"Siapa? Halo apa ada orang disini?" Desta terus saja terlihat melangkahkan kakinya sambil melihat sekelilingnya dengan kakinya yang pincang. "Ayah, Ayah ... dimana Ayah? Apa Ayah benar-benar ada disini?" Wanita itu terus saja berteriak memanggil ayahnya.
Namun, detik berikutnya Desta malah dikejutkan dengan suara derap langkah kaki yang berjalan ke arahnya. Sehingga membuat Desta pada saat itu juga langsung saja diam sambil berbalik untuk menatap laki-laki itu.
"Kamu ...." Desta menunjuk laki-laki yang ternyata adalah Abraham. "Kenapa kamu malah mengikutiku sampai ke sini?" Wanita itu malah mengira kalau Abraham mengikutinya, ia tidak sadar jika saja laki-laki itu yang telah menculik ayahnya.
"Selamat datang di rumahku ini, senang bisa bertemu denganmu lagi, Nona." Abraham sekarang terlihat malah semakin mendekat ke arah Desta.
"Rumah? Jadi, kamu yang telah menculik Ayahku?" Desta mundur beberapa langkah sambil terus saja menatap wajah datar milik laki-laki arogan itu. "Sekarang dimana Ayahku, kamu sekap dimana dia?"
"Silahkan kamu cari saja sendiri, saya tidak keberatan kamu melihat-lihat rumah saya ini." Abraham malah mempersilahkan Desta untuk mencari Farhan di mansion itu.
Desta yang sangat yakin langsung saja berlari mencari sang ayah tanpa mengatakan apapun lagi, karena saat ini dirinya benar-benar ingin menemukan keberadaan Farhan. Sebab di dalam bayangan Desta bahwa Farhan saat ini pasti sedang di haj4r habis-habisan oleh orang yang menculik ayahnya itu.
"Ayah, Ayah ada dimana?" Desta terus saja mencari Farhan sehingga pada detik berikutnya saat wanita itu berbelok ke lorong yang ada di mansion itu ia malah mendengar suara pria paruh baya yang ternyata adalah sang ayah.
"Desta, tolong Ayah ... tolong keluarkan Ayah dari sini. Tolong Ayah ...." Farhan terdengar terus saja meminta tolong dengan suara yang lirih dan bergetar.
Namun, Desta tidak tahu saja kalau apa yang saat ini wanita itu dengar hanya suara rekaman yang sengaja Abraham putar, dan tentu saja itu semua dilakukan oleh Arga sang tangan kanan laki-laki itu sendiri.
"Tolong Ayah, Ayah ada di ruang bawah tanah. Desta ...." Suara Farhan semakin terdengar sangat jelas di indera pendengaran Desta.
"Ayah, aku harus mencari Ayah kemana?" Desta malah berlari kesana kemari mencari keberadaan Farhan. Tapi sayang wanita itu malah tidak menemukan keberadaan sang ayah.
Semakin Desta mencari keberadaan Farhan di mansion itu, maka semakin jelas juga suara pria paruh baya itu yang laki-laki itu dengar. Desta juga tidak tahu ruang bawah tanah yang Farhan maksut saat ini.
"Dimana Ayah? Kenapa aku tidak bisa menemukan Ayah dimanapun? Dimana ruang bawah tanah itu?" Desta terlihat mulai berputus asa, ia juga sempat berteriak karena kesal sebelum wanita itu memutuskan untuk kembali lagi ke ruang tamu dimana Abraham saat ini masih saja betah berdiri di sana. "Laki-laki itu, mungkin saja dia tahu. Sepertinya aku harus bertanya langsung padanya." Desta mengusap air matanya, hingga detik berikutnya ia baru saja menyadari suatu hal.
"Astaga, Desta ... kenapa kamu sangat bodoh sekali. Mungkin saja laki-laki itu yang telah menculik Ayahmu," gumam Desta membatin, yang sekarang malah berlari ke ruang tamu itu. "Ayah, aku sangat yakin, bahwa dia yang telah menculiknya," sambung wanita itu membatin.
*
"Apa kamu menemukan Ayahmu?" tanya Abraham saat laki-laki itu melihat Desta yang malah kembali.
"Kamu penculiknya, sekarang dimana Ayahku?" Desta malah bertanya balik.
"Apa kakimu masih sakit?" Abraham yang duduk di sofa malah menanyakan tentang kaki wanita itu. Seolah-olah laki-laki itu tidak peduli dengan pertanyaan Desta.
Desta sempat melirik kakinya, yang ia gunakan tadi untuk terus saja berlari mencari Farhan meskipun dengan cara sedikit pincang, karena sejujurnya kaki Desta belum cukup pulih bekasnya terkilir.
"Dimana Ayahku? Kamu tidak perlu tahu kakiku sudah sembuh atau belum." Desta kini mendekati Abraham. "Kenapa? Kenapa kamu sangat jahat sekali telah menculik Ayahku? Apa sebenarnya salah Ayahku padamu?"
