Episode 2

Raisha mengetok kamar Mikha hingga tiga kali, tapi belum ada sahutan, lalu Raisha menggedor nya, meski jam masih menunjuk di angka 4.30 waktu indonesia barat tepatnya Jakarta.

" Mikha, buka pintunya sudah subuh nak, papa sudah menunggu kita." panggil Raisha.

Mikha segera segera bangun dari tidurnya mendengar suara Pintu serta suara mamanya.

" Astaga, ternyata sudah pagi." Gumam Mikha, lalu dia segera membukakan pintu untuk sang mama.

"Maaf ma, saking nyenyak nya tidur Mikha, Mikha jadi kesiangan." kata Mikha sambil mengucek Matanya.

" iya tidak apa apa, ayo buruan gosok gigi, wudhu, dan ikut berjamaah nanti papa bisa ceramah sampai waktu dhuha." Raisha mengingatkan Mikha supaya Rendra tidak kuliah subuh.

" Hehe, iya ma siap, Mikha siap siap ya ma." Mikha kembal ke dalam untuk ke kamar mandi dan bersiap, lalu memakai mukenanya, baru menuju ke mushola keluarga.

Setelah semua beres Mikha berencana joging sebentar, mengejar sang papa yang baru saja keluar duluan.

" Pa, tunggu Mikha." panggil Mikha.

Rendra menoleh ke arah putrinya dan mereka lari pagi bersama, kalau Raisha jangan di tanya dia kemana, yang pasti dapur adalah tempatnya, keluarganya lebih suka masakan Raisha dari pada beli di restoran mewah, apalagi Rendra.

Keluarga itu memang tidak mau menonjolkan kelebihan mereka, bahkan Raisha dan Rendra juga tidak mau pindah dari rumah yang penuh kenangan ini dari pada harus tinggal di mansion mewah, mereka cuma mereka cuma merenovasi dan merubah desainnya. Rumah ini malah tertutup oleh Rumah yang disediakan oleh pengawal Rendra.

" pa biasanya apa yang di tanyakan saat wawancara?" tanya Mikha supaya tidak nervous.

"Papa tidak tahu, itu sudah menjadi tugas om James, kamu cukup bawa cv kamu lalu jawab semua pertanyaan mereka, kan beres." Jawab Rendra.

" Ih papa, kalau di ajak ngomong selalu tidak serius menjawabnya." kesal Mikha.

" Justru itu yang membuat papa di cintai semuanya, have fun, ceria dan tidak tegang, hiburan itu perlu sayang." Elak Rendra.

" Orang seperti ini kok bisa za ,jdi mafia, gak pantes." sindir Mikha.

" Papa sih bukan mafia tapi paman dan bibimu itu, papa cuma bergerak di belakang layar, musuh musuh malah mengira papa ini idiot dulunya, tapi ternyata papa lebih menakutkan dari si pete." Jawab Rendra.

"Iya percaya, tuan Narendra Ibrahim memang is the best." Mikha mengacungkan dua jempolnya untuk sang ayah.

Mereka joging di sekitar komplek rumah mereka dengan santai.

Setelah Sarapan Semua kembali ke rutinitas masing masing, Mikha memutuskan untuk ke mall saja membeli kemeja putih yang dia perlukan untuk melamar kerja besok.

Mikha memarkir mobilnya dan dia langsung keluar saja, tanpa membawa dompet dan kunci mobil juga masih menancap di tempatnya, Mikha langsung masuk ke mall, jalan jalan lalu ke butik pakaian kerja.

"Ada yamg bisa di bantu kak?" tanya pelayan.

" Saya mau cari pakaian kerja kak, dan kemeja putih juga untuk interview." jawab Mikha.

pegawai butik tadi membantu memilih beberapa set baju kantor, serta kemeja putih yang Mikha pesan.

"Masih adalagi kak yang di butuhkan?" tanya pegawai.

" Itu dulu saja deh kak, nanti bisa beli lagi kalau kurang." Jawab Mikha. Mereka menuku kw kasir untuk menyelesaikan pembayaran Baju baju tersebut.

" Berapa Kak semuanya?" Tanya Mikha dengan santai, dia belum sadar ada yang kurang dalam dirinya.

" totalnya, 2.8 juta kak, itu sudah di diskon seratus ribu yang seharusnya 2,9 juta jadi 2,8 juta." Jawab mbak kasir.

