"Kalian sudah mencatat lagu apa saja?" Kepala wardrobe beralih ke peserta.
"Sudah, Pak." Dan akhirnya mereka memberikan selembar kertas berisi daftar lagu yang akan dinyanyikan.
Gaga melihatnya. Saat itu juga ia tahu jika Namia akan membawakan lagu sedih di malam ke empat eliminasi. Gaga pun membayangkan gaun apa yang pantas dipakai oleh Namia malam nanti.
Mungkin aku bisa membantu memilihkannya.
"Em, baiklah. Aku akan membantu. Bisa tolong berikan dua orang bantuan untukku?" Gaga pun meminta. Dan pada akhirnya ia segera bekerja.
Dua jam kemudian...
Para peserta akhirnya diminta untuk mencoba pakaian yang akan dikenakan saat malam pementasan. Beberapa pakaian di antara mereka sudah ditandai sehingga tidak akan tertukar. Gaga sendiri sedang berbicara dengan kepala wardrobe sebentar. Tapi matanya seringkali melihat ke arah Namia yang sedang mencoba memakai aksesoris panggungnya. Namun, tak berapa lama seorang kru datang dan meminta para peserta masuk ke ruang latihan. Sontak pembicaraan Gaga dan kepala wardrobe itu terhenti sejenak.
"Ga."
"Ya. Sepertinya sangat sibuk." Gaga menyapa kru TV tersebut.
"Ya beginilah. Jadi pemandu sorak," jawab kru itu.
Gaga menahan tawa. "Latihannya live?" tanya Gaga lagi.
"Oh, enggak. Hanya didokumentasikan saja untuk kenang-kenangan. Kau ingin ikut ke sana?" tanya kru tersebut.
Gaga mengangguk ragu. "Tapi jangan tampilkan aku di tayangannya ya," kata Gaga lagi.
Kru tertawa. "Tenang saja. Aku duluan ya." Kru pun berpamitan setelah para peserta keluar dari ruangan semua.
Gaga mengangguk. Ia kemudian melanjutkan perbincangannya bersama kepala wardrobe.
"Ada lima peserta yang menurutku sangat pantas menjadi pasanganmu, Ga." Kepala wardrobe menuturkan di sela-sela perbincangan mereka.
"Benar, kah?" Gaga melihat-lihat lagi desain busana yang akan didatangkan.
"Hm, ya. Aku rasa kau bisa mendekati salah satunya." Kepala wardrobe itu seperti ingin mencomblangi Gaga.
Gaga mengembuskan napas lelahnya seraya menatap langit-langit ruangan. "Aku ingin yang siap diajak menikah saja. Lagipula usiaku tidak lagi muda." Gaga menjelaskan.
Kepala wardrobe itu mengangguk. "Semoga salah satunya ada." Ia mendoakan.
Gaga tersenyum lalu menepuk pundak kepala wardrobe itu. Ia tidak ingin terlalu banyak membicarakan masalah tentang jodoh. Gaga pun meneruskan pekerjaannya untuk memilih pakaian sesuai genre musik yang akan dinyanyikan. Ia adalah seorang yang ringan tangan.
Malam ke-empat proses eliminasi...
Waktu yang terus berjalan mengantarkan Namia untuk unjuk kebolehan di hadapan para penonton dan juga pemirsa televisi. Ia membawakan lagu dengan tingkat kesulitan tinggi. Penghayatan dan penjiwaannya harus sampai ke pemirsa TV. Karena jika tidak, ia tidak bisa lolos malam ini. Karena hanya dua orang yang berhak mendapatkan tiket menuju babak sepuluh besar. Namia pun berharap bisa mendapatkannya malam ini.
Dia bernyanyi dengan sangat baik. Patahan suaranya lembut sekali.
Gaga mendengarkan baik-baik lagu yang dinyanyikan Namia. Sementara di belakang panggung tampak ibu Namia yang berdoa untuk anaknya. Ditemani sang presenter acara. Dan pada akhirnya Namia melakukan interloude lagu. Saat itu juga riuh tepuk tangan mewarnai studio. Namia sangat bagus sekali menyanyikan lagu yang dibawakannya. Alhasil salah satu juri wanita terlihat mengusap tengkuk lehernya. Ia merasa merinding. Ia kemudian menekan tombol di kursinya. Diikuti ketiga dewan juri yang lainnya.
"Namia!" Presenter pun datang selepas Namia membawakan lagunya. "Luar biasa Pemirsa TVR. Keempat dewan juri menekan tombol saat Namia tampil malam ini. Kita tanya dulu ke Kakak yang ada di ujung sana. Dia menekan tombol terakhir." Presenter mengarahkan kamera ke Gaga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments