...Karya ini adalah fiksi. Karakter, grub, tempat, adegan, dan lain-lain yang muncul adalah imajinasi. Adanya kesamaan itu merupakan kebetulan, harap tidak ada kekeliruan dengan kenyataan....
Atsui melihat ke arah Ringo yang sedang menghitung dan mencari cara untuk membawa kotak-kotak tersebut. "Aku tau kau itu tidak kuat, jadi kau cukup bawa tiga saja. Hahaha ...." Ucap Atsui yang meledek Ringo.
Apa?!
"Kami disuruh Bu Ichiba untuk membawa kotak-kotak itu juga. Mungkin dia tau, kalau kau tidak kuat untuk membawa kotak-kotak itu semua." Ucap Atsui yang meledek Ringo lagi.
"Aku kuatlah, walau aku bawa setengahnya dan sisanya aku bawa lagi nanti." Ucap Ringo.
"Hmm ... benarkah? Kalao gitu, buktikan." Ucap Atsui yang menyuruh Ringo untuk membuktikannya.
"Tapi, dipikir-pikir lagi. kau juga disuruh Bu Ichiba. Kadi, mau gak mau ya aku harus bawa sedikit." Ucap Ringo yang mencari alasan.
"Ringo ... Ringo ...." Ucap Atsui yang sedang menahan ketawa.
"Hentikan. Aku dan adikku bawa dua kotak." Ucap Samui.
Ringo berjalan ke arah kotak itu dan mengangkat tiga kotak sekaligus. "Hup! ini tidak terlalu berat."
"Wah, kau cukup kuat Ringo." Ucap kagum Atsui kepada Ringo.
"Kenapa tidak dihidupkan lampunya?" Tanya Ringo.
"Lampunya rusak." Jawab Samui.
"Apa kau mulai memikirkan hal yang mesum, Ringo?" Ucap Atsui yang mencoba menggoda Ringo.
"Tch ... aku tidak seperti itu."
Atsui mulai mendekati Ringo dengan sangat dekat dan mulai menggodanya lagi. "Apa kau yakin? Ada dua cewek cantik, loh."
Ringo melihat Atsui yang terlalu dekat di wajahnya yang sedang menggodanya. Terlalu dekat, terlalu dekat, terlalu dekat, terlalu dekat.
"Hentikan Atsui." Ucap Samui yang menyuruh Atsui untuk berhenti menggoda Ringo.
"Baiklah, kakak." Ucap Atsui lalu meninggalkan Ringo.
Ringo akhirnya selamat karena bantuan dari Samui. Terima kasih, Samui.
Atsui pun berjalan ke arah kotak yang berisi buku-buku lama. "Oke, saatnya aku angkat."
Atsui kembali berucap. "Ini cukup ringan."
Samui lalu mengangkat dua kotak terakhir dan mengajak adiknya untuk pergi dari gudang sekolah. "Adik, ayo kita pergi."
"Ayo, kak." Ucap Atsui.
Saat mereka berjalan melewati Ringo, dirinya merasa diabaikan. Sepertinya aku benar-benar diabaikan.
"Pintunya bagaimana, kak? Apa kuncinya sama kau?" Tanya Atsui.
"Tidak ada. Tutup saja pintunya." Jawab Samui.
"Ringo, tolong tutup pintunya, ya." Ucap Atsui.
"Baiklah." Ucap Ringo.
...****************...
Mereka pun sampai ke Ruang Guru dan menjumpai Bu Ichiba.
"Bu Ichiba, ini kotaknya yang Ibu suruh." Ucap Atsui.
"Oh, iya. Letakkan saja di situ, ya." Ucapnya yang menyuruh mereka untuk meletakkan kotak-kotak tersebut di bawah.
"Baik, Bu." Jawab Atsui.
"Terima kasih ya, Atsui, Samui, dan Ringo."
"Sama-sama, Bu." Jawab mereka.
"Baiklah, kalian boleh pergi ke kelas kalian." Ucap Bu Ichiba yang menyuruh mereka untuk kembali ke kelas masing-masing karena sudah habis waktu istirahat.
"Siap, Bu.." Jawab mereka.
Saat mereka keluar dari Ruang Guru. Mereka pun berpisah.
"Hati-hati ya, kak." Ucap Atsui.
"Iya. Hari ini kakak pulang lama, jadi kau boleh pulang duluan." Ucap Samui sebelum dia kembali ke kelasnya yang berada di lantai tiga.
Ringo dan Atsui berjalan bersama untuk kembali ke kelas yang kebetulan satu arah.
Ringo masih kepikiran kenapa Samui sangat berbeda dengan Atsui. Ringo pun bertanya kepadanya. "Atsui, kenapa kakakmu berbeda sepertimu? Apakah gosip itu benar?"
"Itu rahasia dan sebenarnya itu pertanyaan yang tidak sopan. Jadi, jangan kau tanyakan lagi, ya." Jawab Atsui.
"Maaf."
"Tidak masalah."
Mereka pun sampai di kelas 2-2.
"Sudah sampai. Sampai nanti." Ucap Atsui sambil melambaikan tangannya.
"Iya." Ucap Ringo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Raita Amachua
Ini chapter 9
2023-06-05
0