Episode 6

Mereka meninggalkan motor tersebut dan nanti akan ada pihak bengkel yang akan mengambilnya. Pengawal bayangan yang di kirim Oleh Rendra melaporkan semuanya secara detail.

" Dasar anak itu, tapi dia punya cara sendiri untuk menyelesaikan semuanya, benar kata Raisha kalau kelemahannya akan menjadi kelebihan tersendiri untuk Mikha. Gumam Rendra,dan dia teruskan pekerjaannya.

Di mobil Axel

Mikha mengirimkan gambar gambar Vivi pada pemiliknya. Mikha langsung mendapatkan telpon dari Cecil.

"Halo kak, kok bisa rusak begitu, kamu kecelakaan, bagaimana keadaan kamu kak, di rumah sakit mana? parah tidak?" tanya Cecil dari seberang sana.

" Tenang sayangku Imutku, kakak lo yang cantik, keren dan sekso ini tidak apa apa, sehat wal afiat, cuma kaki gue saja yang lecet tertimpa motor lo,nanti pulang kerja kita bertemu di showroom ya, gue dapat ganti rugi dan nanti bisa mengganti motor lo yang rusak." kata Mikha.

" Dasar gadis aneh." Bati Axel.

" setelah menutup sambungan telponnya Mikha memasukkan Ponselnya me dalam tas,dan kemudian memeriksa kakinya.

" Maaf ye tuan bos,.saya mau periksa dulu kaki aye, ada yang lecet tidak, kayaknya rada rada ngilu." mikha meminta ijin pada Axel, yang rada kurang sopan nantinya.

" hmm." dehem Axel.

Mikha melepas sepatunya dan mengangkat kaki kanannya ke paha sebelah kiri dia memeriksa kakinya. Kakinya memerah dan ngilu. Mikha memijatnya perlahan dan meringis menahan sakitnya.

" Ada kotak obat tuan?" Tanya Mikha. Axel menunjuk ke kotak bawah di depan Mikha.

Gadis itu membuka kotak yang Axel tunjukkan dan mencari Salep atau conterpain untuk mengurut kakinya. Mikha mengambil Oil Oliv dan mulai mengoleskan minyak tersebut dan mulai memijat, bahkan dia menahan rasa nyeri itu tanpa harus mengeluh dan meminta bantuan pada Axel.

Semua tak luput dari pandangan Axel, dan diam diam pemuda itu sering melirik ke arah Mikha.

" Apa perlu ke rumah sakit?" Axel menawarkan untuk mengantar Mikha ke rumah sakit.

" Tidak apa apa, setelah di pijit dan di beri salep, nanti juga sembuh tuan bos, ini teknik pengobatan yang ibu saya berikan." Jawab Mikha.

" hemm."

Axel lalu fokus pada setirnya supaya cepat sampai di kantornya. Mikha juga sudah mengoleskan salep dan perban tipis pada kaki itu, supaya salep tersebut tidak nempel di sepatunya.

Mikha membuka jaket yang masih menempel di tubuhnya.

" Eh mau ngapain lo?" tanya Axel, jantungnya berdebar debar debar, tubuhnya panas dingin, ketika Mikha mulai membuka resleting jaketnya tidak biasanya Axel begini. Axel tidak akan melirik sedikitpun Wanita wanita seksi yang selalu datang mengejar dirinya.

" Maaf tuan, apa saya harus memakai jaket seperti ini saat kerja, perisahaan tempat kita tidak jauhkan dari sini." jawab Mikha.

" Oh iya, silahkan." Axel akhirnya mengalah dan dia fokus ke depan, tidak mau menoleh ke arah Mikha takutnya gadis di sampingnya itu akan memakai pakaian seksi seperti yang lainnya.

Mikha melepas jaketnya dan segera melipat jaket tersebut lalu masuk ke dalam tas. Mereka kini diam tanpa ada sepatah kata terucap, hingga sampai di pt Alexander.

Axel segera memarkirkan mobilnya di tempat parkir khusus, dan mereka masuk ke perusahaan tersebut. Mikha mengikuti Axel di belakangnya.

" kamu ikuti saya, tidak perlu mengajukan lamaran itu." kata Axel dangan tegas dia merapikan jasnya dan berjalan memasuki lobi kantor.

Brian sudah menunggu dirinya harap harap cemas, tidak biasanya Axel terlambat datang ke kantor.

" Bos kemana saja, jam segini baru nongol, itu sesi wawancara sudah di buka, anda sendiri yang akan mewawancarai mereka atau cukup HRD?" tanya Brian.

" Saya sudah mendapatkan sekretaris baru untuk saya, biarkan HRD melakukan wawancara di lowongan bidang lain, kecuali sekretaris." Jawab Axel.

" Baik bos." Jawab Brian sambil melirik ke arah belakang Axel. Disana ada Mikha yang cengengesan sambil mengangkat kedua jarinya.

" Halo nona." sapa Brian.

" Hai tuan." jawab Mikha dengan ceria.

" cepat sana lakukan tugas kamu, dan kamu ikut ke ruangan saya!" perintah Axel pada Brian dan Mikha.

" wih galak banget, seperti CEO saja." gumam Mikha yang belum tahu kalau Axel adalah CEO di sana.

" bhahaha." Brian meninggalkan mereka, menemui kepala HRD dan menyampaikan kalau si bos mereka sudah mendapatkan sekretaris yang baru.

Axel dan Mikha masuk ke Lift khusus menuju ke lantai paling atas dan langsung menuju ke ruang CEO.

" Tuan tunggu." panggil Mikha ketika Axel hendak membuka pintu ruangannya.

" kenapa?"

" Ini kan ruang CEO tuan, kenapa anda kemari, saya kan belum menyiapkan bolpoin dan kertas untuk mencatat perintah tua CEO pada anda." acap Mikha.

Axel hanya diam saja dan membuka pintu tersebut dengan lebar, dan melangkah ke kursinya. Lagi lagi Mikha mencegahnya dan menarik ujung jasnya.

"Tuan jangan lancang nanti orangnya marah bagaimana?" cegah Mikha. Axel masih diam saja dan menarik kursi kebesarannya dan mau duduk, tapi sekarang bukan jas Axel yang dia tarik, tapi tangan Axel, kedua insan itu hilang keseimbangan Dan oleng." Axel menabrak tubuh Mikha hingga membentur ke meja, jarak mereka sangat dekat, untung tangan axel bisa menopang tubuhnya, Tapi kalau orang lain yang melihat pasti dikiranya mereka pacaran.

Axel segera bangkit dari posisinya dan merapikan kembali pakaiannya, demikian kuga dengan Mikha.

Axel mengambil papan nama yang tertera di meja nya, menyerahkannya pada Mikha.

" Baca Ini!" pinta Axel dengan kesal.

" Axelio Alexandra martin ceo." baca Mikha dengan polosnya.

" Ini anak otaknya miring kemana sih sebenarnya." umpat Axel di dalam hati.

Kebetulan Brian datang ke sana melaporkan jadwal Axel hari ini.

"Bri, untung lo ada di sini, jelaskan pada nona ini,siapa gue lalu apa aja tugasnya untuk menjadi sekretaris, dan tunjukkan juga ruangannya!" perintah Axel pada Brian.

" Perkenalkan nama saya Brian saya asisten tuan Axel, dan tuan Axel ini adalah Ceo perusahaan ini beliau putra tunggal dari tuan Daniel Alexander." kata Brian, dia mengenalkan dirinya dan juga siapa Axel sebenarnya.

Mikha manggut manggut, dan baru sadar kalau Axel adalah CEO di tempat itu. Mikha nyengir kuda dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

" Hee, maaf tuan saya kan tidak tahu kalau nama tuan itu Axelio dan CEO di mari, makanya kalau bertemu itu berkenalan dulu, bukannya berantem, dan membuat salah faham saja, sekali lagi minta maaf."Mikha menangkupkan kedua tangannya di depan dada dia." kata Mikha.

" Hemm." jawab Axel.

" Bri, bacakan jadwal hari ini!" perintah Axel pada Brian.

Terpopuler

Comments

Edah J

Edah J

dari awal baca udah senyum"aja aku dengan kelakuannya sitempat makanan Mikha 😁😁😁✌️

2024-02-05

2

Rita Novrita

Rita Novrita

lucunya..😂😂

2024-01-20

0

Uthie

Uthie

lucuu 👍😁😁

2024-01-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!