Angel merasa heran dengan Varo yang tiba-tiba mengajaknya pulang tanpa alasan. Padahal Angel belum membelikan sesuatu untuk orang tuanya.
“Varo ... kok pulang, sih? Aku kan belum beliin sesuatu untuk om dan tante!” protes Angel dalam perjalanan pulang.
Mood Varo seketika hancur ketika melihat Bunga berada di mall. Seharusnya saat ini Bunga berada di rumah sakit untuk check up. Namun, nyatanya dia malah keluyuran di mall, terlebih Varo juga melihat jika Bunga ke mall bersama dengan pria lain.
'Bisa-bisanya Bunga enggak pergi ke rumah sakit tetapi malah pergi ke mall bersama dengan pria lain.' batin Varo dengan kesal.
“Varo, kamu kenapa sih dari tadi diem aja? Ada yang salah?” tanya Angel yang merasa diabaikan oleh Varo.
“Kamu ngapain sih pakai acara rebutan syal? Bikin malu tau!” ketus Varo tanpa ingin melihat wajah Angel yang sedang kesal. “Angel, tidak semua apa yang kamu inginkan bisa kamu miliki, terlebih dengan cara merampas dari orang lain! Tolong jaga sikap kamu, jika kamu masih menginginkan pertunangan ini!”
Angel terdiam dengan wajah masam, karena ancaman Varo. Tentu saja Angel tidak mau jika pertumbuhannya dengan Varo gagal, karena Angel sudah menginginkan sejak lama. Lebih baik menurut daripada menghancurkan mimpinya.
...***...
Kesunyian malam kian terasa saat bola mata tak kunjung memejam. Ucapan wanita yang bersama dengan Varo masih terngiang-ngiang dalam ingatannya. Sepertinya perasaan Bunga hanya akan tersimpan dalam hati untuk selamanya.
“Bunga ... lupakan perasaanmu pada Varo. Biarkan Varo bahagia dengan pilihannya. Ingat, kamu tak akan pernah bisa memberikan kebahagiaan untuknya. Yang ada hanya akan menjadi beban untuknya.” Bunga mencoba untuk mengusir rasa sakit yang masih bersarang di dadanya.
Karena tak ingin terjaga sepanjang malam, Bunga memutuskan untuk menelan obat tidur yang disarankan oleh dokter pribadinya. Hanya dengan cara seperti itu Bunga bisa memejamkan matanya. Dan benar saja, tak butuh waktu lama, Bunga langsung terlelap dalam mimpinya.
Disisi lain, Varo merasa tidak tenang saat harus berhadapan dengan keluarga Angel untuk membahas masalah pertunangan. Jika boleh jujur, Varo merasa sangat keberatan dengan rencana pertunangannya dengan Angel. Namun, Varo tak berkuasa untuk menolaknya.
“Varo, kamu kenapa? Kok seperti sedang gelisah? Kamu sakit?” tanya Sarah, mamanya Angel.
“Cuma sakit perut aja, Tan,” jawab Varo berdusta.
“Varo, kamu sakit?” tanya Mommy-nya dengan cemas.
“Gak tau ini, Momm. Tiba-tiba perut Varo sakit. Varo ke toilet dulu, ya.” Tampa menunggu jawaban, Varo langsung meninggalkan mejanya. Berharap dengan cara seperti itu dia bisa mengelabui semua orang dan percaya jika saat ini dia memang sedang sakit perut.
“Ya udah sana! Kalau masih sakit mending langsung berobat aja,” saran mama Angel.
Varo mengangguk dengan pelan. “Iya, Tan.”
'Aneh, kayak tadi Varo baik-baik aja deh! Dia juga belum menyentuh makanan dan minuman. Lalu mengapa dia bisa sakit perut dengan tiba-tiba? Apakah ini hanyalah rencana Varo yang memang tak ingin membahas salah tunangan kami' batin Angel dengan rasa penasarannya.
Akhirnya Varo bisa bernapas lega ketika dia berhasil menyakinkan para orang tua jika saat ini dia sedang sakit perut. Karena sejenak tadi pikiran Varo selalu dihantui oleh bayang-bayang tentang Bunga, dia memutuskan untuk menghubungi nomer wanita itu. Namun, sayangnya nomer Bunga di luar jangkauan.
“Eh, tumben nomer Bunga enggak aktif. Dia lagi ngapain ya? Masa jam segini belum pulang juga? Bukankah Bunga tau jika dia tidak boleh tidur larut?” Varo menggerutu seorang diri di dalam toilet sambil mengulur waktunya.
Sementara itu disebuah meja, dua keluarga saling bertukar cerita. Sesekali diselingi tawa karena dianggap cerita lucu. Namun, tidak dengan Angel yang merasa gelisah sepeninggal Varo ke toilet. Dia merasa jika Varo memang sengaja ingin menghidari pembahasan malam ini.
“Ma, Varo kok belum kembali ya? Dia baik-baik aja kan? Angel susul ya,” bisik Angel pada mamanya.
“Iya, ya. Coba deh liatin sana! Siapa tahu Varo kenapa-kenapa di toilet sana,” balas mamanya. Karena telah mendapatkan persetujuan, akhirnya Angel bangkit dari tempat duduknya.
“Om, Tante .... Angel ke toilet bentar ya.”
“Iya. Tolong sekalian liatin Varo, ya. Kok gak lama sekali dia,” pinta Mommy-nya Varo.
“Iya, Tan.” Angel pun langsung berlalu.
Sesampainya di toilet, Angel tak langsung menuju ke toilet wanita, karena tujuan utamanya memang untuk mencari Varo. Baru saja satu langkah Angel ingin masuk, ternyata ada beberapa pria yang keluar dengan mata yang melotot lebar saat melihat Angel ingin masuk.
“Hai, cantik!” goda salah satu diantara mereka.
Bunga hanya bisa menelan kasar salivanya. Sungguh Angel merasa sangat malu.
“Mau ngapain, Neng? Ini toilet cowok, lho.”
“Eh, maap. Aku salah masuk!” Angel langsung ngacir karena tak kuasa menahan rasa malunya.
'Sialan! Ternyata tak semudah itu untuk masuk kedalam toilet cowok. Varo ngapain sih lama-lama di dalam sana!' gerutu Angel dengan kesal.
Siapa yang menyangka, ternyata Varo melihat Angel yang hampir nekat untuk masuk ke dalam toilet laki-laki, namun langsung diurungkan saat berpapasan dengan beberapa orang pria yang baru saja keluar dari toilet. Bahkan saat ini Varo telah duduk manis di mejanya.
“Dad ... perut Varo kayaknya gak bisa diajak kerjasama deh. Aduh ... ini rasanya udah ngajak ke toilet lagi. Kayaknya Varo butuh obat, deh. Varo ke apotik benar, ya.” Varo mencoba untuk mencari alasan agar bisa meninggalkan acara malam ini.
“Kalau emang sakit, gak usah dipaksain. Mending kamu langsung pulang aja dan istirahat. Kita bisa bahas masalah ini lain waktu. Yang penting sekarang adalah kesehatan kamu. Om sama Tante gak akan maksain kalau kamu lagi gak enak badan. Iya kan, Pah?” ucap mama Angel meminta persetujuan dari suaminya.
“Iya, gak papa. Kamu pulang aja,” sahut ayah Angel.
Mendengar persetujuan dari orang tua Angel, dalam hati Varo tersenyum puas. Akhirnya malam ini dia bisa terlepas dari acara yang menurutnya tidak bermutu. Hanya karena balas budi, dia harus bertunangan dengan wanita yang tak dicintainya.
'Syukurlah, mereka percaya.' Varo bernapas lega saat meninggalkan restoran tempat mereka makan malam.
...#BERSAMBUNG#...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Zifa
kalo ortunya angel tulus menolong ortunya Varo dan ortunya Varo juga tulus mencintai Varo seharusnya tdk memaksakan pertunangan Varo n Angel demi kata "balas budi"..
buat bunga lebih baik fokus pada kesembuhan mu aja demi ortumu dan adikmu karena merekalah yg paling terpuruk kalo terjadi hal buruk padamu jangan terlalu berharap pada Varo yg mmg belum punya rasa untuk mu..
2023-06-10
3