...Karya ini adalah fiksi. Karakter, grub, tempat, adegan, dan lain-lain yang muncul adalah imajinasi. Adanya kesamaan itu merupakan kebetulan, harap tidak ada kekeliruan dengan kenyataan....
Pisau tersebut kembali ke tangan Pak Suji dan Ringo semakin yakin bahwa itu adalah alat yang pernah hilang di Perusahaan Senjata milik ayahnya lima tahun yang lalu.
"Apakah senjata itu adalah ...."
"Ya, kau benar Ringo. Ini adalah Pisau Bumerang dari perusahaan milik ayah kau." Ucapnya sambil menjilat darah yang berada di pisau tersebut.
Pisau Bumerang adalah pisau yang ketika dilempar akan kembali, seperti bumerang pada umumnya. Namun pisau bumerang ini sangat berbeda, karena pisau ini bisa menjadi pisau biasa dan saat tombol yang berada di gagang pisau ditekan, pisau itu akan berubah menjadi Pisau Bumerang.
Pisau Bumerang ini berasal dari Perusahaan Senjata milik Amai Key. Perusahaan Senjata milik Amai Key pernah kemalingan lima tahun yang lalu dan anehnya hanya Pisau Bumerang tersebut yang dikabarkan hilang.
Para polisi dan detektif sudah menyelidiki kasus tersebut. Tapi, karena pada saat itu maling sudah merusak arus listrik utama duluan yang mengakibatkan satu negara padam listrik sampai lima hari baru bisa diperbaiki. Para polisi dan detektif melihat rekaman dari CCTV transparan milik Perusahaan Senjata dari pos penjaga arus listrik utama, mereka melihat hanya lima pencuri yang memakai balaclava dan kacamata hitam. Dua di antaranya merusak arus listrik utama dan sisanya memukul kepala penjaga pos yang kebetulan patroli hingga pingsan dan membawanya.
Pada akhirnya para polisi dan detektif menutup kasus itu karena tidak cukup bukti dan satu-satunya saksi telah dibawa oleh mereka. Ini seperti saat mereka melakukan aksi malingnya, orang-orang tidak melihat mereka.
...****************...
"Jadi, ternyata kau yang mencuri Pisau Bumerang itu." Ucap Ringo.
"Ya, benar." Dengan santai Pak Suji menjawabnya.
Ringo lari dengan cepat ke arah Pak Suji dengan tatapan pembunuh. "Kau akan mati!"
Bu Ichiba mengeluarkan Pisau Bumerang dan mereka berdua melempar Pisau Bumerang tersebut secara bersamaan ke arah Ringo.
Swishh ...
"Kau akan mati." Ucap Ringo yang berhasil menghindari Pisau Bumerang yang dilemparkan oleh mereka.
Pisau Bumerang itu kembali ke arah Ringo tapi Ringo berhasil menghindar. "Kau akan mati!"
Saat Pak Suji ingin melempar Pisau Bumerangnya lagi, Ringo melompat dan menendang Pak Suji tepat di kepalanya. "Rasakan ini ...!"
Bruk ...!
Tendangan Ringo yang sangat kuat membuat Pak Suji terjatuh. "Akh ...!"
Secara naluri Pak Suji memegang kepalanya dan dia terkejut saat mengetahui bahwa kepalanya tanpa henti mengalir darah yang membuat dia semakin panik. "A-Apa?! Kenapa darahnya terus keluar?! A-Apa yang kau lakukan, bocah sialan!"
Ringo menunjukkan telapak sepatunya ke wajah Pak Suji "Ini, lihatlah sendiri."
"P-Paku?!" Ucap dirinya yang kaget. Karena, di telapak sepatu Ringo ada paku-paku yang sangat tajam dan ada bekas darahnya.
Pak Suji kembali berucap.
"A-Apa kau gila ...! Apa kau mencoba membunuhku, ha?!" Tanya dirinya yang menahan rasa sakit.
"Ya! Aku sudah gila! Tepat hari ini, aku akan membunuh kau dan dia!" Ucap Ringo yang marah sambil menunjuk ke arah Bu Ichiba.
Bu Ichiba kaget saat mendengar perkataan itu keluar dari mulut Ringo dan merasakan hawa pembunuh yang sangat kuat sehingga dirinya tau bahwa nyawanya tidak akan selamat. A-Aku juga bakalan mati?!
Ameliya melihat Ringo yang ingin membunuh pak guru, Ameliya ingin mencegah hal tersebut. Secara bersamaan Amelia melihat adiknya yang ingin menghalangi Ringo, lalu Amelia berdiri dan menghampiri adiknya yang berada di belakang bersama murid-murid yang sedang ketakutan.
Saat Ameliya ingin mencegah Ringo untuk membunuh Pak Suji. Amelia tiba-tiba memegang tangannya. "K-Kakak? Apa yang kau lakukan? Lepaskan tanganku."
"Sebaiknya jangan gegabah." Ucap Amelia yang mencegah Ameliya untuk tidak hal yang membuat dirinya celaka.
