Gaga bertanya dalam hati. Harus ia akui jika mulai tertarik pada Namia. Namia mempunyai suara yang bagus dan bisa menaklukkan semua nada. Namia juga cantik jelita. Terlebih ia masih muda. Tidak seperti Gaga yang sudah berusia tiga puluh dua.
"Ga. Gaga!" Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar penginapan Gaga.
"Ya, tunggu!" Gaga pun segera menuju pintu untuk membukakannya. Dan ternyata yang datang adalah Tomi. "Ada apa?" Gaga segera menanyakannya.
"Gue dapat telepon dari bos. Besok malam mau berangkat bareng apa sendiri-sendiri?" tanya Tomi ke Gaga.
"Memangnya mau ke mana?" tanya Gaga yang belum menyadari.
"Astaga, Ga." Tomi pun mengusap kepalanya. "Besok pesta pernikahan tuan Li. Lo nggak mau dateng?" tanya Tomi, mengingatkan Gaga.
"Astaga." Saat itu juga Gaga teringat dengan undangan yang diterimanya.
Tomi menghela napasnya. "Gue cuma mau nyampein kata bos aja. Terserah lo mau dateng apa enggak. Tapi jangan salahin gue ya kalau ada apa-apa. Gue males berurusan sama tuan Li." Tomi mengingatkan lagi.
Gaga mengangguk. "Nanti gue pikirin." Gaga pun menerima pesan dari bosnya.
"Ya udah. Kalau gitu gue balik lagi ke kamar." Tomi pun segera meninggalkan Gaga.
Di malam yang semakin larut ini membuat Gaga terlupa dengan acara yang sudah diundang dari jauh-jauh hari. Gaga pun kembali menutup pintu kamar penginapannya lalu merebahkan diri di kamar. Ia ingin beristirahat dari lelahnya proses audisi hari ini. Tapi entah mengapa saat itu juga ia teringat dengan Namia kembali.
Kata orang tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Semua sudah digariskan. Lalu apakah aku sudah digariskan bertemu dengannya lagi? Apakah dia memang jodohku yang sudah lama menjomblo ini?
Gaga pun bertanya-tanya sendiri.
Pada akhirnya Gaga mulai merelaksasikan pikiran. Ia tidak ingin terhanyut dalam angan-angan yang tak pasti. Ia pun memejamkan matanya untuk menyambut hari esok yang lebih baik lagi. Gaga ingin mengistirahatkan diri.
Esok harinya, di acara pesta pernikahan...
Gaga hadir di acara pesta pernikahan pemilik salah satu stasiun TV swasta. Ia mengenakan kaus putih dibalut jas hitam. Ia tampak santai menghadiri pesta pernikahan tersebut. Hanya saja ia sendiri datang ke sana. Tidak seperti teman-temannya yang membawa pasangan. Gaga pun jadi bulanan ejekan teman-temannya.
"Sendiri, Kak?" tanya juniornya.
"Iya," jawab Gaga singkat.
"Kakak nggak punya teman perempuan?" tanya junior yang lain.
"Nggak." Lagi-lagi Gaga menjawab singkat. Kedua juniornya pun tertawa.
"Hush! Hush! Jangan ganggu berlian lagi kondangan. Pergi sana!" Tomi pun datang mengusir kedua juniornya.
Semua karyawan DDE hadir di acara pesta pernikahan. Tak ayal pesta begitu ramai dipadati oleh para tamu undangan. Mereka pun dipersilakan untuk mencicipi hidangan yang telah disajikan, sebelum bersalaman dan juga berfoto bersama. Momen itu pun dipergunakan Gaga untuk mencicipi semua hidangan. Ia tidak ingin ketinggalan.
Gaga sendiri tampak cuek saat sang bos melirik ke arahnya karena tidak membawa pasangan. Ia begitu santai menanggapi semua guyonan dan celotehan teman-teman kantornya. Gaga bak tak peduli. Padahal di hatinya sangat miris sekali. Ia juga pria normal yang membutuhkan pasangan. Tapi sayang, wanita yang diharapkannya belum juga datang. Gaga merana, namun ia diam saja.
"Salad buahnya enak, nih. Mayonesnya juga pas," celetuk Doni yang berdiri di samping Gaga.
Gaga diam. Ia tahu apa maksud Doni.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments