Bab 18 : Ciuman Pertama

Sepulang sekolah Qenzo membawa Nesya ke restoran yang sudah dipesannya tanpa diketahui oleh Nesya. Gadis itu hanya menurut ketika Qenzo mengatakan akan membawanya ke suatu tempat.

"Zo kita mau kemana sih belum sampai juga?" tanya Nesya.

"Sabar Nes, jalanan agak macet" jawab Qenzo.

"Iya kita harus lebih banyak belajar untuk perguruan tinggi" jawab Nesya.

"Iya aku tahu, kamu yakin gamau ikut aku ke luar negeri?" tanya Qenzo masih berharap Nesya kuliah bersamanya di luar negeri.

"Aku pertimbangkan dulu, sekarang sudah ada Om Ednan yang jagain Mama" ujar Nesya sedikit tenang.

"Aku harap kamu agar kita bisa tetap dekat" ujar Qenzo mengungkapkan harapannya.

"Iya semoga kita mendapatkan yang terbaik dari yang kita inginkan" ujar Nesya.

Selang lima belas menit setelah percakapan itu mereka tiba di restoran. Nesya segera turun dan memperhatikan sekitarnya. Qenzo juga mengambil hadiah nya dan menyembunyikannya di kantong celananya.

"Ayo masuk" ujar Qenzo.

Nesya mengangguk dan masuk ke restoran itu. Tampilan restoran itu sungguh cantik dan romantis untuk di jadikan tempat makan siang bersama orang yang disukai.

"Kamu suka nggak?" tanya Qenzo.

"Suka, kamu tahu restoran ini dari mana?" tanya Nesya tidak percaya.

"Aku sudah mempersiapkannya dari jauh hari" ujar Qenzo.

"Wah kamu hebat juga" puji Nesya tersenyum.

Qenzo dan Nesya duduk berhadap-hadapan di meja yang memiliki pemandangan paling bagus. Makanan pembuka mereka segera datang dan keduanya menikmatinya hingga habis. Setelah semua telah dinikmati hingga hidangan penutup, Qenzo mengeluarkan sesuatu dari kantongnya.

"Ini untuk kamu Nes" ujar Qenzo dengan mata serius.

"Apa ini?" tanya Nesya yang tengah gugup.

"Itu cincin yang aku beli sendiri dengaj uangku, kamu jaga baik-baik ya" ujar Qenzo.

"Atas dasar apa kamu memberikan aku cincin?" tanya Nesya lagi.

"Nes sejak dulu aku sudah menyukaimu, walaupun kamu tidak tahu aku terus memperhatikanmu dari kejauhan karena kamu adalah cinta pertamaku" ujar Qenzo.

"Kamu yakin aku cinta pertamamu?" tanya Nesya pura-pura tidak tahu.

"Tentu saja, aku tidak berbohong, kamu terlihat begitu tidak percaya padaku" ujar Qenzo.

"Haha iya aku percaya" balas Nesya tertawa.

"Jadi kamu mau nggak jadi pacarku?" tanya Qenzo lagi.

"Mau gak ya?" ledek Nesya.

"Nes serius dong" ujar Qenzo yang sudah deg-degan.

"Iya aku mau" jawab Nesya tersenyum.

"Yes, finally" ujar Qenzo yang juga sangat bahagia.

Qenzo memeluk Nesya dan mengelus kepalanya. Hari ini resmi menjadi hari pertama mereka jadian. Qenzo tidak sabar untuk menjalani hari-hari bahagianya dengan Nesya. Begitu pula dengan Nesya yang sudah lama menyukai Qenzo, tentu saja dia tidak akan menolak pria impiannya.

"Kita jalan-jalan yuk" ajak Nesya.

"Ayo" ujar Qenzo seraya meraih tangah Nesya.

Mereka masuk kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanan mereka. Nesya dan Qenzo pergi untuk melihat pemadangan sore menjelang matahari terbenam.

"Lihat sunset mau nggak?" tanya Qenzo.

"Mauu" ujar Nesya bersemangat.

Nesya dan Qenzo duduk di tepi bukit yang berada agak jauh dari kota. Mereka tengah menunggu matahari terbenam. Qenzo dan Nesya menunggu seraya bercerita tentang banyak hal.

Sepuluh menit kemudian terlihat matahari mulai terbenam. Nesya mengambil handphonenya dan mulai memotret keindahan itu. Tak lupa Nesya juga mengajak Qenzo untuk berfoto dengannya.

Qenzo yang menyaksikan kecantikan Nesya yang begitu dengan membuat hatinya berdetak lebih cepat. Beberapa menit kemudian kedua tangan Qenzo sudah menyentuh pipi Nesya yang hangat.

"Nes aku boleh nggak mencium kamu?" tanya Qenzo meminta izin.

Nesya mengangguk dan tersenyum saat tangan Qenzo menyentuh pipinya. Nesya mulai memejamkan matanya. Bibir Qenzo mulai mendekati bibir Nesya yang mungil. Sesaat kemudian keduanya menikmati ciuman yang begitu lembut diantara mereka.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***