Bab 11 : Foto Masa Kecil

Nesya yang tengah bosan berada di Cafe segera menghubungi Lidya sahabatnya. Dia juga menghubungi Jack agar ada yang menemani dirinya dan Lidya.

Lima belas menit kemudia Jack tiba terlebih dahulu dibandingkan Lydia. Mungkin Lydia tengah bersiap-siap terlebih dahulu agar terlihat lebih cantik.

"Hai" sapa Nesya.

"Kamu kok cepat sekali sampainya?" tanya Nesya lagi.

"Saat kamu chat aku langsung datang, kebetulan rumahku juga tidak jauh dari Cafe ini" ujar Jack.

"Baguslah, Lydia pasti lama karena dandan terlebih dahulu" jawab Nesya.

"Ya sudah aku pesan minuman dulu" ujar Jack.

Nesya termenung memikirkan semuanya. Dia tidak sadar Jack sudah kembali duduk di sampingnya.

"Kamu ada masalah?" tanya Jack pada Nesya.

"Tidak ada" jawab Nesya.

"Kamu tidak perlu berbohong, aku sangat mengenalmu" ujar Jack.

"Sepertinya Ibuku akan menikah dengan cinta pertamanya" ujar Nesya mulai jujur pada Jack yang sudah ia anggap sahabatnya.

"Baguslah, bukannya kamu bilang Papamu sudah lama meninggal" ujar Jack.

"Iya aku memang bahagia jika Mama bahagia, Papa juga sudah lana pergi, tapi aku kurang suka dengan cinta pertama Mama" ujar Nesya.

"Kenapa kamu tidak suka? dia kasar?" tebak Jack.

"Tidak, dia baik kok, hanya aku kurang suka saja" ujar Nesya memikirkan kenapa harus Qenzo yang menjadi anak Om Ednan dari banyaknya anak di dunia ini.

"Kamu tidak boleh egois, Ibumu sangat menyukainya, kamu tidak mau Ibumu bahagia?" tanya Jack lagi.

"Iya kamu benar, aku harus bahagia agar Ibuku bahagia" ujar Nesya.

"Nah gitu dong ceria" ujar Jack.

Setengah jam kemudian Lydia datang dengan dandanan yang sungguh memukau. Sepeti bisa Lydia sangat menyukai make up dan ia sangat modis.

"Wah pantas saja kamu sangat lama" ujar Jack.

"Apa aku sudah terlihat cantik?" tanya Lydia.

"Kamu bahkan sudah cantik sebelum memakai make up" ujar Nesya.

"Iya aku setuju" jawab Jack.

Mereka bertiga menghabiskan waktu dengan candaan yang membuat mereka bahagia. Nesya sangat bersyukur memiliki mereka di kehidupannya.

Nesya kembali ke rumah sebelum senja menghiasi langit-langit. Dia mengintip terlebih dahulu apakah tamu-tamu Ibunya masih ada di rumah. Setelah memastikan semua aman, Nesya akhirnya masuk dan langsung ke kamarnya.

Nesya membuka ponselnya dan tidak sadar ada pesan dari Qenzo yang belum ia buka. Nesya membuka isi chat itu dan menumukan foto masa kecilnya yang di foto oleh Qenzo.

"Kamu imut sekali waktu kecil" ujar Qenzo dalam pesan itu.

Nesya teriak sekencang-kencangnya dan membuat Isabel terbangun dari tidur nya. Nesya tidak terima fotonya yang sungguh jelek itu diketahui oleh lelaki yang ia sukai.

"Ada apa Nak?" tanya Isabel saat ia sudah tiba di kamar puterinya.

"Mama kenapa foto masa kecil Nesya terekspos?" tanya Nesya tidak terima.

"Foto masa kecil?" tanya Isabel bingung.

"Oooo tadi teman sekelas mu datang loh namanya Qenzo" ujar Isabel akhirnya ingat.

"Ooo tadi Qenzo ikut ya, wajar sih Papanya juga ikut, Om Ednan mungkin membawanya untuk diperkenalkan ke Mama" ujar Nesya dalam hati.

"Hahh kami akan segera menjadi saudara" lanjut Nesya lagi dalam hati.

"Kenapa sayang ada yang salah?" tanya Isabel lagi.

"Tidak apa-apa Ma, Nesya istirahat dulu" ujar Nesya sedih.

"Ya sudah kamu istirahat ya kalau ada apa-apa kabari Mama" ujar Isabel.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!