08 ~ Meminta Bantuan Bunga

Dua hari telah berlalu. Kesehatan Bunga juga sudah mulai membaik, mungkin karena dia rutin mengkonsumsi obat yang diberikan oleh dokternya.

Pagi ini Bunga lebih bersemangat karena hari ini dia sudah memasuki persiapan magang. Karena ayahnya memiliki perusahaan, Bunga memutuskan untuk Magang di kantor ayahnya sendiri. Namun, sebelumnya Bunga meminta kepada ayahnya untuk menyembunyikan identitasnya. Bunga tidak ingin semua orang tau jika Bunga adalah anak dari bos mereka.

"Selamat pagi semuanya," sapa Bunga dengan wajah cerianya.

"Pagi juga. Kayaknya ada yang lagi berseri-seri hatinya. Apakah karena telah bertemu dengan pujaan hatinya?" seloroh Asha pada Bunga.

"Kak Bunga udah punya pacar, Bun?" yang Galang dengan cepat.

"Pujaan hati?" cicit ayah Bunga. "Apakah Bunga sudah bisa melupakan Varo?"

"Ah .... ayah apaan sih? Emangnya siapa yang suka sama Varo? Bunga sama Varo itu ibarat air dan api yang enggak bisa bersatu, karena Varo tuh jutek dan dingin banget sama Bunga," terang Bunga dengan pipi yang telah bersemu.

Memang tak bisa dipungkiri bagaimana perasaan Bunga pada Varo. Bahkan dari sejak kecil Bunga sudah sudah sangat peduli dengan Varo, tetapi anak itu terus menerus mengacuhkan Bunga.

"Oh iya .... Bunda sampai lupa bilang sama ayah kalau dia hari yang lalu itu Varo datang ke rumah nganterin Bunga. Ternyata saat itu Varo ditemukan oleh pasangan suami istri yang enggak bisa mempunyai anak dan Varo adopsi oleh mereka terus Varo dibawa ke Australia. Tapi sekarang Varo udah kembali pulang lho, Yah," beber Asha pada suaminya.

"Serius, Bun?" Kara mencoba untuk meyakinkan.

"Iya, Yah. Bahkan saat ini Bunga sama Varo satu kampus, lho!"

Pipi Bunga semakin bersemu. Bahkan rasanya semakin terasa panas saat kedua orang tuanya terus-menerus membahas Varo.

"Wah ... kalau jodoh enggak akan kemana. Sejauh apapun kaki melangkah, pada akhirnya akan kembali pulang. Ayah sih fine-fine aja kalau Bunga berjodoh dengan Varo. Ayah bisa melihat dari sorot mata anak itu jika dia adalah calon pria yang bisa bertanggung jawab pada pasangannya. Dia juga akan mempertahankan satu wanita yang benar-benar dicintainya," komentar Kara yang begitu yakin dengan dugaannya.

"Papa sok tau. Mana mungkin Bunga berjodoh dengan Varo, sementara Varo aja enggak mau berteman dengan Bunga. Ayah enggak tau gimana dia sekarang. Dia tuh makin songong dan sok cool, Yah. Pokoknya Varo yang sekarang itu lebih nyebelin daripada Varo yang dulu, Yah!" jelas Bunga.

Galang yang tidak tau siapa itu Varo, tetapi dari pembicaraan kedua orang tuanya serta sang kakak, Galang yakin jika pria yang bernama Varo itu bukan orang sembarangan karena bisa membuat pipi kakaknya bersemu.

"Dari tadi bahas Varo. Siapa sih dia?" protes Galang yang merasa pertanyaan diabaikan oleh semua orang.

"Varo itu teman semasa kecilnya kakak kamu. Jadi dulu itu dia menghilang bak ditelan bumi, eh gak taunya dia datang kembali dan siapa yang menyangka akan berada dalam satu jurusan dengan kakakmu di kampus." Asha mencoba untuk memberikan penjelasan pada Galang, anak bungsu.

Oh, jadi dia itu temen masa kecilnya kak Bunga. Bisa gak ya aku minta bantuan sama Varo. Kapan-kapan aja deh aku temuin dia. Kali aja Varo bisa bantuin aku.

...***...

