalu diam-diam meliriknya
"Mo Yihan, seberapa besar rasa penasaran mu pada bekas luka ku itu? bisakah aku percaya padamu, setelah aku menceritakan kebenaran nya padamu?" ujar Guan Lin dengan serius lalu menatap tajam kearah Mo Yihan
"eh... maksudnya bagaimana? apakah ada rahasia yang ingin kau ungkapkan pada ku?" ucap Mo Yihan yang merasa tegang
"ya bisa dibilang begitu. tapi tenang saja perlahan kalian semua juga akan mengetahui yang sebenarnya" kata Guan Lin yang sedang memainkan air
"....e...? baiklah. lalu apa yang ingin kau katakan? bisakah kau mulai menceritakan nya? aku janji setelah mendengar hal tersebut, aku tidak akan mengatakan nya pada siapapun" ucap Mo Yihan yang sempat merasa heran, lalu kembali serius pada Guan Lin
"baiklah. bekas luka itu berasal dari serangan pedang milik beberapa pembunuh yang berusaha untuk membunuh ku waktu itu" ucap Guan Lin dengan nada serius
"pembunuh? siapa yang ingin membunuh mu? bagaimana bisa itu terjadi? dan apa yang terjadi setelah itu?" tanya Mo Yihan yang penasaran sekaligus merasa ngeri dengan cerita Guan Lin
"pembunuh itu tidak berhasil ditangkap saat itu. lalu pembunuh itu adalah pembunuh bayaran dan aku tidak tahu siapa yang melakukannya. tapi biar bagaimanapun aku mendapatkan sedikit petunjuk mengenai asal-usul pembunuh bayaran itu"
"pembunuh itu berasal paviliun serigala perak. itu adalah tempat dimana kau bisa menyewa pembunuh bayaran yang ahli di bidangnya" ungkap Guan Lin dengan tekanan emosi yang sedikit naik
"lalu bagaimana kau bisa selamat? bukankah kau bilang jika mereka adalah pembunuh yang ahli dan handal di bidangnya?" tanya Mo Yihan sambil menyeka lengan Guan Lin
"waktu itu, aku juga sudah sekarat dan dalam kondisi yang sangat memperihatinkan. namun berkat bantuan dari adik ku yang kebetulan bersembunyi disana. aku berhasil diselamatkan tepat waktu dan orang tua ku sampai memanggil tabib dewa untuk melakukan perawatan secara khusus untuk ku" ujar Guan Lin yang mengingat kembali kejadian itu
"bukannya tabib dewa sangat sulit untuk ditemui dan dia juga tidak mungkin sembarang ke tempat lain, jika itu bukanlah orang penting, benar bukan?" tanya Mo Yihan yang mulai merasa adanya kejanggalan dalam cerita Guan Lin
"Hem...kau benar. sebenarnya identitas ku yang sekarang adalah seorang pangeran ketujuh dari kerajaan Yan. bagaimana, kau pasti kaget bukan?" ucap Guan Lin dengan santai
"hah... bagaimana bisa? bukannya kau bilang jika kau hanyalah anak dari keluarga pedagang biasa? lalu mengapa bisa jadi pangeran? berarti adik yang kau bicarakan itu juga seorang pangeran?" ucap Mo Yihan dengan ekspresi kaget
"ya, maaf jika aku selama ini telah membohongi kalian. tapi biar bagaimanapun aku juga terpaksa melakukan hal itu. aku tidak ingin mengandalkan identitas ini untuk mendapatkan apa yang ku mau. maka dari itu aku memalsukan identitas ku, agar aku bisa bergerak lebih bebas saat bersama kalian"
"dan aku juga menyadari, jika dari awal kalian tahu identitas ku yang sebenarnya, kalian pasti akan merasa segan dan menjaga jarak dengan ku. selama ini, baru pertama kali aku berteman dekat dengan seseorang" ujar Guan Lin yang kembali serius
"kau adalah seorang pangeran, tentu saja semua orang akan merasa segan padamu. lalu bagaimana mungkin kau tidak memiliki teman di istana kerajaan mu? bukankah disana banyak pangeran lain dan juga para anak pejabat kerajaan? mengapa kau tidak berteman dengan mereka?" tanya Mo Yihan dengan serius
"ya kau benar. tapi mereka semua hanya berteman, karena menginginkan sebuah kekuasaan dan juga dukungan dari istana. mereka tidak benar-benar berteman dengan ku, yang mereka inginkan hanyalah kekuasaan dan juga jabatan. lalu mereka semua juga munafik" ucap Guan Lin dengan tekanan emosi yang mulai naik
"ya aku mengerti. tapi aku tidak menyangka, jika kau akan mengatakan hal seperti itu. apakah selama ini kau begitu kesepian?" tanya Mo Yihan yang telah selesai menyeka tubuh Guan Lin
"Heng... kesepian ya?" ucap Guan Lin sambil menatap kearah Mo Yihan
"apa? apa ada yang salah dengan ucapan ku? jika begitu, maka aku benar-benar minta maaf padamu dan aku tidak bermaksud begitu" ucap Mo Yihan dengan serius dan sedikit tegang karena tatapan mata Guan Lin
"tidak, kau tidak salah. kau benar, aku memang kesepian. karena itulah aku lebih sering keluar masuk istana untuk mengurangi rasa bosan karena kesepian" ucap Guan Lin yang makin dekat dengan Mo Yihan
"maaf, aku tidak bermaksud menyinggung perasaan mu. tapi jika kau tidak keberatan, kau bisa menganggap ku sebagai teman. lalu jika kau merasa kesepian, kau juga boleh mengunjungi ku" ucap Mo Yihan yang canggung dengan suasana itu
Guan Lin menatapnya dengan serius. lalu menyeringai kepada Mo Yihan. Guan Lin makin mendekati nya dan mengelus kepala nya.
