Episode.9

Axel mencoba menariknya tapi malah di pegang dengan erat oleh Mikha. Tapi setelah mendengar tawa Brian yang menggelegar, Mikha langsung terbangun dan kaget, gadis itu berdiri dengan tegap.

Akhirnya telunjuk Axel terlepas juga, dan dia langsung Membersihkannya dengan tisu.

" Pancasila, eh es degan gue, eh maaf kalau saya minum es degan di dalam kantor tuan." Jawab Mikha spontan.

" Hahaha, siapa yang minum es degan, pakai Pancasila segala,hahaha lo sejak tadi minum jari telunjuk bos Axel, romantisnyaa, wah tangan lo di kira es degan bos." Brian masih belum bisa menghentikan tertawanya.

" Bukannya kerja malah tidur." kesal Axel.

" Maaf tuan, otak dan tangan saya bekerja terlalu keras hari ini dan perlu di cars tuan, ini sudah selesai tinggal di print saja kok, baru juga 10 menit saya ngecars nya, jadi masih belum full tadi." Jawab Mikha dengan polosnya.

" Serius sudah selesai?" Tanya Brian dengan penuh rasa heran. apakah dia robot apa manusia.

Axel juga penasaran, pekerjaan yang hanya bisa di selesaikan oleh penterjemah handal, bisa di selesaikan dengan oleh sekretaris yang aneh itu. Axel mendekati Mikha dan melihat isi komputer Mikha.

Axel men scroll monitor tersebut, dan membaca mulai dari atas, satu paragraf, satu lembar bahkan dua lembar, Axel yang sedikit faham dengan bahasa Spanyol tahu arti dari tulisan di komputer itu dan artinya sesuai dengan yang ada fikirannya.

" Good Girl, kamu simpan dulu file ini dan setelah istirahat siang nanti kamu print dan jilid semuanya, sekarang kamu cuci muka setelah itu susul saya dan Brian di ruang Meeting." pinta Axel.

" Membawa buku dan bolpoin juga tidak? " tanya Mikha takut salah.

" Hemm." sambil mengangguk.

Axel dan Brian meninggalkan Mikha yang masih sibuk menyimpan Filenya supaya tidan hilang dia segera ke toilet untuk mencuci muka dan merapikan penampilannya. lalu mengambil bolpoin dan kertas sesuai dengan perintah Axel.

" Dimana ruang meeting nya, pakai di tinggal pula." Gumam Mikha, dia kebingungan mencari dimana ruang meeting.

Untung dia bertemu dengan seorang office boy dan di tunjukkan di mana ruangan tersebut.

Setelah mendapatkan ijin masuk, Mikha segera masuk dan mendekati Axel.

" saya duduk di mana tuan?" bisik Mikha.

Axel melirik ke arah Brian dan mengkodenya supaya memberi tempat untuk Mikha.

" sini kamu!" panggil Brian dan mempersilahkan Mikha duduk di sampingnya. Para staf juga berbisik bisik siapa gerangan gadis yang memakai baju hitam putih persis seperti mau wawancara tersebut.

" Oh, ini sekretaris baru saya, nanti kalian bisa bekerja sama dengan dirinya, Ayo kita mulai." Ucap Axel dengan dingin.

" Ace disini sudah dingin, di tambah ada yang lebih dingin, pantesan pada menggigil." Gumam Mikha.

" tidak perlu mengumpat." Sindir Axel.

" Hehe, maaf, cuma di sini dingin sekali ruangannya." Jawab Mikha dengan cengengesan.

Axel melanjutkan lagi apa yang menjadi pokok permasalahan kali ini, Manager perencanaan, serta desainer di minta mempresentasikan hasil yang sudah mereka dapatkan.

Mereka Menjelaskan secara detail desain yang sudah mereka buat.

"Oke menurut saya desain bu Maudi cukup bagus untuk desain pesanan pernikahan lady Salimah." jawab Axel.

" Tunggu tuan, sepertinya ada yang kurang dari desain siapa tadi? bu Maud, ya bu maudi maaf." Mikha maju ke depan dan dia membubuhkan sesuatu pada desain Maudi tadi menjadi sempurna, dan menghapus yang sekiranya tidak perlu.