"Kamu salah Nona, karena aku ini tidak pernah menculik Ayahmu itu." Abraham mengangkat sedikit sudut bibirnya, sebab ia berniat ingin membuat Desta seperti sedang berhalusinasi. "Apa jangan-jangan Nona sedang berhalusinasi?" Tiba-tiba saja Abraham malah bertanya seperti itu.
"Halusinasi? Tidak mungkin aku akan berhalusinasi karena aku mendengar suara Ayahku dengan sangat jelas di sana tadi." Desta menunjuk ke arah lorong yang tadi. "Disana aku mendengar suara Ayahku, dan aku rasa itu semua bukan halusinasi." Desta begitu yakin dengan apa yang saat ini wanita itu katakan.
"Bukankah tadi kamu sudah mencarinya, tapi kamu tidak menemukan apapun, tapi kenapa kamu masih saja bersikeras menuduhku yang telah menculik Ayahmu? Apa sebenarnya yang membuatmu begitu sangat yakin, Nona?"
"Katakan saja dimana Ayahku, jangan malah terus-terusan memberikanku pertanyaan yang tidak akan pernah mungkin aku jawab, katakan sebelum aku datang membawa polisi kesini." Desta sangat yakin jika saja Abraham yang telah menculik sang ayah.
"Justru aku yang akan melaporkan Nona, atas tuduhan masuk ke rumah orang tanpa permisi, dan malah menuduhku sebagai penculik." Abraham dengan santai malah mengatakan itu. "Silahkan keluar dari rumahku ini, sebelum aku yang memanggil polisi."
Desta yang kesal dengan apa yang dikatakan oleh Abraham langsung saja memelototi laki-laki itu sambil berkata, "Kamu penculiknya, silahkan panggil saja polisi aku tidak takut, dan kita buktikan siapa yang akan menang kamu atau aku."
Merasa ditantang Abraham tertawa sambil bertepuk tangan. "Good, kamu memang benar anak Pak Farhan. Dapat dilihat dari wajahmu serta watakmu yang hampir saja mirip.
"Katakan, dimana Ayahku sekarang? Jangan sakiti dia, karena dia tidak memiliki salah padamu. Justru aku yang bersalah karena telah lancang menabrakmu di rumah sakit beberapa jam yang lalu." Desta malah mengira jika Abraham menculik Farhan hanya karena dirinya dan laki-laki itu tidak sengaja saling tabrak di rumah sakit. "Aku mohon, lepaskan Ayahku."
"Ikut aku." Sesaat setelah mengatakan itu Abraham beranjak dari duduknya, dan akan mengajak Desta menuju ke ruang bawah tanah, karena Abraham rupanya tidak setega itu melihat wanita yang mungkin saja sudah sangat putus asa itu. Sehingga membuat Abraham yang tidak punya pilihan lain segera mengajak Desta untuk bertemu dengan Farhan.
"Kamu menyekap Ayahku di ruang bawah tanah." Desta tiba-tiba saja malah menunjuk Abraham.
"Ikut saja jika kamu mau Ayahmu selamat," kata pria arogan itu. "Jangan malah banyak bicara, soalnya aku ini bisa saja berubah pikiran. Sehingga kamu tidak akan pernah bisa bertemu dengan Ayahmu."
"Laki-laki brengsek!" Desta bergumam di dalam benaknya. Sambil mengikuti langkah kaki Abraham. "Jika aku sudah menemukan keberadaan Ayahku, maka aku akan langsung melaporkanmu ke pihak yang berwajib."
**
"Ayah." Desta begitu terkejut saat melihat wajah sang ayah yang babak belur. Bukan cuma itu saja wanita itu juga sangat kaget ketika Farhan malah berada di jeruji besi yang rupanya memang benar berada di ruang bawah tanah.
"Desta, maafkan Ayah." Lirih Farhan yang memegang tangan putrinya dari sela-sela jeruji besi itu. "Maafkan Ayah," ucap pria paruh baya itu sekali lagi.
Desta yang tidak tahan malah meneteskan air matanya, ia juga terlihat memegang wajah sang ayah yang babak belur.
"Ayah, kenapa bisa ada disini? Apakah Ayah sudah melakukan kesalahan yang sangat fatal? Sehingga laki-laki it–" Kalimat Desta terputus karena wanita itu tidak melihat keberadaan Abraham dimanapun. Padahal tadi laki-laki itu yang mengajaknya ke ruang bawah tanah itu.
"Ayah, dimana laki-laki yang tadi bersamaku itu? Bukankah Ayah juga melihatnya tadi dia ada di dekatku?" Desta melirik kiri dan kanan, hanya untuk mencari keberadaan Abraham. "Pergi kemana dia, kenapa laki-laki itu cepat sekali menghilang?"
"Desta, tolong bebaskan Ayah. Jangan pikirkan tentang laki-laki yang kamu maksud itu, karena Ayah tidak melihat siapapun yang tadi datang bersamamu." Farhan meraih tangan Desta. "Lebih baik bebaskan Ayah sekarang juga dari sini."
Desta langsung saja mencari kunci untuk membuka jeruji besi itu, karena ia juga ingin membebaskan sang ayah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments