...Karya ini adalah fiksi. Karakter, grub, tempat, adegan, dan lain-lain yang muncul adalah imajinasi. Adanya kesamaan itu merupakan kebetulan, harap tidak ada kekeliruan dengan kenyataan....
Tamparan yang melayang langsung ke arah kepalanya. Pak Suji kebingungan, siapa yang berani menamparnya apalagi di kepala. "Hei sialan! Siapa kau yang berani menamparku! Dasar sia—" Pak Suji berbalik ke belakang dan kaget karena yang menamparnya adalah istrinya sendiri. "B-Bunda?! Ke-kenapa Bunda ada di sini?"
Istrinya langsung menjewer telinga suaminya. "Haaa? Apa kau bilang tadi? Sialan? Kau bilangin aku? Istrimu sendiri dengan sebutan itu?!"
"A-aduhh. Bukan itu kok Bunda, aku tidak bilang seperti itu." Pak Suji ketakutan dan menahan rasa sakit akibat dijewer telinganya.
"Gak peduli dan gak mau tau! Pokoknya aku ngambek! Malam ini kau tidur di luar!" Ucap istrinya yang meninggalkannya.
"Mati aku." Ucap Pak Suji.
Kejadian yang barusan saja terjadi ditonton para murid, lalu mereka mengejek dirinya. "Wayooo ... Pak Suji gak di kasih masuk ... dan tidur di luar ... wayooo ...."
"...." Pak Suji terdiam dan pergi meninggalkan kelas 2-1.
Bu Ichiba kasihan melihat tatapan kosong Pak Suji yang pergi meninggalkan kelas 2-1. "Eh, eh ... gak boleh gitu. Walaupun benar, tapi gak boleh bilang seperti itu. Itu tidak sopan. Paham, murid-murid ...."
"Paham Bu ...." Jawab mereka serentak.
"Ketua Yubi, siapkan." Ucap Bu Ichiba untuk memulai pembelajaran.
"Siap, Bu." Ucapnya.
"Berdiri!" Dengan suara tegas Ketua Yubi mengucapkannya dan murid-murid pun berdiri.
"Kepada Ibu Guru, beri salam!"
"Selamat pagi, Ibu Guru ...." Jawab serentak mereka.
"Pagi juga murid-murid. Silahkan duduk."
Murid-murid pun duduk.
"Baiklah, kita mulai pembelajaran hari ini."
...****************...
"Baiklah murid-murid, sepuluh menit lagi waktunya makan siang dan istirahat. Ibu keluar dulu, nanti kalian boleh keluar setelah bel sudah berbunyi, ya. Bagi yang belum siap tugasnya, boleh dikumpulkan besok. Selamat siang, semuanya."
"Selamat siang, Bu Ichiba ...." Jawab serentak mereka.
Karena sebentar lagi bakalan ada kebisingan, jadi aku masukkan buku aku terlebih dahulu. Ringo yang sedang memasukkan bukunya ke dalam tas karena sebentar lagi waktunya makan siang dan istirahat.
Dan aku akan memakai penyumbat telinga punyaku tadi. Sambungnya.
Saat Ringo memakai penyumbat telinganya, kebetulan dilihat oleh Ameliya. "Eh, apa itu? Yang kamu pakai itu?" Tanya Ameliya.
Ringo melihat ke arah Ameliya yang sedang berbicara dengannya. Ringo tidak tau apa yang dikatakan oleh Ameliya karena dirinya memakai penyumbat telinga.
Amelia lalu menarik baju Ringo dengan pelan dan Ringo melihatnya. "Apa yang kamu pakai di telingamu itu?" Amelia mengatakan dengan isyarat tangannya.
Ringo paham apa yang dikatakan Amelia dan Ringo melihat ke arah jam dinding yang akan menunjukkan pukul 12.00 p.m., Ringo cepat-cepat mengambil penyumbat telinga yang kebetulan dia bawa lebih dan memberikannya kepada Amelia dan Ameliya.
"Eh? Penyumbat telinga?" Tanya Ameliya.
Ameliya melihat ke arah Amelia yang sedang mengatakan sesuatu. "Pakai ini di telingamu." Dengan isyarat tangan Amelia untuk mengatakannya.
Ameliya paham apa yang dimaksud oleh Amelia dan langsung memakainya.
KRINGG ... KRINGG ... KRIIINGGGG ...
Tepat jam 12.00 p.m., bel sekolah berbunyi nyaring lagi sampai-sampai memekakan gendang telinga setiap murid kelas 2-1 yang kebetulan ruang kelasnya bersebelahan dengan speaker yang besar melebihi speaker toa. Mereka pun senang karena bel tersebut juga menandakan waktunya makan siang dan istirahat, dan mereka juga kesal akibat bunyi bel tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Raita Amachua
Ini chapter 5
2023-06-05
0