Chapter 19. Tidak Mungkin Dia Menginap (1)

...Karya ini adalah fiksi. Karakter, grub, tempat, adegan, dan lain-lain yang muncul adalah imajinasi. Adanya kesamaan itu merupakan kebetulan, harap tidak ada kekeliruan dengan kenyataan....

"Baiklah, sampai di sini saja pelajaran kita. Kalian bersiap-siaplah karena sebentar lagi bel pulang akan berbunyi." Ucap Pak Suji.

"Baik, Pak ...." Ucap serentak murid-murid.

Murid-murid langsung bersiap-siap, karena sebentar lagi bel pulang akan berbunyi.

"Saat bel berbunyi, kalian boleh pulang. Ketua Yubi, siapkan." Ucap Pak Suji.

"Berdiri!" Perintah Ketua Yubi. Lalu murid-murid berdiri.

"Kepada Bapak Suji. Beri salam!" Perintah Katua Yubi.

"Selamat sore, Pak ...." Ucap serentak mereka.

"Selamat sore, kalian boleh duduk. Ketua Yubi, tolong dijaga ya." Ucap Pak Suji yang keluar kelas 2-1.

"Siap, Pak." Ucap Ketua Yubi.

Ringo melihat jam dinding di kelasnya yang menunjukkan pukul 17.55 p.m., dan itu lima menit sebelum bel pulang berbunyi. Ringo langsung memakai penyumbat telinga, supaya telinganya tidak sakit saat mendengar suara bel yang sedang berbunyi. Ringo sudah memakai penyumbat telinganya dan menunggu bel berbunyi.

Saat Ringo memakai penyumbat telinga, Ameliya dan Amelia melihatnya dan juga ikut memakai penyumbat telinga yang diberikan sama Ringo.

Waktu tinggal lima detik sebelum jam lima sore, semua murid yang ada di sekolah SchoolCity 06 bersama-sama mulai menghitung mundur.

"Lima ...."

"Empat ...."

"Tiga ...."

"Dua ...."

"Satu ...."

KRINGG ... KRINGG ... KRIIINGGGG ...

Tepat jam 18.00 p.m., bel yang menandakan pulang itu berbunyi nyaring sampai-sampai memekakan gendang telinga setiap murid kelas 2-1 yang kebetulan ruang kelasnya bersebelahan dengan speaker yang besar melebihi speaker toa. Mereka senang karena bel itu sudah menandakan waktunya pulang dan mereka juga kesal karena suara bel itu berbunyi dengan sangat nyaring.

Saat murid-murid kelas 2-1 merasa kesal, Ringo hanya berpikir kalau hari-hari yang sialnya sudah berakhir. Hari sial ini sudah berakhir. Aku sangat senang, karena aku bisa beristirahat.

Ringo melihat keadaan sudah tenang dan mulai membuka penyumbat telinganya. Baiklah, aku akan pulang supaya aku bisa beristirahat.

Ameliya dan Amelia juga ikutan membuka penyumbat telinga. "Kakak, ayo kita pulang. Supirnya sudah menunggu kita."

"Iya. Ayo kita pulang, Amelia."

Ameliya keluar, Ringo keluar dan Amelia keluar. Mereka bertiga keluar dari kelas. Sebaiknya, aku di sini dulu karena mereka sedang dijemput dan itu akan membuat murid-murid yang lain heboh.

Ameliya melihat ke belakang dan melihat Ringo yang berhenti berjalan bersama mereka. "Ringo, kenapa kau diam saja? Apa kau tidak ingin pulang bersama kami? Apa kau sedang menunggu seseorang?"

Ringo berpikir tenang dan menjawabnya. "Ya, aku menunggu seseorang."

"Jadi begitu, yaudah. Sampai besok ...." Ucap Ameliya yang melambaikan tangannya.

