“Kak Bunga mau cari apa, sih? Capek aku mutar-mutar terus!” protes Galang saat terus diseret oleh Bunga untuk berkeliling.
Sebenarnya tak ada yang ingin dicari oleh Bunga, dia hanya ingin menenangkan hatinya yang mendadak merasa kecewa karena Varo membatalkan janjinya.
“Aku mau cuci mata,” kata Bunga dengan santai.
“Kak Bunga lagi ada masalah sama Varo? Kakak bertengkar?” tanya Galang ingin tau.
“Enggak! Emangnya aku anak TK yang doyan bertengkar? Aku sama Varo baik-baik aja, kok. Cuma hari ini dia lagi ada acara keluarga makanya enggak bisa antar aku pulang,” jelas Bunga dengan senyum getirnya.
“Serius Varo bilang kayak gitu sama Kakak?” tanya Galang dengan rasa penasarannya.
Seketika Bunga langsung menghentikan langkah kakinya dan menatap sang adik untuk sejenak. “Kamu kok kepo jadi kepo sama Varo sih, Lang? Ada apa?”
Galang langsung menggelengkan kepalanya. “Gak ada, Kak. Aku cuma nanya aja. Emangnya salah? Aku hanya ingin memastikan kalau Varo itu pria yang baik. Aku enggak ingin Kak Bunga salah milih orang,” jelas Galang dengan helaan napas panjangnya.
”Aku tuh udah kenal Varo sejenak kecil, jadi aku tuh udah tau gimana dia. Kamu enggak usah khawatir Varo itu pria baik-baik ya... meskipun dia terlihat dingin, tetapi sebenarnya dia tuh perhatian.” Bibir Bunga mengembang luas saat mengingat perubahan Varo dalam beberapa hari ini. Bahkan Varo adalah vitamin untuknya. Pria itu adalah semangatnya untuk tetap bertahan.
“Syukurlah kalau begitu,” pungkas Galang.
Keduanya pun melanjutkan langkahnya kembali. Namun, belum ada dua langkah, Bunga kembali menghentikan langkahnya karena sekelebat dia melihat sosok yang sangat dikenali sedang jalan bersama dengan seorang wanita. Padahal tadi dia mengatakan ada urusan dengan keluarga, tetapi apa nyatanya .... ?
“Varo,” lirihnya dengan pelan.
“Ada apa, Kak?” tanya Galang saat sang kakak terpaku.
Bunga langsung membuang napas kasarnya, berharap dia hanya salah lihat, karena tidak mungkin Varo akan membohonginya.
“Gak apa-apa, Lang. Tadi aku cuma salah lihat aja.”
Galang terdiam tanpa kata. Apakah Kak Bunga sempat lihat Varo, ya?
“Kak, mending kita udahan aja yok! Kita makan bakso di depan aja. Kayaknya enak. Sekalian cuci mata lihatin para pengamen. Syukur-syukur ada yang bening.”
“Nanti aja. Aku mau beli sesuatu untuk Varo sebagai tanda terima kasih. Ayok?” Bunga pun menggeret paksa lengan Galang untuk mengikuti langkah.
Perasaan Galang semakin tidak enak saat kakaknya masuk ke sebuah toko pakaian. Dia takut jika sewaktu-waktu akan bertemu dengan Varo, karena matanya sempat melihat Varo berdiri di depan toko tersebut.
'Mudah-mudahan Varo enggak masuk ke toko ini.'
Galang terus mengikuti langkah Bunga dengan mata elangnya untuk menyapu isi dalam toko. Berharap tidak menemukan keberadaan Varo.
“Lang, kamu kenapa sih, kok tegang kayak gitu? Gak usah takut, aku enggak akan minta bayarin sama kamu kok,” ucap Bunga.
Galang tersenyum tipis. “Iya, aku tau. Jangan lama-lama ya. Aku baru ingat kalau ada janji sama pacarku.”
“Iya ... iya. Bentar doang kok!”
Kaki Bunga terus melangkah dengan pelan sambil berpikir hadiah apa yang akan dia berikan untuk Varo. Seketika matanya melihat ke tempat syal. Tanpa pikir panjang, Bunga langsung mengayunkan langkahnya untuk menuju ke tempat itu. Baru saja tangannya ingin mengambil sebuah syal, tiba-tiba ada sebuah tangan yang hendak mengambil syal sama akan diambil oleh Bunga.
“Maaf, ini aku duluan,” kata Bunga pada seorang wanita yang hendak mengambil syal yang sudah dipegangnya.
“Tapi aku menginginkannya,” ujar wanita itu.
“Tapi aku duluan yang mengambilnya!” tegas Bunga.