Seperti apa yang dikatakan oleh Bunga jika hari ini akan ada persiapan untuk magang. Namun, hanya beberapa orang yang mendapatkan rekomendasi dari pihak kampus untuk magang di sebuah perusahaan yang telah bekerja sama dengan universitasnya.

"Ah Bunga .... sedih banget enggak bisa satu tempat magang sama kamu. Tapi kita masih bisa kan untuk jalan tiap malam Minggu?" kata Candra setelah selesai pembagian tempat magang. Candra sendiri termasuk salah satu mahasiswa yang mencari tempat magang sendiri. Ya meskipun sangat sulit, tetapi Candra berhasil menemukan tempat yang sesuai dengan jurusan.

"Kamu tenang aja, kita masih tetap bisa jalan kok, meskipun enggak malam Minggu. Kan kita magangnya cuma siang aja," komentar Bunga.

"Kalau kamu iya cuma siang aja. Lha aku yang magang di restoran mana bisa keluyuran seenaknya aja. Bisa-bisanya aku langsung di tendang," ujar Candra.

"Oh iya .... kamu kan magangnya di restoran ya? Ya udah biar aku aja yang dapat ke restoran tempat kamu magang kalau gitu," saran Bunga.

"Wah ... boleh banget tuh. Sekalian ngevlog ya, biar restorannya nambah viral."

Perbincangan dua orang tak luput dari pantauan Varo yang sejak tadi mengintai keduanya.

"Ternyata Bunga mau magang di perusahaan milik ayahnya sendiri. Tumben tuh anak bisa mikir pinter. Jadi gak perlu susah-susah untuk mendapatkan sertifikat magang," lirih Varo dengan pelan.

Setelah mendapatkan pembagian tempat magang, akhirnya mahasiswa yang berada dalam satu angkatan pun langsung meninggalkan kampus untuk mempersiapkan diri menuju ke tempat mereka magang. Karena pulang lebih awal, Bunga pun memutuskan untuk memesan taksi. Namun, belum sempat memesan sebuah mobil telah berhenti di samping Bunga.

"Masuk!" ketusnya.

Bunga merasa heran saat disuruh masuk ke mobil Varo. Padahal sudah jelas jika Varo tidak ingin berteman dengannya.

"Malah bengong. Ayo masuk!" perintah Varo untuk kedua kalinya.

"Ah iya. Aku masuk."

Setelah berada didalam mobil Varo detak jantung Bunga semakin tak karuan. Mendadak keringat dingin bercucuran.

"Kamu gak usah tegang seperti itu. Aku enggak akan makan kamu kok," ucap Varo dengan santai.

Bunga terheran dengan ucapan Varo yang tidak seperti biasanya.

Eh, serius ini Varo? Lagi kesambet jin apa ya? Bisa-bisanya dia berbicara dengan santai. Biasanya kan ngegas dan ketus.

Bunga hanya bisa menyimpan kata-kata itu dalam hati, meskipun rasanya ingin sekali diungkapkan tetapi Bunga tidak berani.

"Bunga ... kamu tahu kan kalau aku adalah mahasiswa baru dan tidak tahu banyak tempat yang sesuai untuk magang. Bisakah aku ikut magang di kantor ayah kamu? Aku janji enggak akan bilang sama ngasih tau sama yang lain kalau ternyata kamu magang di kantor milik ayahmu sendiri," pinta Varo.

"Kamu serius mau magang di kantor ayahku?" Bunga memastikan lagi.

"Apakah aku terlihat seperti sedang bercanda.

"Baiklah. Aku akan memintanya pada ayah," ujar Bunga.

Bunga ... bukan aku tak biasa mencari tempat magang yang lebih cocok dengan jurusanku, tetapi dengan cara seperti ini aku bisa mengawasimu batin Varo.

...#BERSAMBUNG#...

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

mengawasi dlm rangka apa karena hatimu sdh kecantol sama bunga?

2024-08-18

0

Fitra Smart

Fitra Smart

varo udah tau kali klo bunga sakitnya Apa.... apa ya

2023-06-21

0

ipit

ipit

bagus lah ternyata Varo punya perasaan juga sama Bunga...... 😁, gengsi kegedean ya lah,tapi liat bunga dekat sama orang lain malah marah...

2023-06-06

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!