11 ~ Mengetahui

Setelah mengantarkan Bunga pulang, Varo segera menuju ke sebuah rumah sakit. Kedatangan kali ini untuk menanyakan tentang sebuah vitamin yang sedang di konsumsi oleh Bunga, karena Varo yakin itu bukan hanya sekedar vitamin biasa.

"Kamu bener-bener keterlaluan, Bunga! Bisa-bisanya kamu menyembunyikannya penyakitmu dari semua orang, termasuk keluargamu! Sungguh keterlaluan kamu!" Varo merasa sangat kecewa pada Bunga, setelah mengetahui jika yang dikonsumsi oleh Bunga bukanlah vitamin, melainkan sebuah obat untuk menghambat penyakitnya.

Varo benar-benar tidak menyangka jika saat ini Bunga memang sedang mengidap sebuah penyakit yang serius. Bahkan sangat kecil kemungkinan Bunga untuk bisa sembuh. Seharusnya masalah besar seperti ini Bunga memberitahu orang tuanya.

Rasa kesal dan benci bercampur aduk menjadi satu. Ternyata Bunga pernah bisa berubah. Wanita itu merasa sok kuat, tetapi kenyataannya itu dia itu lemah. Bunga juga tidak pernah mau terbuka dan selalu menyimpannya sendiri masalah yang sedang dihadapinya.

Sampai malam datang, Varo masih terus Bunga. Sekilas bayang-bayang masa kecil muncul di dalam pikirannya. Tanpa disadari bibir Varo tersenyum tipis saat mengenang bagaimana dia memperlakukan Bunga saat itu. Bahkan masih jelas dalam ingatan Varo saat dia sengaja mendorong Bunga sampai jatuh, hingga Bunga kehilangan banyak darah dengan kejadian saat itu.

Ada rasa takut jika Bunga akan mengadu pada orang tuanya. Namun, ternyata Bunga malah memberikan keterangan yang berbeda, sehingga tidak ada yang tahu jika jatuhnya Bunga karena ulah nakalnya.

"Bunga ... apakah aku terlalu kejam padamu? Aku sendiri tidak tau mengapa aku sangat membencimu. Mungkin karena kamu lebih beruntung daripada aku atau mungkin karena kamu terlalu naif dan sok-sokan. Bunga ... kita perlu bicara." Varo hanya bisa berbicara sambil mengusap foto yang diam-diam dia ambil sewaktu berada di kantor.

...***...

Malam ini hati Bunga berseri-seri. Dia tidak ingin melewatkan momen yang paling berharganya begitu saja. Seperti biasa Bunga akan menuangkan kisah yang dia alami. Baik senang maupun sedihnya dalam sebuah buku diary.

Semenjak Bunga mengetahui jika dia sedang mengindap sebuah penyakit yang serius, Bunga memutuskan untuk selalu menuangkan cerita yang dilalui hari itu.

"Hai my dairy, aku ingin bercerita kepadamu lagi. Tapi kali ini aku akan menuliskan tentang perasaanku yang tengah bahagia. Kamu tau tidak, jika hari ini aku bisa menghirup aroma tubuh Varo. Wangi sekali .... "

Bunga langsung membuka buku diary-nya untuk menuangkan tentang perasaannya. Hanya dengan sebuah coretan, Bunga bisa berbagi tentang perasaannya, mengingat tak ada satu orang pun yang dipercayai oleh Bunga sebagai tempat berkeluh kesahnya. Hanya buku dan pena tempat sandaran Bunga untuk berkeluh kesah. Dengan cara seperti itu Bunga bisa merasa lega dengan segala kegundahannya.

Dear Dairy ...

Aku percaya bahwa rahasia Tuhan itu sangat indah. Dia tidak ingin membuat hamba-Nya larut dalam kesedihan. Perlahan Dia mengirimkan seorang untuk pelipur laranya, agar hari-hari tak terasa menyedihkan. Hari ini aku hanya ingin berterima kasih pada Tuhan karena telah mencairkan hati Varo yang semula dingin. Aku sangat bahagia dan sangat bersyukur, karena hari ini Varo mengatakan ingin berteman denganku. Sebuah keajaiban yang luar biasa saat Varo menarik ucapannya.

Haii Dairy ...

Jika aku diberikan umur yang panjang, bisakah aku meminta untuk menjadi satu-satunya teman yang bisa diandalkan oleh Varo. Aku berjanji tidak akan merepotkan dia. Tapi rasanya mustahil, karena aku pasti akan kalah dengan penyakitku.

Dairy ... Apakah aku terlalu serakah jika aku berharap menginginkan sedikit perhatian dari Varo? Ah, sudahlah, malam ini aku tidak akan bercerita tentang kesedihan, karena hari ininalu sedang bahagia. Terlebih mulai besok dan beberapa bulan kedepannya aku akan menghabiskan waktu bersama dengan Varo, karena aku dan dia satu tim.

^^^~Bunga~^^^

Setelah selesai menuangkan tentang perasaannya, Bunga menyimpan kembali buku diary itu di sebuah laci. Malam ini sepertinya Bunga akan tidur nyenyak, karena sikap Varo yang mendadak mencair.

Malam yang panjang berlalu begitu saja. Mentari telah memancarkan sinar keemasan. Suara burung mulai berkicau, menandakan pagi sudah datang.

Suara alarm dari sebuah ponsel membuat sang empu membuka matanya dengan pelan. Senyumnya melebar saat mengingat jika hari ini dia akan resmi menjadi anak magang di perusahaan milik ayahnya sendiri. Dan yang membuat dirinya bersemangat adalah sosok partner yang akan menjadi satu tim dengannya.

Bunga pun langsung menyebalkan sebaiknya dengan peran dan berjalan menuju ke kamar mandi. Sesuai dengan keinginannya, malam ini dia bisa tidur dengan nyenyak tanpa bayang-bayang Varo lagi.

"Udah enggak sabar pengen ketemu Varo. Kira-kira dia benaran mau jemput enggak ya?"

Namun, saat Bunga hendak menyalakan air di wastafel tiba-tiba dia merasa sesuatu yang hangat keluar dari dalam hidungnya.

"Astaga ... kenapa berdarah lagi, sih? Padahal aku udah minum dengan rutin obatnya dan aku juga tidur dengan baik, tapi kenapa masih keluar juga darahnya?" Bunga langsung mencuci hidungnya agar darah segera mampet dan menghilang.

...#Bersambung#...

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

kalaupun kamu sembunyikan penyakit tapi satu saat akan ketahuan juga

2024-08-18

0

ipit

ipit

kamu harus memberikan bunga semangat,dia butuh dukunganmu varo..,, smoga dengan adanya dukungan dari kamu bunga lebih semangat lagi untuk berobat....

2023-06-06

0

Pujiastuti

Pujiastuti

varo kamu harus bisa yakinkan Bunga buat kasih tahu keluarganya tentang penyakitnya agar bisa cepat diobatin dengan tepat jija memang penyakitnya bisa diaembuhkan sebelum terlambat

2023-06-05

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!