Kedatangan Bunga telah ditunggu oleh kedua orang tuanya. Mereka berdua sudah tau jika setelah pulang dari kantor Bunga tak langsung pulang ke rumah, karena Bunga telah memberitahu keduanya, jika Bunga langsung jalan bersama dengan Varo.
Ayah dan Bundanya tidak keberatan jika Bunga dan Varo saling membuka hati, karena pada dasarnya mereka berdua memungkinkan Varo untuk menjadi pendamping Bunga dimasa yang akan mendatang.
Baru saja Bunga masuk kedalam rumah, Dua pasang mata langsung menatap ke arah Bunga. "Lho, mana Varo?" tanya Bundanya saat Bunga menutup kembali pintunya.
"Varo udah pulang. Ini ada titipan dari Varo." Tangan Bunga langsung menyerahkan sebuah kantong plastik berwarna putih kepada Bundanya. "Itu martabak dari Varo."
"Wah ... masih aja ada tradisi nyogok. Ayah tau jika martabak ini adalah sogokan dari Varo agar mendapatkan lampu hijau," celetuk ayahnya Bunga.
"Apaan sih, Yah. Kebetulan aja Varo beliin untuk orang tuanya dan sekalian beliin juga untuk kalian. Udah ah Bunga capek, mau istirahat." Bunga pun memilih berlalu menuju ke kamarnya, karena tubuhnya yang sudah lelah.
Kedua orang tua Bunga hanya saling bersitatap sepeninggal anaknya. "Sejenak kapan pengusaha doyan martabak?" matanya ayahnya.
"Lha, emangnya ada yang salah kalau pengusaha doyan martabak? Enggak kan? Kalaupun ada yang gak doyan itu kamu!" komentar Asha pada suaminya.
"Eh, siapa yang bilang enggak suka. Aku suka kok," ujar Askara.
Tak ingin memperdebatkan suka atau tidak suka, Asha langsung mengambil piring untuk mengeluarkan martabak pemberian dari Varo. Jika melihat sikapnya yang selalu dingin, rasanya tidak mungkin jika anak itu memikirkan buah tangan untuknya. Mungkin karena sudah tinggal lama diluar negeri sifat yang dimiliki Varo di masa kecilnya telah hilang. Terlihat dari saat pertama kalinya mereka bertemu setelah sekian tahun berpisah, wajah Varo terlihat lebih bersahabat.
Dilain sisi, didalam kamar rasanya Bunga enggan untuk mandi karena masih ada aroma tubuh Varo yang masih melekat di tubuhnya.
Bibir Bunga tersenyum lebar saat mengingat kejadian demi kejadian hari ini, dimana dia dan juga Varo berinteraksi lebih dekat dari sebelumnya. Bunga berharap jika ini adalah awalan yang baik untuk hubungannya mereka kedepannya.
"Varo, ternyata dibalik sifat dinginmu, kamu tuh perhatian juga ya." gumam Bunga dengan bibir yang masih mengembang lebar. Seketika dia langsung bangkit dari tempat tidur karena teringat pada buku diary-nya. Kejadian hari ini harus dia abadikan dalam buku harian, berharap jika kelak dia bisa mengenangnya saat dirinya sudah tak berdaya.
Malam yang kian larut, tetapi tak kunjung membawa Bunga untuk bisa terpejam. Mendadak hatinya merasa gelisah saat mengingat ucapan Varo yang berniat untuk membawa ke rumah sakit dan akan berusaha untuk menyembuhkan penyakitnya, sementara penyakitnya saja sudah masuk ke stadium akhir, dimana tidak ada harapan untuk sembuh. Tiba-tiba air matanya langsung membasahi pipinya.
"Tuhan ... bisakah aku meminta satu keajaiban pada-Mu? Berikan aku waktu yang lebih panjang lagi untuk bernapas. Aku berjanji tidak akan menyia-nyiakan waktu yang Engkau berikan. Biarkan aku memberikan kebahagiaan untuk orang-orang terdekatku dan melihat mereka bahagia terlebih dahulu, agar ketika Engkau memanggilku, aku telah meninggalkan kisah yang indah untuk mereka."
...****...
Hari mulai berlalu begitu saja. Seakan dinginnya kutub utara sedikit demi sedikit mulai mencair. Dinginnya sikap Varo pada Bunga sudah mulai menghangat. Hampir setiap hari Varo mengantar jemput Bunga. Bahkan tak pernah sehari pun terlewatkan.
Semua itu Varo lakukan untuk meluluhkan hati Bunga agar wanita itu mau untuk menjalani pengobatan untuk penyembuhan penyakitnya, meksipun rasanya tidak mungkin. Namun, Varo tetap menyakinkan diri jika penyakit Bunga akan sembuh, meskipun telah masuk ke stadium akhir. Semua Varo lakukan untuk membalas jasa atas apa yang telah Bunga dan keluarganya di masa lalunya.
"Varo!" panggil Lusi, ibu angkatnya.
"Iya, Mom." Varo menatap wanita yang ada di depannya. Wanita yang telah berjasa selama hampir 15 tahun. Meskipun tak ada ikatan darah, tetapi wanita itu mencurahkan cinta dan kasihnya pada Varo. Wanita itu telah menyayangi Varo melebihi anak kandungnya sendiri.
"Kamu ingat dengan Angel anak tante Sarah?" tanya Mommy-nya.
Sejenak Varo terdiam untuk mengingat nama yang baru saja disebutkan oleh Mommy-nya. Sekita Varo mengangguk dengan pelan.
"Oh ... Angel? Varo ingat, Mom. Ada apa?"
"Sekarang dia udah pulang ke Indonesia juga. Dan katanya Angel juga akan kuliah di universitas yang sama denganmu. Nanti malam kita diundang untuk makan malam ke rumahnya. Kamu bisa kann pulang lebih awal?"
Varo langsung menautkan kedua alisnya. "Varo harus ikut?"
Davide, ayah angkat Varo malah menertawakan ucapan Varo. "Tentu saja, Varo. Karena nanti malam Daddy dan Mommy akan membahas masalah pertunangan kalian berdua. Seperti ini adalah waktu yang tepat, karena kuliah kamu juga tinggal satu tahun lagi. Enggak ada salahnya kan kalau kita mempercepat niat baik? Lebih cepat lebih bagus, iya kan Momm?"
Lusi mengangguk dengan pelan untuk menyetujui ucapan suaminya. "Iya benar sekali."
Varo terbelalak dengan lebar dengan ucapan Daddy-nya. Sungguh berita diluar prediksinya.
"Pertunangan? Tapi Varo enggak cinta sama Angel, Dadd! Varo enggak bisa pertunangan dengan orang yang tidak Varo cintai!"
"Kamu enggak usah khawatir tentang cinta, karena cinta bisa datang kapan saja dengan seiringnya waktu yang berjalan. Pertunangan ini hanya sebagai pengikat hubungan kalian berdua sebelum kalian berdua menikah. Daddy yakin dalam waktu satu tahun cinta itu akan datang dengan sendirinya," jelas Daddy-nya.
"Tapi Dadd—"
"Varo ... please, jangan menolak. Kamu tahu sendiri kan kalau tante Sarah dan suaminya sudah banyak berjasa untuk keluarga kita. Berkat bantuan mereka berdua, perusahaan Daddy kamu enggak jadi bangkrut. Dan mommy rasa tidak ada salahnya kita membalas jasa yang telah diberikan keluarga mereka dengan ikatan keluarga, yaitu dengan cara menyatukan kamu dan juga Angel," timpal Lusi dengan mengiba.
...#BERSAMBUNG#...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Arif Muzakki
hemmm,baru aja bunga bahagia,sekrng udah ada lg konflik😂
2023-06-21
0
ipit
😱jedaaaaaar.......,mau nolak nanti d anggap anak tak tau balas budi,oh....mama gimana jadinya dgn Bunga.... dia baru dapat semangat dan harapan dari Varo....... , pasti Bunga akan drop mendengarkan Varo djodohkan
2023-06-09
0
Ainisha_Shanti
Astaghfirullah... kot ye pun nak balas budi, tak kan sampai nak memaksakan hati untuk menerima sesuatu yang tak di cintai.
2023-06-09
1