"T-tapi Kak, kalau kita tidak selamatkan Pak Suji, maka dia bisa mati." Ucap Ameliya yang khawatir.
"Kau lihat tatapannya itu." Ucap Amelia yang sedang menunjuk ke arah Ringo.
"Ta-tatapan itu ...."
"Ya, kau benar. Itu adalah tatapan seorang pembunuh."
"Tapi Kak, kenapa dia ingin membunuh gurunya sendiri?" Tanya Ameliya.
"Mungkin, dia ingin balas dendam." Jawab Amelia.
"T-tapi Kak, kalau tidak cepat-cepat Pak Suji pasti ...."
"Jika kau tetap ingin melakukannya, kau juga akan mati." Ucap Amelia yang melepaskan tangan adiknya.
Ameliya terdiam dan tidak ingin menghalangi Ringo karena dirinya takut akan kematian. Melihat darah yang keluar dari kepala Pak Suji membuat dirinya ketakutan dan memeluk erat kakaknya. Amelia merasakan kalau adiknya ketakutan dan sebagai kakak yang baik, dirinya mulai menenangkan Ameliya dan mengusap air mata yang keluar dari mata adik yang dia sayangi.
Karena darah yang keluar terlalu banyak yang membuat Pak Suji kekurangan darah mengakibatkan dirinya pingsan. Saat Ringo melihat hal itu, Ringo menutup lukanya agar Pak Suji tidak mati. Karena, Ringo akan membunuhnya saat Pak Suji terbangun nanti.
Sebagai pembunuh yang baik hati dan mengikuti peraturan yang telah aku buat, kalau aku tidak boleh membunuh ketika target dalam keadaan pingsan. Kecuali, kalau aku tidak sengaja membunuhnya.
Jleb!
Ringo melihat Bu Ichiba yang sedang menusuk lengannya dari belakang dengan Pisau Bumerang.
"Satu lagi!" Ucap Bu Ichiba yang mengambil Pisau Bumerang milik bosnya. Lalu, dirinya menusuk Ringo dengan sangat dalam sampai mengenai tulang lengan atasnya.
Jleb!
Ringo menjerit kesakitan karena Pisau Bumerang tersebut telah mengenai tulang lengan atasnya. "Aaarrghh ...!"
Dengan marah Ringo mengeluarkan pisau dari saku bajunya. Bu Ichiba melhat hal itu dan meremehkan senjata milik Ringo, karena pisau yang berukuran jarum jahit itu tidak akan bisa membunuhnya. "Kau akan bunuh aku dengan pisau itu? Jangan bercanda bocah!"
Bu Ichiba melihat anak dari seorang Tangan Kanan Sang Raja yang aneh. B-Bocah ini sudah gila!
"Huaaaa ..., k-kenapa tiba-tiba aku jadi mengantuk, ya?" Ucapnya yang mengantuk.
Saat Bu Ichiba sedang menguap, melihat kesempatan itu Ringo langsung memasukkan pisau berukuran jarum jahit ke dalam mulut guru tersebut. Dari pada makan omongan tetangga, lebih baik makan ini!
Tanpa sengaja Bu Ichiba menelannya dan bertanya sama Ringo. "A-apa yang kau lakukan? Apa yang kau masukan tadi?!"
"Kau akan mati dengan pisau itu." Ucap Ringo sambil menekan tombol yang sudah disiapkannya.
Pisau yang berukuran jarum jahit yang telah ditelan itu memantul ke dalam tubuh Bu Ichiba, yang membuat organ-organ dalamnya tertusuk oleh pisau seukuran jarum jahit dan mengakibatkan rasa sakit yang cukup parah. Pada akhirnya, Bu Ichiba mati dengan sangat menyakitkan.
Pada saat Bu Ichiba sudah mati, seorang detektif bersama lima polisi mendobrak masuk ke kelas Ringo.
"Angkat tangan dan berbaliklah!" Perintah salah satu polisi yang menyuruh Ringo untuk mengangkat tangannya.
Ringo mengangkat tangannya dan berbalik. Para polisi dalam keadaan menodong senjata ke arah Ringo. Saat dirinya berbalik, detektif mulai mengenalinya. "K-kau adalah ...."
Saat Ringo melihat detektif itu, ternyata Ringo juga mulai mengenalinya. "P-Paman C ...."
Detektif C adalah pamannya Ringo. Ia terkenal sebagai Detektif C, julukan itu diberi oleh Sang Raja secara langsung di Istana Kerajaan. Hanya beberapa orang saja yang tau nama aslinya termasuk Ringo. Karena tidak ada yang tau nama aslinya, maka mereka memanggilnya dengan julukannya yaitu Detektif C. Saat selesai masa pelatihannya di Istana Kerajaan yang disaksikan secara langsung oleh Sang Raja, ia langsung diberi julukan oleh Sang Raja keesokan harinya karena Sang Raja yakin kalau dia akan menjadi seorang detektif yang sangat berbakat dan sekarang sudah terbukti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Raita Amachua
Ini chapter 14
2023-06-05
0