...Karya ini adalah fiksi. Karakter, grub, tempat, adegan, dan lain-lain yang muncul adalah imajinasi. Adanya kesamaan itu merupakan kebetulan, harap tidak ada kekeliruan dengan kenyataan....
Bu guru melihat Wain yang sedang melindungi mereka agar kebenaran tidak terbongkar. Ternyata, dia anak buah bos juga.
Ringo berjalan menghampiri Wain dan memegang bahunya. "Jangan takut, aku tau kalau kau itu bukan Wain. Wain itu adalah sahabat aku dan aku tau sikapnya seperti apa. Jadi, kau jangan menyamar seperti dia. Karena, aku tidak suka saat kau menyamar sebagai sahabatku sendiri."
"A-apa yang k-kau bicarakan, Ringo? Aku adalah Wain, sahabatmu sendiri." Ucap Wain yang mencoba meyakinkan Ringo.
"Aku tau kalai kau, Pak Suji dan juga Bu Ichiba adalah palsu. Jadi, jangan berpura-pura."
D-dia sudah tau kalau kami palsu! Pak Suji, Bu Ichiba dan Wain terkejut karena penyamaran mereka sudah ketahuan.
Lalu Ringo meletakkan tangannya ke kepala Wain dan dari tangan Ringo muncul cahaya yang berwarna biru.
"Sekarang, katakanlah yang sebenarnya. Jangan takut, kau akan aku lindungi." Ucap Ringo yang meyakinkan Wain agar mengatakan yang sebenarnya.
Wain akhirnya memberitahu yang sebenarnya kepada Ringo. "S-sebenarnya mereka adala —"
Saat Wain ingin memberitahu yang sebenarnya, Pak Suji tiba-tiba melempar pisaunya ke arah Wain supaya tidak terungkap kebenarannya.
Syut, syut ...
Dengan insting yang cepat Ringo melihat pisau itu yang sedang mengarah ke arah Wain.
"Wain ...! Awas ...!" Ucap Ringo yang mendorong Wain.
Swishh ...
Pisau yang mengarah ke arah Wain akhirnya tidak mengenainya, karena Ringo berhasil menyelamatkan nyawa Wain.
Gedebuk!
Wain terjatuh akibat didorong oleh Ringo yang lumayan cukup kuat. " Aaarrggh ..."
"Maaf, aku terlalu kuat mendorong kau." Ucap Ringo yang mengulurkan tangannya untuk membantu Wain berdiri.
Saat Wain berdiri, dia mengucapkan terima kasih kepada Ringo. "Terima ka —"
Jleb ...
Saat Wain ingin berterima kasih kepada Ringo karena telah menyelamatkan nyawanya, tiba-tiba pisau yang dilemparkan oleh Pak Suji berhasil mengenai leher Wain sehingga membuat kepalanya putus. Karena adegan tersebut mengakibatkan semua murid-murid panik dan berlari ke arah pintu untuk keluar dari kelas tersebut, namun sialnya pintu keluar telah terkunci rapat dari luar.
Tuk! Tuk! Tuk ...!
"Aaaa ...!! Buka pintunya!"
"Tolong kami!"
"Aku tidak ingin mati sekarang!"
"Aku belum menikah!"
"Tolong kami!"
"Kumohon buka pintunya ...!"
Semua panik ketika melihat kepala Wain terputus akibat pisau dari Pak Suji, namun Ringo masih terdiam saat melihat Wain palsu itu terbunuh di hadapannya dan cipratan darahnya mengenai wajah Ringo.
Ketika Ringo memegang kepala Wain palsu tadi, Ringo merasakan seperti seorang wanita yang ingin bebas dan ingin merasakan arti kebebasan yang sesungguhnya. Namun sayang, Ringo tidak jelas melihat wajah wanita tersebut.
Ringo melihat Wain palsu yang telah mati itu berubah menjadi seorang perempuan yang seumuran dengan Ringo dan di seluruh tubuhnya penuh dengan luka memar.
Ringo melihat ke arah Pak Suji dengan tatapan kebencian yang sangat mendalam. "Kau akan mati!"
"Kau yakin? Apa kau yakin, ha?! Sialan!" Jawab Pak Suji yang melempar pisaunya ke arah Ringo.
Swishh ...
Ringo berhasil menghindari pisau tersebut yang hampir mengenainya. Tapi saat Ringo berbalik melihat pisau itu, pisau itu kembali berbalik ke arahnya.
Swishh ...
A-apa! Mungkinkah itu pisau .... Ringo terkejut karena dia seperti mengenal senjata yang digunakan Pak Suji.
Ringo terkena pisau tersebut di lengannya yang mengakibatkan lengannya tergores dan mengeluarkan darah yang segar. Tch ... untung saja aku masih bisa menghindar, walaupun aku tetap kena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Raita Amachua
Ini chapter 13
2023-06-05
0