Sebenarnya Ringo tidak menunggu siapa-siapa. Dia hanya menunggu mereka berdua sudah pulang. Supaya murid-murid yang heboh pasti pulang juga. Aku terpaksa berbohong karena jika aku mengatakan yang sebenarnya, itu tidak sopan.

Dua menit kemudian, mobil yang menjemput Ameliya dan Amelia masuk ke aula sekolah dan di kawal dengan empat mobil yang lain. Murid-murid berkumpul dan melihat mobil yang menjemput mereka adalah satu-satunya mobil punya kerajaan yang sangat mahal.

"I-Ini ternyata mobilnya ...."

"Ini mobil yang menjemput dua murid pindahan itu ...?"

"Aku baru melihatnya secara langsung."

"Anak kerajaan emang beda."

"Mobil pengawalnya keren sekali."

"Aku sangat iri."

"Mobil ini kalau dijual pasti mahal."

"Sepertinya aku bukan jodoh salah satu dari mereka. Sebaiknya aku mundur saja."

Enam belas pengawal keluar dari empat mobil pengawal yang memberikan jalan untuk Ameliya dan Amelia masuk ke mobil.

"Kalian semua beri jalan untuk Tuan Putri."

"Minggir kalian."

"Jangan menghalangi."

Ameliya dan Amelia sudah tiba, para pengawal membuat dua barisan dengan sangat rapi. Supir lalu turun dan membuka pintu. Ameliya dan Amelia berjalan di tengah barisan para pengawal. Murid-murid yang melihat itu sangat kagum sekaligus sangat iri terhadap mereka berdua.

Ameliya dan Amelia masuk ke mobil dan sopir mobil menutup pintu mobil. Sopir mobil itu kemudian masuk ke mobil untuk membawa mereka pulang ke istana. Saat mesin mobil di hidupkan, para pengawal membubarkan barisan dan masuk ke mobil masing-masing dan menghidupkan mesin mobil. Mobil yang membawa Ameliya dan Amelia jalan keluar dari sekolah dan dikawal dengan empat mobil pengawal.

Ringo melihat semuanya dan merasa iri karena dua murid pindahan itu baru sehari sudah punya banyak teman. Tch ... apa-apaan tadi.

Ringo melihat murid-murid sudah pulang dan saatnya dia pulang juga. Baiklah, aku harus pulang.

Saat Ringo baru beberapa langkah berjalan, Atsui yang hendak pulang melihatnya. I-itu, bukankah itu Ringo?

Atsui mencoba melihatnya dengan serius. Ternyata, itu memang Ringo. Hehehe ... saatnya mengganggu dia.

Atsui berlari dengan sangat cepat dan sengaja menabrak Ringo.

Brak!

Atsui sengaja menabrak Ringo dengan sangat kuat, sehingga mereka berdua terjatuh.

"Aw ... siapa yang menabrak aku ...?" Tanya Ringo.

Atsui mengangkat kepalanya dan menggoda Ringo. "Maaf, aku gak sengaja. Hehehe ...."

Ringo lalu bangkit dan berjalan pergi meninggalkannya. Atsui yang melihat itu kebingungan karena Ringo tidak membantunya berdiri. Atsui lalu berdiri dan mengikuti Ringo.

Ringo menyadari hal itu dan bertanya kepada Atsui. "Kenapa kau mengikuti aku?"

"Eh, ketahuan. Hahaha ...." Ucap Atsui.

Lalu Atsui berjalan di sampingnya. "Aku hanya ingin minta maaf karena telah menabrak kau."

"Kau sengaja, 'kan?" Tanya Ringo.

Kalau aku bilang yang sebenarnya pasti dia gak akan mau memaafkan aku. Jadi, aku terpaksa berbohong deh .... Batinnya.

"Aku beneran gak sengaja kok ...." Ucap Atsui yang terpaksa berbohong.

"Baiklah, aku maafkan." Ucap Ringo.

Atsui penasaran apa yang dilakukan Ringo sehingga dia tidak langsung pulang. "Ringo, kenapa kau tidak langsung pulang? Biasanya orang seperti kau itu pasti cepat pulang, 'kan?"

"Tadi, aku disuruh Pak Suji ke Ruang Guru untuk mengantarkan buku kami." Jawab Ringo yang berbohong lagi.

"Jadi begitu. Kalau aku, aku gak langsung pulang karena hari ini jadwalnya aku bersihkan kelas." Ucap Atsui.

Padahal aku tidak bertanya. Batinnya. "Mana Kakak kau?" Tanya Ringo.

"Kakak aku ada urusan, jadi aku pulang sendiri." Jawab Atsui.

Atsui kembali berucap.

"Ringo ... aku boleh menginap di rumah kau, 'kan?"

"Menginap? Kau baru saja mengenal aku dan kau berani menginap di rumah aku? Tentu saja jawabannya, tidak." Jawab Ringo yang melarang Atsui untuk menginap di rumahnya.

"Jadi ... kalau kita udah kenal lama, aku boleh menginap di rumah kau, 'kan? " Ucap Atsui yang menggoda Ringo.

"Tidak." Jawab Ringo.

"Boleh, ya. Aku janji gak akan menyusahkan, kok." Ucap Atsui yang mencoba meyakinkan Ringo.

"Tidak." Jawab Ringo.

"Boleh, ya ...." Ucap Atsui.

Ringo tiba-tiba berhenti dan Atsui juga berhenti. "Eh, kenapa kau berhenti?

Ringo melihat ke arahnya dan mengucapkan. "Atsui, kau tidak boleh menginap di rumah aku. Pertama, karena kita baru saling kenal. Kedua, nanti orang tua dan Kakak kau khawatir."

"Ibu aku keluar kota karena ada urusan dan bulan depan baru pulang. Kata Kakak aku kalau dia pulangnya lama, itu berarti dia bakalan menginap di rumah temannya. Ayah aku bekerja di Istana Kerajaan sebagai Penasihat Sang Raja, dari aku lahir sampai sekarang aku belum pernah melihat ayah aku secara langsung." Ucap Atsui dengan wajah yang sedih.

"Maaf. Tapi, kenapa kau tidak menginap dengan teman kau?" Tanya Ringo.

"Kau lah teman aku ...." Jawab Atsui.

Dia ... menganggap aku temannya? Batinnya. "Terima kasih. Selain aku?" Tanya Ringo.

"Tidak ada, hehehe ...." Jawab Atsui.

Ringo melihat Atsui yang hampir sama seperti dirinya yang tidak pernah melihat ayah sendiri secara langsung. Hanya punya satu teman, dan Ringo merasa kasihan dan mengizinkannya untuk menginap di rumahnya. "Baiklah, kau boleh menginap."

"Be-Benarkah?" Tanya Atsui yang tidak percaya dengan apa yang dia dengar barusan.

"Benar." Jawab Ringo.

"Terima kasih." Ucap Atsui

"Sama-sama." Ucap Ringo.

Ringo kembali berucap.

"Tapi, dengan satu syarat."

"Apa syaratnya?" Tanya Atsui.

"Kau jangan menyusahkan." Jawab Ringo.

"Oh, itu mudah. Tenang saja." Ucap Atsui.

