Episode 18

dengan langkah gontai Mika keluar dari ruangan Exel dan kembali ke ruangannya, dia mengerjakan laporan yang diminta Exel, tapi semuanya tidak masuk ke dalam kotak Mika. Anak itu bahkan sudah berkali-kali memukul kepala dan mengetuk hidungnya, tapi tidak ada satu jawaban apapun yang dia peroleh.

" Aduh bagaimana ini aku tidak bisa berpikir jernih, aku tidak bisa mengerjakan laporan ini otak gue error nih." batin Mikha. Dia punya ide lalu dia berdiri dari tempatnya menuju ke Pantry, Untung dia bertemu dengan seorang office girl.

"Mbak-mbak sini Mbak." Panggil Mikha, pada office girl tadi. wanita yang umurnya tak jauh beda dari dia itu menoleh.

" Bisa minta tolong nggak Mbak saya haus nih ada es atau makanan apa gitu di pantry? " tanyai Mikha. office girl itu mengerutkan keningnya,

" Untuk siapa nona? "

" Untuk saya Mbak, Saya nggak bisa bekerja kalau perut kosong." jawab Mikha dengan jujur. "Oh oke saya bantu." Jawab office Girl tadi dan mengajak Mikha ke Pantry, dia membuatkan es teh manis untuk Mikha.

"Maaf Nona yang ada di sini tinggal teh, jeruk dan lainnya habis ini masih mau belanja menunggu jam istirahat._ jawab Office girl tadi. Mata Mika langsung berbinar melihat seganas es teh yang menggoda seleranya dia bahkan menelan salivanya dengan kasar, " " "Tenggorokanku sudah meronta l pengen diisi dengan es teh itu, Terima kasih ya Mbak cantik nanti kalau aku udah gajian aku kasih bonus deh tapi nanti Mbaknya belikan jeruk atau mangga atau apa ya buat besok soalnya kalau si Bos lagi marah-marah Otakku bisa miring nggak bisa bekerja Kan bahaya, ini tadi dia sudah marah-marah tidak jelas. " kata Mika, dia segera meneguk es teh tersebut sampai tandas, lalu anak sekretaris aneh itu kembali ke ruangannya sekarang otak dan tubuhnya sudah fresh, sudah siap melaksanakan satu segunung pekerjaan yang sudah menunggunya di meja, dengan secepat kilat Mikha menyelesaikan semua pekerjaan bahkan sebelum jam istirahat dimulai Mikha sudah selesai, dia merenggangkan otot-otot nya sejenak.

"Wah semuanya sudah selesai oke kan otakku sudah cantik pinter, anak siapa dulu Narendra." gumam Mika. Segera Mikha membereskan dokumen-dokumen tersebut dengan rapi tapi dia lupa dengan dokumen yang diberikan kepada si Bos, apalagi tempat yang disampaikannya salah.

" Aduh tadi aku menyebutkan restoran mana ya sama si Bos Purnama Apa Panama?" batin Mikha. " Ah entahlah, Semoga saja benar, siapa suruh marah marah tidak jelas. " Imbuhnya lagi.

Mikha keluar ruangannya dan pergi ke kantin, memesan beberapa menu yang menggugah selera makannya. Erlita dan Intan mendekati meja Mikha, mereka tertawa sinis melihat makanan yang di pesan Mikha.

" Lihat ada Sekretaris makannya seperti kuli saja, tidak ada cantik cantik nya sama sekali. " Sindir Intan.

"Paling paling di pakai cara kotor untuk bisa jadi sekretaris, eh cara apa yang lo pakai untuk mendapat jabatan yang diimpikan setiap gadis di sini? " heran Erlita.

" Tanya saja ke si bos, dia yang lebih tahu." jawab Mikha dengan santai nya dan melanjutkan acara makannya.

" ih bicara sama bocah edan, bisa ikut ikutan edan, ayo kita pindah saja. " bisik Intan.

Tak lama setelah kepergian mereka datang dua karyawan pria, mereka duduk di depan Mikha.

" Hai cantik sendirian saja nih? tanya Victor salam satu dari mereka.

" Humm. " Jawab Mikha yang masih sibuk dengan makanan nya.

" pegawai baru ya? " imbuh Victor.

" Iya baru kemaren. " jawab Mikha dengan santainya, bahkan tidak segan, segan menghabiskan dua piring nasi yang sudah di pesannya tadi.

" Sori ya, gue makannya banyak, supaya kuat menghadapi badak galak. " jawab Mikha. kedua pemuda tersebut tertawa mendengar kata kata badak tadi.

" Eh siapa badak nya? " heran Hendra.

" Siapa lagi kalau bukan si bos yang setiap hari kepala nya bertanduk itu, hehe jadi ghibah, ya sudah gue ke mushola dulu ya. " Mikha segera menghabiskan minumnya dan dia menuju ke Mushola.

Srtelah jam istirahat Exel dan Jimmy memutuskan untuk pergi ke restoran Purnama, tak lupa membawa dokumen yang telah Mika persiapkan tadi.Sesampainya di restoran tersebut Exel bertanya kepada salah satu pelayan restoran.

"Maaf Kak reservasi Atas nama Tuan Erwin." tanya Exel pada si pelayan, si pelayan mengerutkan ke keningnya karena tidak ada reservasi atas nama tersebut, lagian ini juga restoran biasa.

Maaf Tuan tidak ada nama tersebut dalam reservasi di sini. " jawab si pelayan.

"Iya tadi sekretaris Saya kalau tuan Erwin akan menunggu disini." exel masih kukuh dengan pendirian nya.

" Tuan ini restoran Sederhana mana mungkin orang-orang besar seperti kalian mengadakan pertemuan di sini." jawab pelayan tadi.

" Tuan sebaiknya hubungi lagi sekretaris anda dan memastikan semuanya, siapa tahu dia salah informasi." pelayanan tadi mengusulkan supaya dia menghubungi sekretarisnya saja.

Exel merogoh sakunya, dan mengambil ponsel di dalam nya.

" halo Tuan. " suara mikha dari seberang sana.

" Sekarang jawab dengan jelas, di restoran mana kami harus bertemu dengan Tuan Erwin? " tanya Exel

"Restoran Panama Tuan." jawab Mikha.

" Apa restoran panama, bukan Purnama? kenapa kamu bilang restoran Purnama, apa saja, yang kamu kerjakan hari ini ha! " ucap Exel dengan marah.

" Maap Tuan, otak saya sedang eror tadi, saya fikir sudah benar tadi kalau restoran Panama yang saya katakan. " Jawab Mikha membela diri.

" Jangan banyak alasan. " kata Axel, dia menutup sambungan telponnya dan mengajak Jimy ke restoran yang benar.

Terpopuler

Comments

Al^Grizzly🐨

Al^Grizzly🐨

Kok jadi exel sma jimmy..bukannya axel sama brian?

2024-04-30

1

Mama lilik Lilik

Mama lilik Lilik

banyak tiponya,siapa Jimmy???Brian, apa Mikha,atau lainnya

2024-04-30

0

LENY

LENY

Wah mana dokumen.nya salah lagi mabokk

2024-02-21

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!