"hahaha... Mo Yihan, Mo Yihan. aku tidak menyangka, jika kau akan mengatakan hal itu. tapi karena kau telah mengatakan nya, maka aku tidak perlu sungkan lagi padamu. setelah ini mungkin kau akan mendapatkan kunjungan tidak terduga dari ku" ucap Guan Lin dengan tekanan emosi yang kembali stabil
"em... baiklah. tapi jika kau datang usahakan untuk membuat ku menyadari kehadiran mu. jangan bertindak seperti hantu, yang tiba-tiba muncul begitu saja. kau tahu aku sering kaget karena dirimu yang tiba-tiba muncul itu" ucap Mo Yihan dengan merasa canggung, lalu mengambil jarak untuk tidak terlalu dekat dengan Guan Lin
"hahaha...aku tidak bilang bahwa aku akan mengunjungi kamar mu. tapi yang ku maksud adalah kediaman keluarga mu. tak ku sangka kau akan berpikir seperti itu" ucap Guan Lin dengan sengaja merayu Mo Yihan
"a...bukan.. bukan begitu maksud ku. aku hanya berpikir jika kau akan mengunjungi kamarku setelah ini. eh...bukan begitu maksudnya! aduh sudah lah, aku bingung harus berkata apa lagi" ucap Mo Yihan yang sedang gugup
Guan Lin kembali mendekati Mo Yihan lalu ia berbisik di telinga Mo Yihan.
"baiklah Mo Yihan kecil. aku paham dengan maksud mu. kalau begitu aku sangat berterima kasih karena kau sudah mau berteman dengan ku" ucap Guan Lin dengan suara lembut
telinga Mo Yihan memerah dan ia segera mendorong Guan Lin kearah lain, karena ia merasa malu pada Guan Lin.
"eh... jangan mendekat. sebaiknya kita segera kembali, sekarang hari sudah mulai gelap. bisa gawat jika yang lain jadi khawatir karena kita" ucap Mo Yihan yang berusaha mengubah topik
Guan Lin kembali mendekat kearah Mo Yihan. lalu ia mengambil handuk nya yang berada dibelakang Mo Yihan saat itu. Mo Yihan kaget ia pikir jika Guan Lin akan melakukan hal yang tidak-tidak padanya, yang saat ini adalah seorang pria.
setelah mengambil handuk, Guan Lin segera naik dan memakai pakaian nya. ternyata Mo Yihan telah salah sangka pada Guan Lin. kini ia merasa sedikit bersalah pada Guan Lin. namun ia tentu tidak akan menunjukkan rasa bersalah nya pada Guan Lin.
lantas ia juga segera naik dan memakai pakaian nya. beberapa saat kemudian, mereka kembali bersama ke tempat tinggal mereka. sesaat sebelum Guan Lin masuk, Mo Yihan sempat mengatakan satu hal padanya.
yaitu menyuruhnya untuk tidak perlu sungkan dengannya dan dia bebas mengunjungi nya kapan pun, tapi dengan syarat yang sudah ia katakan diawal tadi.
setelah mendengar perkataan dari Mo Yihan, Guan Lin tersenyum lebar kepada nya. lalu segera masuk ke kamarnya. sementara itu, Mo Yihan merasa sedikit menyesal setelah mengatakan hal tersebut. ia kini merasa khawatir jika Guan Lin akan datang setiap hari ke tempatnya.
awalnya ia mengatakan hal tersebut, karena merasa kasihan dengan Guan Lin yang selama ini merasa kesepian karena kekurangan teman. namun setelah melihat senyuman dari Guan Lin membuatnya merasa tertekan.
senyuman yang Guan Lin berikan, secara tak langsung memberikan pesan padanya untuk bersiap-siap. kini Mo Yihan yang membayangkan senyum itu, tidak bisa tidur dengan tenang. lantas ia bergegas mengecek kembali pintu dan jendela nya. berharap tidak ada yang terbuka sehingga Guan Lin tidak bisa masuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments