07 ~ Kebohongan Bunga

"Assalamualaikum." Bunga mengucapkan salam ketika membuka pintu.

"Waalaikumsalam." Asha yang kebetulan sedang duduk di ruang tamu langsung menjawab ucapan salam.

Namun, saat mendongak, Asha merasa sangat terkejut dengan sosok pria yang ada dibelakang putrinya. Baru kali ini Bunga membawa pulang teman prianya ke rumah. Mungkinkah itu adalah teman yang spesial untuk Bunga?

"Bunga, siapa dia?" tanya bundanya dengan heran saat sekaligus penasaran karena wajahnya yang familiar.

Bibir Bunga terangkat lebar. Tanpa memberikan jawaban, Bunga langsung mendekat kearah Bundanya untuk menyalaminya.

"Bunda ... coba tebak siapa dia?"

"Ditanya kok malah main tebak-tebakan. Bunda mana tau siapa dia. Emangnya kamu pernah bawa dia pulang? Kan ini adalah pria pertama yang kamu ajakin pulang. Gimana sih?" gerutu Bundanya dengan helaan napas panjang.

Varo yang berada dibelakang Bunga pun langsung maju kedepan untuk menyalami bundanya Bunga.

"Halo Tante, gimana kabar Tante?" tanya Varo setelah mengalami Asha.

Kening Asha langsung mengerut karena tidak tau siapa pria yang dibawa pulang oleh Bunga.

"Alhamdulillah, kabar tante baik. Kamu siapa ya? Apakah sebelumnya kita pernah bertemu? Kok tante lupa ya? Tapi kalau dilihat-lihat wajah kamu itu nggak untuk. Kamu siapa sih?" Asha benar-benar tidak sabar untuk mengetahui siapa pria yang baru saja menyalami tangannya.

"Bunda tebak dulu aja siapa dia!" pinta Bunga.

"Bunda udah tua, ingatan Bunda juga udah menurun. Bunda enggak bisa diajak main tebak-tebakan lagi," ujar Bundanya.

Varo hanya tersenyum kecil melihat interaksi hangat antara anak dan ibu yang tidak pernah berubah. Meskipun saat ini Varo juga telah kehangatan dari orang tua angkatnya, namun tetap saja Varo masih merasa iri dengan kebahagiaan yang selalu dimenangkan oleh Bunga.

"Saya Alvaro, Tan. Teman Bunga semasa kecil Apakah Tante masih mengingat saya?" Varo langsung menyebutkan siapa dirinya.

Bola mata Asha langsung membulat dengan lebar. Seakan tidak percaya bahwa pria yang ada dihadapannya saat ini adalah Varo, teman Bunga semasa kecil. Bahkan dia adalah Varo yang selama ini dirindukan, meskipun tak ada ikatan darah, tetapi Asha sudah terlanjur menyayangi Varo bak anaknya sendiri.

"Kamu Varo?" tanya Asha yang masih tak percaya. "Ya ampun Varo ... kemana aja kamu selama ini, Nak? Tante sangat merindukanmu. Mengapa kamu menghilang tanpa kabar?" Asha yang tak kuasa menahan rasa rindu langsung menarik Varo untuk dipeluknya.

Pertemuan pertama setelah 15 tahun berlalu, membaut Asha tak bisa berkata-kata lagi karena Varo tumbuh dengan baik dan semakin tampan.

"Selama ini Kamu kemana aja, Nak? Mengapa baru muncul sekarang?" Asha masih mengulangi pertanyaannya karena Varo belum menjawab pertanyaannya.

"Bunda ... biarkan Varo duduk dan bercerita. Bunga mau ambilin minum dulu untuk Varo."

Seketika Asha langsung melepaskan Varo yang dipeluknya. Sungguh tak pernah terbayangkan jika Varo akan kembali untuk menunjukkan batang hidungnya lagi.

"Maaf Tan ... semua itu terjadi secara tiba-tiba. Varo juga tidak tahu jika ada orang baik yang mengajak Varo untuk tinggal di Australia. Karena saat itu Varo sedang terpuruk dan tidak tau akan pergi kemana lagi jadi Varo mengiyakan aja, Tan," jelas Varo.

"Kamu aja yang bandel, udah disuruh pulang kesini tapi kamu enggak mau. Tau enggak, Om Kara sampai minta bantuan media televisi untuk menemukan kamu saat itu. Tapi hasilnya nihil, karena ternyata kamu udah nyampai di Australia." Asha menghela napasnya, merasa sedikit lega karena bisa Varo baik-baik saja.

Tak lama kemudian Bunga datang dengan membawakan air putih untuk Varo. Bukan tidak ingin membuatkan minuman lain, hanya saja Bunga tidak tau apakah Varo akan menyukainya atau tidak.

"Lho, kok air putih sih?" protes Asha saat Bunga meletakkan gelas di meja.

"Ah, enggak apa-apa kok Tan. Varo bentar lagi juga mau pulang. Tadi enggak tega aja kalau ninggalin Bunga sendirian di rumah sakit," ujar Varo.

"Rumah sakit?" cicit Asha. "Bunga kamu ngapain ke rumah sakit? Kamu sakit?"

Bunga langsung gelagapan. Bahkan untuk menelan salivanya saja terasa sulit.

"Oh itu .... Bunga ... Bunga cuma minta vitamin sama dokter aja, Bun. Bunda kan tahu beberapa hari terakhir ini kesehatan Bunga lagi turun. Jadi Bunga berinisiatif untuk minta vitamin sama dokter," kilah Bunga dengan jantung yang berdebar, berharap Bundanya percaya dengan alasan yang diberikannya.

Namun, tidak dengan Varo yang menautkan kedua alisnya. Varo semakin yakin jika Bunga memang sedang menyembunyikan sesuatu.

"Em ... Tan, kayak Varo harus pulang deh. Soalnya Varo ada urusan lain."

"Eh, kok cepet amat, sih? Tante belum puas ngobrol sama kamu, lho!" protes Asha.

"Varo minta maaf, tapi Varo janji lain kali Varo akan datang kesini lagi. Ya udah Varo permisi ya, Tan."

Dengan berat hati Asha melepaskan Varo untuk pulang. Dia tidak ingin memaksakan keinginan, karena Varo juga memiliki kesibukan sendiri.

"Ya udah. Hati-hati di jalan ya. Makasih udah antarin Bunga pulang."

"Iya Tan," ucap Varo yang sekilas melirik kearah Bunga.

Kamu bisa saja membohongi semua orang, tetapi tidak denganku, Bunga. Aku akan cari tahu apa yang sedang kamu sembunyikan.

...#BERSAMBUNG#...

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

kamu tuh benci atau cinta sama bunga?

2024-08-18

0

Arif Muzakki

Arif Muzakki

perhatian tp gengsi nya selangit 🤭

2023-06-21

0

ipit

ipit

itu baru namanya sahabat sejati...., kamu harus cari tahu varo, apa yang terjadi dengan sahabat kecilmu.... 😢

2023-06-06

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!