Wanita Penebus Hutang

"Ayah, aku tidak bisa menemukan kunci itu," kata Desta yang sudah mencari kunci itu kesana kemari. Tetapi malah tidak ada hasilnya membuat wanita itu sekarang yang kesal malah menggoyang-goyangkan jeruji besi tampat dimana Farhan saat ini berada. "Ayah bagimana ini, apa yang harus aku lakukan?" tanya Desta bertanya pada Farhan, pria paruh baya yang terlihat sangat pasrah.

"Apa kamu cari ini?" Abraham tiba-tiba saja datang. Sambil membawa kunci yang Desta cari-cari dari tadi. "Hei, aku tanya apa kamu cari ini?"

Desta langsung saja mendekat ke arah Abraham hanya karena wanita itu melihat kunci di tangan laki-laki itu. "Buka jeruji besi tempat Ayahku di kurang sekarang." Wanita itu terlihat saat ini berusaha merebut kunci itu dari Abraham. "Kunci itu berikan padaku, karena aku ingin mengeluarkan Ayahku kasihan dia."

"Pak Farhan, tolong Anda jelaskan sendiri pada putri Bapak ini." Abraham lalu terlihat malah memasukkan kunci itu kembali ke dalam sakunya."Jelaskan Pak Farhan, jangan membuat putri Bapak ini salah paham."

Farhan kesulitan menelan salivanya, pada saat Abraham memintanya untuk menjelaskan apa yang sebenarnya telah terjadi, sehingga membuat pria paruh baya itu bisa berada di dalam penjara itu saat ini.

"Ayo Pak, katakan!" kata Abraham penuh penekanan.

"Des, A-Ayah berhutang pada Tu-Tuan Abra." Farhan mengatakan itu terbata-bata. "Sehingga itu yang membuat Ayah bisa berada disini, karena Ayah tidak mampu membayar hutang itu," sambung Farhan dengan suara lirih.

"Berapa hutang Ayah, biar Desta lunasi sekarang juga. Ayo Ayah sebutkan saja berapa hutang Ayah pada laki-laki ini?" Desta menatap Abraham dan sang ayah secara bergantian. "Yah, jangan diam saja, kasih tahu Desta berapa hutang Ayah itu?"

"Nak, kamu tidak akan mungkin bisa melunasinya dengan uang, karena hutang Ayah itu tidaklah sedikit." Farhan terlihat menunduk. Sebab apa yang saat ini pria paruh baya itu katakan memang benar apa adanya jika saja putrinya itu tidak akan mungkin bisa melunasi hutangnya pada Abraham.

"Sebutkan saja Ayah, aku akan berusaha melunasi semua hutang Ayah itu berapapun jumlahnya." Desta begitu yakin jika dirinya akan mampu melunasi hutang sang ayah. "Ayah, aku akan pulang dan mengambil uang kes untuk melunasi hutang Ayah itu, dan yang terparenting Ayah saat ini cuma memberitahuku saja."

Farhan menggeleng lemah. "Kamu tidak akan mampu, Des." Lirih pria paruh baya itu. "Karena hutang Ayah sudah hampir triliuanan," sambung Farhan.

Desta langsung saja melotot dengan sempurna dengan mulut yang terbuka sangat lebar. Saking shock dan kagetnya wanita itu saat tahu jumlah hutang sang ayah.

"Apa aku tidak salah dengar, Ayah?" tanya Desta dengan mata yang hampir saja lepas dari tempatnya. Ia bertanya hanya untuk sekedar memastikan saja apakah dirinya tidak salah dengar.

"Tidak Desta, hutang Ayah memang sebanyak itu," jawab Farhan yang rupanya pria paruh baya itu mengabiskan uang sebanyak itu hanya untuk judi online dan berpoya-poya saja.

"Desta selama ini selalu saja memberikan Ayah uang setiap bulan, apa itu semua tidak cukup? Dan andai itu tidak cukup kenapa Ayah tidak bilang saja padaku? Jangan malah berhutang pada rentenir seperti laki-laki ini." Desta langsung saja menunduk sambil menggepalkan tangannya, karena sungguh saat ini wanita itu benar-benar sangat merasa kecewa dan kesal pada sang ayah secara bersamaan.

"Maafkan Ayah, Desta." Farhan terus saja mengucapkan kata maaf berulang-ulang kali pada putrinya itu.

"Aku akan mencarikan Ayah pinjaman." Pada akhirnya Desta memilih untuk mencari pinjaman saja, karena tabungan wanita itu cuma ada beberaparatus juta saja. Tidak sampai teriliunan sehingga membuat wanita itu tidak punya pilihan lain selain mencari pinjaman saja demi melunasi hutang Farhan. "Ayah tunggu disini saja, besok pagi aku akan kembali datang lagi untuk melunasi hutang Ayah itu."

Sedangkan Abraham dari tadi hanya menjadi penonton saja, karena laki-laki itu tidak beriat untuk ikut-ikutan membahas berapa hutang Farhan pada dirinya. Sebab Abraham juga saat ini sedang memberikan Desta dan ayahnya kesempatan untuk berbicara empat mata.

"Tuan Abra tidak butuh uang." Farhan menghela nafas.

"Lalu? Apa yang laki-laki ini inginkan?" Desta mengerutkan dahi karena wanita itu sangat penasaran dengan jawaban Farhan.

"Kamu Des, Taun Abra menginginkan kamu." Farhan terus saja menunduk saat pria paruh baya itu mengatakan itu semua, karena jujur saja ia tidak sanggup melihat raut wajah kecewa Desta.

"Aku, ada apa dengan aku?"

"Ayah sudah mengunakan dirimu untuk Ayah melunasi hutang-hutang itu," jawab Farhan.

"Apa? Jadi, Ayah menjualku?" Desta menggeleng dengan sangat kuat, karena wanita itu tidak pernah menyangka kalau saja sang ayah akan tega menjadikan dirinya sebagai wanita penebus hutang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!