"Tapi aku menginginkannya!” Suara wanita itu meninggi hingga menarik perhatian para pengunjung lainnya. Galang berada di samping Bunga pun ikut tersentak.
“Ada apa ini?” tanya Galang pada wanita asing di depan Kakaknya.
“Aku menginginkan syal itu, tapi dia tak mau memberikannya padaku,” jelas wanita itu.
"Tapi aku duluan yang menemukan. Masa iya aku kasihkan sama dia!” protes Bunga tak terima.
Mendengar ada keributan, pria yang tak lain adalah Varo mendekat untuk melihatnya. Varo takut jika Angel membuat keributan. “Ada apa ini?” tanya Varo. Seketika bola mata Varo terbelalak dengan lebar saat melihat Bunga di depan matanya. “Bunga.”
Begitu juga dengan Bunga yang tak kalah terkejut dari Varo. “Varo! Kamu ngapain disini?” tanya Bunga dengan heran.
“Varo ... kamu kenal dia?” tanya Angel sambil menunjuk kearah Bunga. “Bagus deh kalau kamu kenal. Bilangin sama dia, aku mau syal itu, tapi dia gak mau ngasih. Padahal aku pengen banget syal itu untuk kamu,” rengek Angel.
Galang yang berada dibelakang Bunga tak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya apa yang dia takutkan terjadi.
“Bunga kamu ngapain ada disini? Bukannya kamu harus—" Varo menjeda ucapannya saat melihat seorang pria dibelakang Bunga.
Matanya menyorot tajam pada Galang, hingga membuat Galang hanya bisa menelan kasar salivanya tanpa kata.
“Angel, pilih saja yang lain! Aku tidak suka syal seperti itu!" ujar Varo.
“Benarkah?” tanya Angel dengan sumringah.
“Iya. Mending kamu cari yang intinya abis itu kita pulang.” Varo pun langsung berlalu begitu saja.
Karena Varo telah mengatakan jika dia tidak menyukai syal itu, maka Angel memilih untuk meninggalkan Bunga yang masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ternyata alasan Varo sedang ada acara keluarga hanyalah sebuah kebohongan.
Namun, tak berapa lama Angel membalikkan badan dan berkata, “Sorry ya, berhubungan calon tunanganku enggak suka sama syal itu, ambil aja deh!”
Tubuh Bunga semakin membeku dengan ucapan wanita itu yang mengatakan calon tunangan. Apakah itu artinya Varo sudah mempunyai wanita yang dicintai? Hati Bunga bagaikan disayat sembilu, pernyataan wanita yang dipanggil Angel.
“Kak, ayo kita keluar!” ajak Galang yang tak ingin melihat kakaknya terus membeku ditempat.
Bunga pun pasrah dan mengikuti langkah Galang yang membawanya untuk keluar dari toko tanpa ingin membeli syal itu, karena Varo mengatakan tak menyukainya.
Ya Tuhan .... mengapa hati ini terasa sakit saat mengetahui jika Varo telah memiliki wanita lain. Seharusnya aku merasa bahagia, karena Varo telah memiliki pasangan yang bisa membahagiakannya. Itu artinya ketika aku pergi Varo tidak akan sendirian. Bunga ... sadar, Varo tidak akan pernah mungkin bisa kamu gapai.
Bunga menyeka jejak air matanya. Tak seharusnya dia pergi ke mall jika hanya akan membuat hatinya perih. Dalam hati Bunga merutuki mengapa dia tak pergi ke rumah sakit saja, daripada dia harus melihat kenyataan yang menyakitkan.
“Kak Bunga baik-baik aja? Jangan bersedih, sebab janur kuning belum melengkung. Bukankah tadi aku sudah mengatakan akan membantu Kak Bunga untuk mendapatkan Varo. Tenang .... jalan masih panjang, Kak.” Galang berusaha untuk menenangkan Kakaknya. Namun, karena hati Bunga terasa tercabik-cabik, dia memilih acuh. Tak ada gunanya untuk berjuang, jika pada akhirnya perjuangan akan putus ditengah jalan.
...#BERSAMBUNG#...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
ipit
duooooor .....😱 ketemu juga akhirnya.....
2023-06-11
0
Eridha Dewi
lebih baik menghindar dari vano saja, pura pura tidak kenal
2023-06-10
1
Popy Setyaningsih
sedih jadi bunga,, udh bunga utk sementara kamu cuek aja sama varo jgn kentara banget kamu suka sama dia toh dia juga deketin kamu biar kamu mau berobat aku tau niat dia baik cuma kita cewek kadang suka baperan ya ga sih?
ah up yg bnyak thor 😁
2023-06-10
1