" Begini tuan, menurut saya bagian yang ini tidak perlu di tambahkan berlian kecil ataupun permata, karena kita kurang bisa menonjolkan berlian utama, lagian kalau kita memakai cincin, dan di sisi sini ada sebuah permata lagi, rasanya kurang nyaman ,dan bisa membuat kulit kita lecet, cukup satu berlian besar ini saja di tambah ruby kecil ini di sampingnya, lebih simpel dan lebih anggun." Mikha menjelaskan pendapatnya tentang desain bu Maudi yang cukup bagus sebenarnya, tapi terlalu ramai.

"Maaf kalau saya lancang tuan tuan dan ibu." Akhirnya Mikha sadar, kalau sebenarnya bukan tugasnya. Tapi mereka malah memberi applause pada Mikha yang sudah berani mengutarakan pendapatnya, serta memberikan solusi yang tepat.

Maudi yang memberi tepuk tangan duluan, diikuti yang lain. Maudi juga merasa ada yang janggal dalam desainnya, tapi dia belum nemu, dan sekretaris baru itu sudah memecahkan masalahnya.

" Terima kasih nona, ini benar benar indah, tidak terlalu ramai dan terkesan mewah." ucap Maudi.

" Hehe, maaf ya bu Maudi, kalau saya lancang, tadi, bukan bermaksud merusak rancangan bu Maudi."

" Tidak nona ini malah sangat membantu saya." Jawab Maudi.

" Oke bagaimana, sudah deal kita pakai rancangan bu Maudi yang sudah di koreksi nina Mikha atau yang tadi?" Axel menengahi percakapan dua wanita itu.

" Yang ini Tuan." Jawab semuanya.

" Bagus kerjasama yang bagus, sekarang berikutnya, mana Contoh desain untuk persiapan pameran 3 bulan mendatang, saya perlu cepat, dan mendapatkan hasil yang memuaskan." Kata Axel.

Mikha berbisik pada Brian.

" tuan, kenapa tidak ada camilan atau minuman untuk menemani kita diskusi, kalau garing dan suasana tegang begini akan sulit untuk menemukan solusi, lihat muka mereka tegang semua." Bisik Mikha.

" kamu jangan aneh aneh ini rapat, bukan kantin." Balas Brian.

" Serahkan semua padaku, nanti kita akan happy dan pekerjaan juga cepat selesai." Balas Mikha.

" Bagaimana caranya?" Brian sangat penasaran dengan apa yang akan Mikha lakukan. Mikha beranjak dari tempat duduknya dan minta ijin untuk ke toilet, sudahlah dia akan delivery makanan dan minuman.

"Tuan, maaf saya minta ijin ke toilet sebentar."

" hemm." jawab Axel

Mikha Minta Ijin pada Axel. Mikha keluar dari ruangan Meeting tersebut memesan minuman dingin untuk semua peserta rapat,d

dan juga beberapa camilan kekinian, di alamatkan ke kantor Axel. Setelah semua dia pesan, Mikha kembali ke tempatnya, dia melihat semua orang sibuk dengan dirinya sendiri sendiri bahkan ada yang sudah berkeringat dingin, untuk tema saja belum nemu, Axel sudah meminta mereka menyiapkan Desain, jadi ya bingung jadinya.

"gue jadi penasaran dengan apa yang di lakukan bocah satu ini." batin Brian.

" Tuan Axel, maaf menyela, sebentar, anda meminta mereka menyiapkan, dan memilah desain desain ini dengan segera, apakah temanya sudah di tentukan?" tanya Mikha.

"Tema nanti kita tentukan setelah kita mendapatkan desain yang cocok, dan tema itu aku kita bahas menjelang pameran nanti, desain ini akan di bawa kemana." jawab Axel.

" Menurut saya, kenapa tidak kita tentukan saja dulu temanya tuan, hari ini kita tentukan tema serta judulnya dulu, baru nanti kita buat dan pilah desain yang sidah ada, mau membaut yang baru apa yang lama kita sempurnakan." Mikha mengemukakan idenya, dan menurut Mikha kalau menentukan tema dulu akan lebih cepat untuk menemukan desain yang cocok, dan tim bisa fokus ke satu titik.

Terpopuler

Comments

Edah J

Edah J

Wihh....Hebatt👍👍👍
siapa tuhh??
anaknya Tuan Rendra dong 😁

2024-02-05

2

Uthie

Uthie

keren n pinter Mikha 👍👍😁

2024-01-02

0

Zanzan

Zanzan

waaahhh...pinteran mika ma bósy...kísahy hàmpir sama ma kímmy ma zein

2023-09-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!