"Kalau belum pernah nyoba, biasanya nggak suka, Don." Tomi menambahkan.
"Bener. Tapi biasanya cewek yang lebih suka, sih," celetuk Doni lagi.
"Mereka memang malu di awal. Tapi nanti juga ketagihan. Kita tinggal kasih aja." Tomi semakin menjadi-jadi.
"Hah ...."
Gaga menghela napasnya. Ia segera pergi dari lingkaran Tomi dan Doni. Sedang pasangan keduanya tampak berbincang di kursi tamu. Gaga tidak ingin mendengar celotehan jorok dari kedua temannya. Ia lebih memilih menghindar. Tapi, lagi-lagi Doni dan Tomi seakan tidak membiarkan Gaga kesepian. Mereka duduk di samping kanan dan kiri Gaga.
"Eh, band-nya bagus." Doni melihat ke arah panggung band pesta.
"Iya. Apalagi penyanyinya, cantik." Tomi menambahkan.
"Kayaknya masih kuliah, sih. Mungkin masih jomblo juga," kata Doni lagi.
"Andai gue belum mau merid, gue deketin deh." Tomi mengompor-ngompori.
Saat itu juga wajah Gaga bertekuk tak mengenakkan sekali. Ia seperti kehilangan kesabarannya. "Lo mau makan, apa mau ghibah, sih? Berisik!" Gaga akhirnya terpancing kedua temannya.
"Ye! Kita kan lagi ngobrol santai. Kenapa? Merasa tersindir, ya?" Tomi menaik-naikkan kedua alisnya.
Gaga mengembuskan napas lelahnya. Ia tidak tahu harus berbuat apa kepada kedua temannya yang usil. Ia merasa frustrasi tapi juga terus menutupi. Gaga terkena tekanan mental dari kedua temannya.
Mungkin harus ke psikiater habis ini.
Dan akhirnya ia menjadi pendengar setia kedua temannya yang berbicara. Gaga mencoba tabah menghadapi cobaan hidupnya.
Belasan menit kemudian...
"Baiklah. Selanjutnya ada atensi dari Tuan Li. Kepada Saudara Gaga dari DD Entertainment diminta untuk bernyanyi ke atas panggung. Silakan kepada teman-teman dari DD Entertainment untuk ikut memeriahkan."
Atensi itu akhirnya dibacakan yang mana dari pemilik acara sendiri. Tuan Li menginginkan Gaga naik ke atas panggung untuk mempersembahkan sebuah lagu di hari pernikahannya. Sontak sorak sorai mengisi gedung pernikahan ini. Tomi dan Doni juga tidak mau kalah membuat kericuhan. Mereka menarik Gaga agar naik ke atas panggung secepatnya. Gaga pun seperti tak berdaya melawannya.
"Ayo, Ga! Cepat!" Tomi menarik Gaga.
"Jangan malu-maluin DDE, Ga! Gaji lo gue potong sebulan!" cetus Doni sok bos kepada Gaga.
Terlihat para karyawan DDE yang ikut bersorak sorai memberi semangat kepada Gaga agar naik ke atas panggung. Alhasil Gaga tiba di atas panggung dengan senyuman tak jelas. Penyanyi band pun segera memberikan mic kepadanya. Sedang Tomi dan Doni segera kembali ke tempat duduk mereka. Pesta pernikahan itu tampak meriah seperti pesta pernikahan sendiri. Gaga pun merasa bingung harus berbicara apa saat berada di atas panggung.
"Em ...," Gaga bingung harus bicara apa.
Sang penyanyi band kemudian memberikan kode kepada Gaga agar memberikan kata sambutan terlebih dahulu. Gaga pun mengerti kode itu.
"Em, terima kasih kepada Tuan Li yang sudah memberi kesempatan saya untuk bernyanyi. Semoga pernikahan ke dua ini tidak nambah lagi."
Dan begitulah yang Gaga katakan di atas panggung. Sontak bos DDE dan teman-teman Gaga memijat kepalanya sendiri. Riuh tepuk tangan dan sorak sorai juga ikut mewarnai sambutannya. Para tamu undangan tertawa dengan sambutan Gaga. Sedang Tuan Li tampak menggeleng-gelengkan kepalanya di kursi pengantin.
"Si Gaga bener-bener, Tom. Kita harus bom dari sini." Doni menutup wajahnya karena malu.
"Tahu, tuh. Entah siapa yang salah."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments