Episode 8

Mikha sudah seperti barista profesional saja, meracik kopi dengan sempurna, dan aroma yang menggoda, terlebih lagi perlengkapan di pantry itu sangat lengkap dan modern.

" Buat dua saja ah, untuk teman mengetik." Mikha akhirnya membuat dua cangkir kopi, yang satu hitam yang sati di tambah coklat untuk dirinya sendiri.

" Oh begini ternyata tugas sekretaris, harus bisa membuat kopi juga." Ucap Mikha, dia meletakkan kopi tersebut di nampan lalu segera menuju ke ruang CEO.

tok tok tok." Ini Mikhayla tuan."

" Masuk!" perintah Axel.

" Ini tuan kopinya, Anda mau yang kopi hitam apa kopi coklat tuan?" tanya Mikha, sebenarnya tadi dia lupa bosnya tadi minta kopi hitam atau coklat.

" Kenapa harus pilih, apa Brian tidak memberi tahu kamu apa kesukaan saya?" heran Axel.

" Sudah sih tuan memang sayanya yang lupa, rencananya memang saya membuat dua gelas, satu untuk saja, supaya tidak mengantuk menterjemahkan proposal yang banyak tersebut tuan, hehehe." jawab Mikha Dengan jujur.

" Kopi hitam saja.dan letakkan di situ!" perintah Axel. Mikha menurunkan secangkir kopi hitam di meja Kerja Axel.

" Silahkan tuan, selamat bekerja." Mikha memberikan semangat untuk Axel lalu keluar ruangan tersebut. Tapi saat Mikha keluar, dia bertabrakan dengan seorang wanita yang super Seksi dan cantik.

Kopi Mikha tumpah mengenai pakaian wanita tersebut bahkan masuk ke sela sela buah Mangga perempuan itu.

" Aaaaah, panas panas, buta lo ya." bentak perempuan itu.

" Maaf nona tidak sengaja, sini saya obati." kata Mikha sambil menarik tangan perempuan tersebut ke sofa.

" Panas banget, au wu whu, kotor pula, dasar." kesal perempuan tadi.

" Eh kotor, iya bajunya kotor, tunggu di sini, saya ambilkan obat dam tisu." Mikha mengambil tisu dan salep untuk luka perempuan tadi.

" Aah, ini sampai ke bawah juga." gerutu laura.

Mikha membersihkan bekas kopi tersebut dengan situ.

"Yang dalam itu bersihkan sendiri nona, nanti di kira mesum lagi." ucap Mikha.

" Perih banget ini, auh." keluh Laura.

" Berarti sudah menempel ke kulit baju anda, ini harus segera di bawa ke dokter nona, kalau tidak bisa infeksi, bisa menyebabkan kanker juga kalau sudah infeksi, anak dan suaminya nanti tidak bisa nyusu dong." Mikha menakut nakuti Laura, Mikha ingat kalau tugas utamanya, membuat perempuan manapun yang mencari Axel pergi dari tempat tersebut.

" ini gara gara lo, siapasih lo, office girl?" sinis Laura.

" Yah Office girl, masak cantik dan seksoi begini di bilang Office Girl, ya ndak masuk dong, sudah sana berobat dulu lihat tu pakaian anda juga hitam coklat begitu apa tidak malu."kata Mikha lagi.

Bukannya membersihkan dengan benar, rupanya si Mikha malah meratakan nodanya. Tempat Mikha mengerjai Laura tepat di depan ruangan Brian dan kaca di sana tembus pandang, jadi asisten tersebut dapat melihat dengan jelas ulah Mikha.

" Lo bisa kerja apa tidak sih, bukannya jadi bersih malah tambah kotor begini." kesal Laura.

" Maaf nona, habisnya baju anda itu sulit di bersihkan, jadi begini deh." oh iya di tutupi saja dulu nona, tadi saya lihat di salah satu ruangan di sini ada baju baju deh, nona bisa menutupi baju nona yang kotor, dan pakaian yang lengket itu biarkan dokter yang melepas, kalau tidak kulitnya akan mengelupas juga lho." Bohong Mikha.

"Ya sudah ayo. " Laura akhirnya pasrah dan ikut Mikha ke sebuah ruangan dekat pantry, di sana memang ada baju baju disana tapi entah baju siapa, Akhirnya Laura mengambil sebuah jaket untuk menutupi tubuhnya dan keluar dari perusahaan Axel.

" Yes, satu tugas terselesaikan dengan baik tanpa ada keributan." Ucap Mikha, gadis itu menepuk nepuk telapak tangannya dan kembali mengerjakan tugas yang terhenti.

Brian yang sejak tadi mengintip sekretaris baru bosnya itu tersenyum sendiri.

" Benar benar unik dan genius, sebenarnya siapa dia, dan bagaimana si kulkas itu bertemu dengannya." gumam Brian.

Dengan cepat dan akurat Mikha menterjemahkan kata kata di dalam proposal tersebut, bahkan dia juga sudah hafal dengan isi keduanya.

" Sudah hampir jam 11 nih, tidur dulu ah, capek banget otak dan tangan gue sudah bekerja keras, tinggal ngeprint doang" Mikha meletakkan tangannya di meja dan di jadikannya bantal,dengan sekejap saja , dia sudah bermimpi menikmati es kelapa muda.

Brian keluar ruangan, dia mau mengingatkan bosnya kalau sebentar lagi akan Meeting dengan tim perencanaan.

Brian tidak melihat Mikha di tempatnya, atau tidak melihatnya, karena tertutup komputer.

" Kemana tu bocah?" heran Brian. Brian memutuskan untuk ke ruangan Axel saja, tanpa memperhatikan Mikha yang tertidur.

" tuan jam 11 kita ada meeting dengan tim perencanaan." Brian mengingatkan bosnya.

" Hemm, minta si Mikha menghentikan pekerjaannya dulu dan dia juga ikut meeting." ucap Axel dengan datar.

" Terus gue bos?" tunjuk Brian pada dirinya.

" Hari ini lo tetap ikut, pekerjaan lo akan semakin ringan kalau di kerjakan berdua." jawab Axel.

" Siap bos, ini sangat membantu, apalagi gue lihat pekerjaannya sangat cepat, tadi gue penasaran dengannya bagaimana cara dia menterjemahkan dua proposal yang tebal tebal tersebut, bisa bisa besok pagi belum kelar."

" Terus, bagaimana? bisa atau malah hancur?" penasaran Axel, karena sewaktu Axel mengintipnya dari dalam, si Mikha serius sekali mengetik.

" Keren bos, dalam waktu beberapa menit saja, dia sudah mengetik lebih dari dua lembar dan susunan kalimatnya juga bagus dan rapi." jawab Brian.

" Baguslah kalau begitu, paling tidak dia sudah mengerjakan 1 proposal kalau begitu." Jawab Axel dan menutup laptopnya, serta dia bangkit dari tempat duduknya. Mereka keluar ruangan Axel dan tidak melihat Mikha.

" Kemana dia?" tanya Axel.

" Tadi saya kesini juga tidak ada, apa ke toilet mungkin." Jawab Brian.

Axel melangkah menuju ke ruangan Mikha, berencana mengecek pekerjaan sekretaris barunya itu, apa seperti yang Brian katakan.

Sesampainya di depan meja kerja Mikha, kedua pemuda tersebut melihat Gadis aneh itu tertidur pulas berbantalkan tangannya.

" Bi lihat!" Tunjuk Axel.

" Astaga, anak siapasih ini, bukannya bekerja malah tidur." Brian gemes melihat kelakuan sekretaris baru bosnya itu.

Axel mencolek lengan Mikha, tapi gadis itu malah mengira jari telunjuk Axel sebagai sedotan, dengan segera Mikha meraih telunjuk Axel dan menyedotnya, layaknya orang minum.

" bhaahaha, bos tangan lo, hahaha." Brian tertawa ngakak dengan keras. Brian memegangi perutnya sambil menunjuk ke arah Tangan tersebut.

Terpopuler

Comments

Nawarah

Nawarah

Astaga benar-benar di luar nurul kelakuan kamu mikha,,, 😂😂😂

2024-03-09

1

Edah J

Edah J

Mikha kayak ngemp*ng aja😉

2024-02-05

0

Rita Novrita

Rita Novrita

🤣🤣🤣🤣🤣ngakak lucu..

2024-01-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!