...Karya ini adalah fiksi. Karakter, grub, tempat, adegan, dan lain-lain yang muncul adalah imajinasi. Adanya kesamaan itu merupakan kebetulan, harap tidak ada kekeliruan dengan kenyataan....
Ringo yang sedang berjalan menuju ke kelasnya dan memikirkan kejadian yang baru saja terjadi. Aku tidak percaya bahwa Ameliya suka dengan tahu yang dimasak ibuku. Ternyata, Ameliya tidak seburuk apa yang aku pikirkan. Walau dia dari kalangan bangsawan, ternyata dia juga suka dengan tahu. Bukan karena dia memelukku terus aku memujinya. Eh, tunggu sebentar. Bisa saja ini jebakan. Aku tidak boleh terlalu terbawa suasana, karena aku tidak percaya kepada perempuan selain ibu dan adikku.
Ringo tiba-tiba berhenti dan teringat apa yang dikatakan sama Bu Ichiba kemarin. Oh, iya. Aku baru ingat, setelah aku selesai makan siang aku harus ke gudang sekolah. Karena, BU Ichiba menyuruhku untuk mengambil kotak yang berisi buku-buku lama. Tapi, sebentar lagi bel masuk akan segera berbunyi dan aku belum meletakkan bekal makan siangku.
Kebetulan Ringo melihat Wain dan memanggilnya. "Wain! Wain!"
Wain berhenti dan melihat ke belakang. Ringo? Sepertinya dia memanggilku. Jarang sekali dia memanggilku duluan. Sebaiknya aku datangi saja, mungkin ada hal penting yang ingin disampaikannya.
Wain menghampiri Ringo dan bertanya, "ada apa, Ringo? Jarang sekali kau memanggilku, pasti ada yang penting 'kan?"
"Aku butuh bantuan kau, untuk meletakkan bekal makan siangku ke dalam laci meja. Karena, aku disuruh Bu Ichiba untuk pergi ke gudang sekolah."
"Gudang sekolah? Ngapain?" Tanya Wain.
"Untuk ngambil barang." Jawab Ringo.
Ringo kembali berucap.
"Maaf merepotkan kau, tapi bolehkan?" Tanya Ringo.
"Tentu saja boleh, 'kan karena kau telingaku baik-baik saja."
Ringo memberikan bekal makan siangnya untuk dibawa Wain. "Terima kasih. Ini."
"Iya, sama-sama. Hati-hati ...."
"Oh ya, satu lagi."
"Apa itu?"
"Sebagai balasannya, kau boleh memakai penyumbat telinga yang kau pakai tadi. Aku meletakkannya di dalam laciku." Ucap Ringo sambil meninggalkan Wain.
Ternyata yang aku pakai tadi adalah penyumbat telinga. Lagi-lagi aku berhutang sama kau, Ringo. Wain yang tersipu malu karena Ringo telah membantunya.
Baiklah, aku harus cepat-cepat mengambil kotak itu supaya aku tidak ketinggalan pelajaran. Ringo yang sedang berlari supaya tidak buang-buang waktu.
Saat Ringo berjalan ke arah gudang sekolah, terlebih dahulu dia harus melewati lorong yang tidak terlalu gelap dan sepi ini. Saat Ringo berjalan melewati lorong sepi dan sunyi, Ringo merasa perasaan yang sangat tenang dan damai.
Lorong yang sunyi, jalan yang sunyi, hatiku sunyi tanpa dirimu. Eh, kok. Hahaha .... kalian pikir aku takut? Tentu saja tidak. Aku hanya takut kalau aku membuat ibuku menangis.
Saat Ringo berjalan melewati lorong sepi dan sunyi ini, Ringo sangat menikmatinya. Karena, sejak kedatangan mereka membuat para murid heboh dan itu membuat harinya menjadi kacau. Ketika Ringo merasakan perasaan tenang ini, tiba-tiba dia merasakan bahwa ada seseorang yang sedang mengikutinya, tapi dia tidak peduli karena itu mungkin hanyalah perasaannya saja.
Ringo mulai sedikit takut dan berhenti sebentar lalu mengumpulkan keberaniannya untuk menoleh ke belakang. Ketika Ringo berbalik ternyata tidak ada siapa-siapa. Tch ... ternyata benar dugaanku, kalau ini hanya perasaanku saja. Sebaiknya aku harus cepat karena aku tidak ingin ketinggalan pelajaran.
Tap ... Tap ... Tap ...
Saat Ringo sudah sampai ke gudang sekolah, dirinya keheranan karena melihat pintu gudang yang terbuka. Terbuka ...?! T-tapi siapa yang membukanya? Apa jangan-jangan hantu yang membukanya? Tch ... aku tidak percaya dengan gitu-gituan. Tapi kok, sepertinya ada seseorang yang berada di dalam. Sebaiknya aku mengeceknya, tapi aku sedikit takut. Bagaimana ini?
Ringo kebetulan melihat dinding gudang yang sudah berlubang. Kebetulan sekali. Aku akan intip dari lubang dinding ini.
Klotak ...!
Ringo mendengar suara benda terjatuh dan mencoba untuk melihat benda apa yang jatuh. Namun, saat Ringo ingin mengetahui benda apa yang terjatuh tadi. Dirinya melihat bayangan hitam yang sedang mengambil sesuatu.
Eh, itukan cuma bayangan saja. Ba-bayangan ...!? Ringo ketakutan dan ingin meninggalkan tempat ini.
Saat Ringo ingin berbalik, tidak sengaja dia menginjak ranting pohon.
Krak ...
Ranting pohon? Kenapa bisa ada di sini? Ucap Ringo yang kebingungan karena ranting pohon bisa ada di tempat ini.
Ringo mencoba mengintip kembali, tapi saat dia mengintip, bayangan yang dia lihat tadi tiba-tiba menghilang. M-menghilang! M-mana bayangan itu?! Baiklah, baiklah, baiklah, aku sekarang mulai takut! Aku harus cepat-cepat pergi dari sini!
Fuuu ~
Saat Ringo ingin berbalik, tiba-tiba ada yang menghembus di lehernya yang membuat bulu kuduknya berdiri. Ringo mulai merinding ketakutan dan saat Ringo ingin berbalik, tiba-tiba ada tangan yang memegang pundaknya. "Waaaa ...!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Raita Amachua
Ini chapter 7
2023-06-05
0