Terpopuler

Comments

Raita Amachua

Raita Amachua

Ini chapter 19

2023-06-05

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Hari Biasaku Yang Indah? (1)
2 Chapter 2. Hari Biasaku Yang Indah? (2)
3 Chapter 3. Hari Biasaku Yang Indah? (Selesai)
4 Chapter 4. Apa Yang Terjadi? (1)
5 Chapter 5. Apa Yang Terjadi? (Selesai)
6 Chapter 6. Makan Siang
7 Chapter 7. Gudang Sekolah (1)
8 Chapter 8. Gudang Sekolah (2)
9 Chapet 9. Gudang Sekolah (Selesai)
10 Chapter 10. Penjahat Yang Menyamar (1)
11 Chapter 11. Penjahat Yang Menyamar (2)
12 Chapter 12. Penjahat Yang Menyamar (3)
13 Chapter 13. Penjahat Yang Menyamar (4)
14 Chapter 14. Penjahat Yang Menyamar (5)
15 Chapter 15. Penjahat Yang Menyamar (6)
16 Chapter 16. Penjahat Yang Menyamar (7)
17 Chapter 17. Penjahat Yang Menyamar (8)
18 Chapter 18. Penjahat Yang Menyamar (Selesai)
19 Chapter 19. Tidak Mungkin Dia Menginap (1)
20 Chapter 20. Tidak Mungkin Dia Menginap (2)
21 Chapter 21. Tidak Mungkin Dia Menginap (3)
22 Chapter 22. Tidak Mungkin Dia Menginap (4)
23 Chapter 23. Tidak Mungkin Dia Menginap (5)
24 Chapter 24. Tidak Mungkin Dia Menginap (6)
25 Chapter 25. Tidak Mungkin Dia Menginap (7)
26 Chapter 26. Tidak Mungkin Dia Menginap (8)
27 Chapter 27. Tidak Mungkin Dia Menginap (9)
28 Chapter 28. Tidak Mungkin Dia Menginap (Selesai)
29 Chapter 29. Kematian (1)
30 Chapter 30. Kematian (2)
31 Chapter 31. Kematian (3)
32 Chapter 32. Kematian (Selesai)
33 Chapter 33. Istirahat
34 Chapter 34. Sembunyi
35 Chapter 35. Ruangan
36 Chapter 36. Teringat kembali
37 Chapter 37. Membahas Sesuatu
Episodes

Updated 37 Episodes

1
Chapter 1: Hari Biasaku Yang Indah? (1)
2
Chapter 2. Hari Biasaku Yang Indah? (2)
3
Chapter 3. Hari Biasaku Yang Indah? (Selesai)
4
Chapter 4. Apa Yang Terjadi? (1)
5
Chapter 5. Apa Yang Terjadi? (Selesai)
6
Chapter 6. Makan Siang
7
Chapter 7. Gudang Sekolah (1)
8
Chapter 8. Gudang Sekolah (2)
9
Chapet 9. Gudang Sekolah (Selesai)
10
Chapter 10. Penjahat Yang Menyamar (1)
11
Chapter 11. Penjahat Yang Menyamar (2)
12
Chapter 12. Penjahat Yang Menyamar (3)
13
Chapter 13. Penjahat Yang Menyamar (4)
14
Chapter 14. Penjahat Yang Menyamar (5)
15
Chapter 15. Penjahat Yang Menyamar (6)
16
Chapter 16. Penjahat Yang Menyamar (7)
17
Chapter 17. Penjahat Yang Menyamar (8)
18
Chapter 18. Penjahat Yang Menyamar (Selesai)
19
Chapter 19. Tidak Mungkin Dia Menginap (1)
20
Chapter 20. Tidak Mungkin Dia Menginap (2)
21
Chapter 21. Tidak Mungkin Dia Menginap (3)
22
Chapter 22. Tidak Mungkin Dia Menginap (4)
23
Chapter 23. Tidak Mungkin Dia Menginap (5)
24
Chapter 24. Tidak Mungkin Dia Menginap (6)
25
Chapter 25. Tidak Mungkin Dia Menginap (7)
26
Chapter 26. Tidak Mungkin Dia Menginap (8)
27
Chapter 27. Tidak Mungkin Dia Menginap (9)
28
Chapter 28. Tidak Mungkin Dia Menginap (Selesai)
29
Chapter 29. Kematian (1)
30
Chapter 30. Kematian (2)
31
Chapter 31. Kematian (3)
32
Chapter 32. Kematian (Selesai)
33
Chapter 33. Istirahat
34
Chapter 34. Sembunyi
35
Chapter 35. Ruangan
36
Chapter 36. Teringat kembali
37
Chapter 37. Membahas Sesuatu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!