" Pakai kartu bisa kan kak?" tanya Mikha sambil meraba pundaknya, lalu punggungnya.

" Lho di mana tas gue?" bingung Mikha.

" memang tadi ditaruh di mana?" tanya kasir tersebut yang sudah mulai sewot.

" Sepertinya saya pakai kak, atau tertinggal di mobil ya?" pikir Mikha.

" Kalau mau modus jangan di sini kak, atau cuma mau mengerjai kami saja?" kata Kasir sudah mulai ngegas.

" Anita, lo lihat kakak ini tadi di taruh dimana?" tanya kasir tersebut kepada pelayan yang melayani Mikha tadi.

" Tidak kak, kakak ini masuk tidak membawa apa apa." Jawab Anita.

"Sebentar, gue ingat-ingat dulu dimana tas gue." seperti biasa, Mikha mengetuk ngetuk hidungnya kalau berfikir.

" Halah miskin saja belagu, kalau tidak punya uang jangan main di mall, pakai beli baju di butik segala." sindir mbak kasir.

" Bawa kok kak, sungguh cuma tertinggal di mobil saja, sebentar gue ambil dulu tasnya di mobil, ini kuncinya." Mikha merogoh saku celananya, kunci mobilnya juga tidak ada.

" Kunci mobil gue?" Mikha menepuk jidatnya sendiri ingat kalau dia tadi main keluar saja, tanpa mencabut kunci mobil dia juga.

" Gaswat ini, kak simpan dulu pilihan gue tadi, sebentar lagi gue balik lagi." Mikha berpesan pada kasir dan pramuniaga tadi untuk, menyimpan pakaian yang sudah dipilihnya tadi. Mikha berlari ke tempat parkir, mendekati mobil sport mewahnya.

Tidak jauh mobil tersebut berdiri seorang pengawal bayangan yang di kirim Rendra untuk membantu masalah anak- anaknya selama mereka tidak bisa menanganinya. pengawal tersebut menjaga mobil Mikha jika ada yang mendekat dan berbuat jahat, pengawal tersebut juga membawa kunci serepnya.

Mikhayla berhenti tepat di samping mobil tepat di sisi kanan ruang kemudi.

" hah hah hah, kok bisa bisanya gue lupa tidak mencabut kunci mobil ini, untung kau masih selamat pinky, kalau tidak, bisa- bisa gue merangkak pulangnya." Gumam.

" Mikha memegang handle pintu mobilnya, tapi tidak bisa di buka, Mikha baru ingat kalau mobilnya akan terkunci otomatis setelah di tutup, dan bisa di buka kalau dari dalam.

" Ih terkunci lagi." Kesal Mikha, gadis itu mengintip ke dalam mobil, di lihatnya, tas ransel kecilnya masih duduk manis di kursi penumpang sedangkan kunci mobilnya juga masih tertancap di tempatnya.

" Mikhayla, is stupid you, dasar stupid, oon kok bisa lupa, mana handphone juga di dalam tas pula, bagaimana dong." mikha mengusap mukanya dengan kasar dan menyesali kecerobohannya.

Di saat itu, seorang laki-laki berpakaian serba hitam menyodorkan sebuah kunci mobil pada Mikha.

" Silahkan di buka nona." Kata Pengawal.

" Hehe, Doni terima kasih ya, pasti papa yang mengirim kamu untuk memata matai gue." kesal Mikha, sambil meraih kunci serep tersebut.

" Lebih tepatnya menjaga, bukan memata matai, jangan khawatir, saya tidak akan keluar kalau tidak dalam keadaan terdesak, Nona." jawab Doni dengan tegas

Mikha membuka pintu mobilnya dan mengembalikan kunci serep tersebut pada Doni.

" Oke permisi nona, selamat berbelanja kembali." Kata Doni dan pergi entah kemana.

Mikha mengambil tasnya dan tidak lupa mencabut kunci mobilnya, lalu kembali ke butik yang tadi.

Terpopuler

Comments

𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄

𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄

...

2024-03-18

0

LENY

LENY

Aduh kok jenius tapi oon gitu ya bahaya kl gak dijaga sama body gard untung ada Doni. Mikha2 bisa pelupa kayak gitu gmn kerja nnt 🙈

2024-02-21

0

Edah J

Edah J

Mikha dibuat teledor dulu sama ka Authornya 😁✌️

2024-02-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!